Teks -- Matius 25:5-46 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Mat 24:3--26:45 - PERCAKAPAN DI BUKIT ZAITUN.
Nas : Mat 24:3-25:46
Nubuat Yesus ini terutama merupakan jawaban atas pertanyaan para
murid-Nya, "Apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan du...
Nas : Mat 24:3-25:46
Nubuat Yesus ini terutama merupakan jawaban atas pertanyaan para murid-Nya, "Apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" Yesus memberikan kepada mereka:
- (1) tanda-tanda umum yang akan terjadi selama zaman ini sampai pada akhir zaman (Mat 24:4-14);
- (2) tanda-tanda khusus yang menunjukkan bahwa akhir zaman telah tiba, yaitu masa kesengsaraan besar (Mat 24:15-28);
- (3) tanda-tanda yang menakjubkan yang terjadi pada saat Ia datang dengan kemuliaan dan kuasa (Mat 24:29-31);
- (4) peringatan kepada orang kudus dalam masa kesengsaraan besar agar berjaga-jaga terhadap tanda-tanda yang menuju kepada kedatangan Kristus yang dinanti-nantikan segera setelah masa kesengsaraan besar berakhir (Mat 24:32-35);
- (5) peringatan kepada orang percaya yang hidup sebelum masa
kesengsaraan untuk siap sedia secara rohani karena kedatangan
Kristus untuk jemaat-Nya akan terjadi pada saat yang tak diduga-duga
(Mat 24:36-51; 25:1-30;
lihat cat. --> Yoh 14:3, dan
[atau ref. Yoh 14:3]
lihat art. KEANGKATAN GEREJA);
- (6) suatu gambaran mengenai penghakiman bangsa-bangsa setelah Ia datang kembali ke bumi (Mat 25:31-46). Perlu diperhatikan bahwa banyak rincian mengenai kedatangan kembali Kristus tidak dijelaskan dalam pasal Mat 24:1-51. Selanjutnya, sampai saat ini belum ada seorang pun yang mengartikan semua nubuat mengenai akhir zaman dengan kepastian penuh. Dalam percakapan Yesus terdapat unsur rahasia yang perlu kerendahan hati dan hati yang tertuju kepada Tuhan Yesus sendiri. Kita dapat menantikan tambahan pengertian tentang penyataan ini pada akhir zaman (bd. Dan 12:9).
Full Life: Mat 25:15 - TALENTA.
Nas : Mat 25:15
Perumpamaan tentang talenta mengingatkan kita bahwa tempat dan
pelayanan kita di sorga akan ditentukan oleh kesetiaan dalam kehidup...
Nas : Mat 25:15
Perumpamaan tentang talenta mengingatkan kita bahwa tempat dan pelayanan kita di sorga akan ditentukan oleh kesetiaan dalam kehidupan dan pelayanan kita di bumi (bd. ayat Mat 25:29). Talenta melambangkan semua kemampuan, waktu, sumber daya dan kesempatan untuk melayani Allah ketika masih di bumi ini. Hal-hal ini dianggap oleh Allah sebagai sesuatu yang dipercayakan kepada kita dan kita bertanggung jawab untuk mengelolanya dengan sebijaksana mungkin.
Full Life: Mat 25:29 - SETIAP ORANG YANG MEMPUNYAI.
Nas : Mat 25:29
Yesus menyatakan suatu prinsip penting yang berhubungan dengan
pahala dan kedudukan orang percaya di sorga. Apa yang akan diterima ...
Nas : Mat 25:29
Yesus menyatakan suatu prinsip penting yang berhubungan dengan pahala dan kedudukan orang percaya di sorga. Apa yang akan diterima orang percaya dalam Kerajaan Allah di masa yang akan datang tergantung pada apa yang mereka miliki saat ini. Kedudukan dan warisan di sorga akan sebanding dengan pengabdian mereka sekarang ini kepada jalan dan Kerajaan Allah
(lihat cat. --> Luk 22:24-30).
[atau ref. Luk 22:24-30]
Full Life: Mat 25:32 - MEMISAHKAN DOMBA DARI KAMBING.
Nas : Mat 25:32
Peristiwa pemisahan ini terjadi setelah masa kesengsaraan besar dan
kedatangan Kristus kembali ke bumi tetapi sebelum memulai memer...
Nas : Mat 25:32
Peristiwa pemisahan ini terjadi setelah masa kesengsaraan besar dan kedatangan Kristus kembali ke bumi tetapi sebelum memulai memerintah bumi ini (bd. Dan 7:9-14; Wahy 5:10; 19:11-20:4).
- 1) Pada saat Kristus datang kembali orang yang sudah selamat dan yang tidak selamat yang masih hidup di bumi ini dan lolos dari masa kesengsaraan besar masih bercampur.
- 2) Penghakiman ketika itu meliputi pemisahan orang fasik dari orang
benar (ayat Mat 25:32-33;
lihat cat. --> Mat 13:41).
[atau ref. Mat 13:41]
- 3) Penghakiman itu akan dilandaskan pada perbuatan kasih dan kebaikan terhadap mereka yang menjadi milik Kristus dan yang menderita. Ungkapan kasih dan belas kasihan ini dianggap sebagai tindakan yang menunjukkan iman dan keselamatan sejati (ayat Mat 25:35-46).
- 4) Orang fasik tidak akan diizinkan untuk memasuki Kerajaan Kristus, tetapi akan langsung dicampakkan ke dalam tempat hukuman kekal (ayat Mat 25:41,46; Wahy 14:11).
- 5) Orang benar akan mewarisi hidup kekal (ayat Mat 25:46) dan
Kerajaan Allah (ayat Mat 25:34;
lihat cat. --> Wahy 20:4).
[atau ref. Wahy 20:4]
Full Life: Mat 25:41 - IBLIS DAN MALAIKAT-MALAIKATNYA.
Nas : Mat 25:41
Pemberontakan Iblis melawan Allah
(lihat cat. --> Mat 4:10)
[atau ref. Mat 4:10]
mengikutsertakan sepertig...
Nas : Mat 25:41
Pemberontakan Iblis melawan Allah
(lihat cat. --> Mat 4:10)
[atau ref. Mat 4:10]
mengikutsertakan sepertiga dari malaikat di sorga (Wahy 12:4). Sebagian dari mereka sudah terbelenggu di neraka (2Pet 2:4; Yud 1:6), sedangkan yang lain masih bebas berkeliaran di bawah kekuasaan dan pengawasan Iblis (Mat 12:24; 25:41; Ef 2:2; Wahy 12:7). Malaikat yang masih bebas ini adalah utusan-utusan Iblis yang terorganisasi secara sangat rapi (Ef 6:11-12) dan mungkin sama dengan setan-setan yang disebutkan dalam Alkitab
(lihat art. KUASA ATAS IBLIS DAN SETAN-SETAN).
Jerusalem -> Mat 24:45--25:30; Mat 25:1-13; Mat 25:14-30; Mat 25:21; Mat 25:23; Mat 25:31; Mat 25:32; Mat 25:34; Mat 25:35-36
Jerusalem: Mat 24:45--25:30 - -- Pada wejangan yang menubuatkan kemusnahan Yerusalem dan kedatangan nyata Kerajaan Mesias dalam jemaatNya Matius menambah tiga buah Perumpamaan yang me...
Pada wejangan yang menubuatkan kemusnahan Yerusalem dan kedatangan nyata Kerajaan Mesias dalam jemaatNya Matius menambah tiga buah Perumpamaan yang mengenai kesudahan masing-masing orang. Perumpamaan pertama berkata tentang seorang hamba Kristus yang dipercayakan suatu jabatan dalam Gereja, seperti misalnya para rasul; hamba itu dihakimi sesuai dengan cara ia menunaikan tugasnya (Mat 24:45-51).
Jerusalem: Mat 25:1-13 - -- Gadis-gadis itu ialah orang Kristen yang sedang menantikan "mempelai" mereka, yaitu Kristus. Meskipun kedatanganNya ditunda-tunda, namun pelita-pelita...
Gadis-gadis itu ialah orang Kristen yang sedang menantikan "mempelai" mereka, yaitu Kristus. Meskipun kedatanganNya ditunda-tunda, namun pelita-pelita penjaga harus siap-sedia.
Jerusalem: Mat 25:14-30 - -- Orang-orang Kristen tidak ubahnya dengan hamba-hamba yang oleh majikannya, ialah Yesus, sudah dipercayai beberapa karunia yang harus dipergunakan untu...
Orang-orang Kristen tidak ubahnya dengan hamba-hamba yang oleh majikannya, ialah Yesus, sudah dipercayai beberapa karunia yang harus dipergunakan untuk mengembangkan kerajaanNya; akhirnya mereka harus mempertanggungjawabkan buah hasilnya. Perumpamaan tentang uang mina, Luk 19:12-27, agak serupa, tetapi ajarannya berbeda.
Jerusalem: Mat 25:21 - kebahagiaan Harafiah: kegembiraan. Tetapi kegembiraan itu tentu membahagiakan. Yang dimaksudkan ialah kebahagiaan atau kegembiraan perjamuan sorgawi, Mat 8:11+.
Harafiah: kegembiraan. Tetapi kegembiraan itu tentu membahagiakan. Yang dimaksudkan ialah kebahagiaan atau kegembiraan perjamuan sorgawi, Mat 8:11+.
Jerusalem: Mat 25:23 - tanggung jawab dalam perkara yang besar Bdk Mat 25:21. Yang dimaksudkan ialah: secara aktip turut serta dalam pemerintahan Kristus.
Bdk Mat 25:21. Yang dimaksudkan ialah: secara aktip turut serta dalam pemerintahan Kristus.
Jerusalem: Mat 25:31 - di atas tahta kemuliaanNya sekarang penggambaran mengenai kedatangan Kristus yang paling akhir di akhir zaman.
sekarang penggambaran mengenai kedatangan Kristus yang paling akhir di akhir zaman.
Jerusalem: Mat 25:32 - semua bangsa Artinya semua manusia dari segala zaman. Kebangkitan orang mati tidak sampai disebutkan, tetapi pasti di andaikan, bdk Mat 10:15; Mat 11:22-24; Mat 12...
Artinya semua manusia dari segala zaman. Kebangkitan orang mati tidak sampai disebutkan, tetapi pasti di andaikan, bdk Mat 10:15; Mat 11:22-24; Mat 12:41 dst.
Jerusalem: Mat 25:34 - Kerajaan Kristus, raja Mesias, memindahkan orang pilihan dari KerajaanNya sendiri masuk ke dalam Kerajaan Bapa, Mat 13:43+.
Kristus, raja Mesias, memindahkan orang pilihan dari KerajaanNya sendiri masuk ke dalam Kerajaan Bapa, Mat 13:43+.
Jerusalem: Mat 25:35-36 - -- Manusia diadili menurut karya amal dan belas kasihannya (disebut di sini seperti lazim dalam Kitab Suci, bdk Yes 58:7; Ayu 22:6 dst; Sir 7:32 dst, dll...
Bab ini melandjutkan atjara bab 24 Mat 24.
supaja selalu siap.
Ende: Mat 25:14-30 - -- Harus giat berusaha berbuat baik dan tetap setia melakukan segala kewadjiban.
Harus giat berusaha berbuat baik dan tetap setia melakukan segala kewadjiban.
Ende: Mat 25:31-46 - -- Jang chususnja dipertimbangkan pada pengadilan terachir, dan terlebih
menentukan nasib abadi, ialah sikap manusia terhadap sesamanja atau dengan lain
...
Jang chususnja dipertimbangkan pada pengadilan terachir, dan terlebih menentukan nasib abadi, ialah sikap manusia terhadap sesamanja atau dengan lain kata: pengamalan hukum tjinta-kasih.
Ende: Mat 25:32 - -- Biasanja domba-domba dan kambing-kambing digembalakan bersama dan dipisahkan
pada sendja sebelum masuk kandang.
Biasanja domba-domba dan kambing-kambing digembalakan bersama dan dipisahkan pada sendja sebelum masuk kandang.
· perjamuan kawin: Wahy 19:9
· akan saatnya: Mat 24:42,44; Mr 13:35; Luk 12:40
· menurut kesanggupannya: Mat 18:24,25
· dalam perkara: Mat 25:23; Mat 24:45,47; Luk 16:10
· dari padanya: Mat 13:12; Mr 4:25; Luk 8:18; 19:26
Ref. Silang FULL: Mat 25:31 - Manusia datang // atas takhta · Manusia datang: Luk 17:30; Luk 17:30
· atas takhta: Mat 19:28
Ref. Silang FULL: Mat 25:32 - akan memisahkan // dari kambing · akan memisahkan: Mal 3:18
· dari kambing: Yeh 34:17,20
· akan memisahkan: Mal 3:18
· dari kambing: Yeh 34:17,20
Ref. Silang FULL: Mat 25:34 - terimalah Kerajaan // sejak dunia · terimalah Kerajaan: Mat 3:2; Mat 3:2; Mat 5:3,10,19; 19:14; Kis 20:32; Kis 20:32; 1Kor 15:50; Gal 5:21; Yak 2:5
· sejak dunia: Ibr 4:...
· terimalah Kerajaan: Mat 3:2; [Lihat FULL. Mat 3:2]; Mat 5:3,10,19; 19:14; Kis 20:32; [Lihat FULL. Kis 20:32]; 1Kor 15:50; Gal 5:21; Yak 2:5
· sejak dunia: Ibr 4:3; 9:26; Wahy 13:8; 17:8
· Aku tumpangan: Ayub 31:32; Ibr 13:2
Ref. Silang FULL: Mat 25:36 - Aku pakaian // melawat Aku // mengunjungi Aku · Aku pakaian: Yes 58:7; Yeh 18:7; Yak 2:15,16
· melawat Aku: Yak 1:27
· mengunjungi Aku: 2Tim 1:16
· untuk Aku: Mat 10:40,42; [Lihat FULL. Mat 10:40]; [Lihat FULL. Mat 10:42]; Ibr 13:2
Ref. Silang FULL: Mat 25:41 - dari hadapan-Ku // dalam api // dan malaikat-malaikatnya · dari hadapan-Ku: Mat 7:23; Mat 7:23
· dalam api: Yes 66:24; Mat 3:12; Mat 5:22; Mat 5:22; Mr 9:43,48; Luk 3:17; Yud 1:7
· dan...
· untuk Aku: Ams 14:31; 17:5
Ref. Silang FULL: Mat 25:46 - yang kekal // · yang kekal: Mat 19:29; Yoh 3:15,16,36; 17:2,3; Rom 2:7; Gal 6:8; 1Yoh 1:2; 5:11,13,20
· : Dan 12:2; Yoh 5:29; Kis 24:15; Rom 2:7,8; Ga...
· yang kekal: Mat 19:29; Yoh 3:15,16,36; 17:2,3; Rom 2:7; Gal 6:8; 1Yoh 1:2; 5:11,13,20
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry: Mat 25:1-13 - Perumpamaan Sepuluh Gadis
Pasal ini melanjutkan dan sekaligus mengakhiri khotbah Juruselamat kita yang telah dimulai dalam pasal sebelumnya, tentang kedatangan-Nya yang ked...
- Pasal ini melanjutkan dan sekaligus mengakhiri khotbah Juruselamat kita yang telah dimulai dalam pasal sebelumnya, tentang kedatangan-Nya yang kedua kali dan akhir dunia ini. Ini adalah khotbah perpisahan-Nya yang sarat dengan peringatan, sama seperti penghiburan yang telah diberikan kepada murid-murid-Nya dalam Yohanes 14:15-16. Mereka membutuhkan keduanya dalam dunia yang penuh dengan godaan dan kesukaran seperti ini. Pesan utama khotbah tersebut adalah, karena itu berjaga-jagalah dan bersiapsedialah. Sekarang, untuk menjelaskan peringatan yang sungguh-sungguh bertujuan untuk membangunkan orang ini, dalam pasal ini disampaikan tiga perumpamaan, yang tujuannya sama, yakni untuk mendorong kita semua agar lebih bersungguh-sungguh dan rajin mempersiapkan diri dalam menyongsong kedatangan Kristus yang kedua kali. Pesan ini juga disampaikan pada berbagai kesempatan perpisahan dengan jemaat-Nya, seperti sebelum kematian-Nya (Yoh. 14:2), pada hari kenaikan-Nya ke sorga (Kis. 1:11), dan pada bagian penutup Alkitab (Why. 22:20). Sekarang, hal yang berkaitan dengan diri kita adalah agar kita mempersiapkan diri untuk kedatangan Kristus:
- I. Agar kita selalu siap siaga menunggu untuk melayani Dia seperti yang ditunjukkan dalam perumpamaan sepuluh gadis (ay. 1-13).
- II. Agar kita siap memberikan pertanggungjawaban kepada-Nya seperti yang digambarkan dalam perumpamaan tiga orang hamba (ay. 14-30).
- III. Agar kita siap menerima hukuman terakhir dari-Nya, yang bisa berupa kehidupan kekal. Hal ini digambarkan dengan lebih jelas dalam pelaksanaan penghakiman terakhir (ay. 31-46). Semuanya ini adalah peringatan yang sangat mengerikan, karena menyangkut soal kekekalan kita masing-masing.
Perumpamaan Sepuluh Gadis (25:1-13)
- Di sini dijelaskan:
- I. Bahwa yang digambarkan secara umum adalah Kerajaan Sorga, keadaan segala sesuatu di bawah pengaruh Injil, bagian lahiriah dari Kerajaan Kristus, serta pemerintahan dan keberhasilannya. Beberapa perumpamaan Kristus telah menunjukkan kepada kita bagaimana Kerajaan-Nya itu diterima pada saat kini, sebagaimana yang digambarkan dalam pasal 13. Sedangkan dalam pasal ini ditunjukkan bagaimana jadinya tatkala rahasia Allah diakhiri dan Kerajaan itu diserahkan kepada Bapa. Pelaksanaan pemerintahan Kristus terhadap mereka yang siap dan tidak siap pada hari yang mulia itu bisa digambarkan melalui perumpamaan ini; atau Kerajaan itu dijadikan bagi para warga Kerajaan itu. Orang-orang yang mengaku percaya kepada Kekristenan diibaratkan seperti sepuluh gadis ini, dan kelak mereka akan dibedakan dengan cara demikian pula.
- II. Bahwa yang digunakan sebagai penggambaran adalah kekhidmatan sebuah perkawinan. Zaman dulu, ada suatu kebiasaan yang kadang-kadang dilakukan di antara orang-orang Yahudi pada peristiwa perkawinan itu, yaitu mempelai laki-laki datang, dengan ditemani sahabat-sahabatnya, pada jauh malam ke rumah pengantin perempuan, yang menantikannya. Sang pengantin perempuan ini juga ditemani oleh sejumlah pengiring perempuan. Ketika ada pemberitahuan bahwa mempelai laki-laki sudah hampir tiba, para pengiring perempuan ini harus pergi menyongsong kedatangan mempelai laki-laki dengan membawa pelita untuk menerangi jalan mempelai laki-laki menuju rumah pengantin perempuan dengan disertai berbagai upacara dan acara resmi, untuk merayakan perkawinan ini dengan penuh sukacita. Beberapa orang menduga bahwa untuk peristiwa ini biasanya ditugaskan sepuluh orang gadis. Orang-orang Yahudi tidak pernah menyelenggarakan acara penyunatan, Paskah, atau peresmian perkawinan di tempat ibadah mereka tanpa kehadiran sekurang-kurangnya sepuluh orang. Ketika Boas menikahi Rut, ia memilih sepuluh saksi (Rut 4:2).
- Sekarang, dalam perumpamaan ini:
- . Mempelai laki-laki itu adalah Tuhan kita Yesus Kristus. Ia digambarkan seperti itu dalam Mazmur pasal 45, dalam Kidung Agung Salomo, dan sering juga dalam Perjanjian Baru. Semuanya ini berbicara mengenai kasih-Nya yang sedalam-dalamnya dan tiada bandingannya serta kovenan atau perjanjian-Nya yang setia dan tak tergoyahkan kepada tunangan-Nya, yaitu jemaat-Nya. Sekarang, orang-orang percaya dipertunangkan dengan Kristus (Hos. 2:18). Tetapi kekhidmatan perkawinan itu sendiri disimpan untuk disediakan nanti pada hari yang mulia itu, tatkala pengantin perempuan, istri Anak Domba itu, telah benar-benar siap sedia (Why. 19:7, 9).
- . Gadis-gadis ini adalah orang-orang percaya, anggota jemaat.
- Tetapi, di sini mereka diumpamakan sebagai teman-temannya (Mzm. 45:15), di tempat lain dikatakan sebagai anak-anaknya (Yes. 54:1), sebagai perhiasannya (Yes. 49:18). Mereka yang mengikuti Anak Domba itu, dikatakan sama seperti perawan (Why. 14:4). Hal ini menunjukkan kecantikan dan kemurnian mereka, karena mereka akan dibawa sebagai perawan suci kepada Kristus (2Kor. 11:2). Mempelai laki-laki itu adalah seorang raja, sehingga para gadis ini menjadi hamba perempuan yang terhormat, dara-dara yang tak terbilang banyaknya (Kid. 6:8). Namun, di sini jumlah mereka dikatakan sepuluh orang.
- . Tugas gadis-gadis ini adalah menyongsong kedatangan mempelai laki-laki, sebuah tugas yang sangat membahagiakan. Mereka datang untuk bersiap siaga melayani mempelai laki-laki itu ketika ia muncul, dan sementara itu mereka menunggu kedatangannya. Perhatikan sifat Kekristenan di sini.
- Sebagai umat Kristen, kita mengaku bahwa kita adalah:
- (1) Pelayan-pelayan yang siap melayani Kristus, menghormati-Nya sebagai mempelai laki-laki yang mulia, memuliakan nama-Nya dan mendatangkan puji-pujian bagi Dia, khususnya ketika Ia akan datang untuk dimuliakan dalam orang-orang kudus-Nya. Kita harus mengikuti-Nya sebagai pelayan-pelayan terhormat yang melayani tuan-tuan mereka (Yoh. 12:26). Meninggikan nama-Nya dan menyerukan pujian bagi Kristus yang mahamulia, inilah tugas kita.
- (2) Orang-orang yang menanti-nantikan Kristus dan kedatangan-Nya yang kedua kali. Sebagai umat Kristen, kita bukan hanya mengaku dan mencari Kristus, tetapi juga mengasihi dan merindukan kedatangan-Nya, serta bertingkah laku sepenuhnya sesuai dengan pengakuan kita itu. Kedatangan Kristus yang kedua kali merupakan pusat, tempat semua arah kehidupan beragama kita bertemu, dan padanya seluruh kehidupan ibadah kita selalu merujuk dan mengarah.
- . Perhatian utama mereka adalah memiliki terang di tangan mereka ketika sedang melayani mempelai laki-laki itu. Dengan demikian mereka dapat menghormati dan melayani Dia. Perhatikanlah, orang-orang Kristen adalah anak-anak terang. Injil adalah terang, dan mereka yang menerimanya tidak boleh hanya diterangi saja, tetapi ia juga harus bercahaya seperti bintang-bintang, harus berpegang padanya (Flp. 2:15-16). Inilah keadaan pada umumnya.
- Sekarang, mengenai sepuluh gadis ini, dapat kita amati:
- (1) Sifat mereka yang berbeda, dengan disertai bukti dan petunjuk mengenai hal itu.
- [1] Sifat mereka adalah bahwa lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana (ay. 2). Dan, hikmat melebihi kebodohan, seperti terang melebihi kegelapan, begitulah kata Salomo, seorang hakim yang cakap (Pkh. 2:13). Perhatikanlah, di antara orang-orang yang memiliki pengakuan iman dan golongan kepercayaan yang sama pun sifat-sifat mereka bisa sangat berbeda dalam pandangan Allah. Orang-orang Kristen yang tulus adalah gadis-gadis yang bijaksana, sedangkan orang-orang munafik adalah gadis-gadis yang bodoh. Dalam perumpamaan lain, orang-orang ini diibaratkan seperti orang-orang bijaksana dan bodoh yang mendirikan rumah. Perhatikanlah, mereka memang benar-benar bijaksana atau bodoh dalam hal mengurus jiwa mereka. Agama yang sejati adalah kebijaksanaan yang sejati. Dosa merupakan kebodohan, khususnya dosa kemunafikan, karena orang-orang yang sungguh bodoh adalah mereka yang menganggap diri sendiri bijak, dan mereka ini sungguh para pendosa besar, karena berlaku seolah-olah orang jujur. Karena jumlah gadis yang bijaksana sama dengan gadis yang bodoh, beberapa orang mengamati betapa Kristus sangat tulus mengingini adanya keserasian (dikutip dari Uskup Agung Tillotson), seolah-olah Ia berharap bahwa jumlah orang percaya yang sejati mendekati jumlah orang munafik, atau setidaknya Ia mau mengajar kita untuk mengharapkan yang terbaik bagi orang-orang percaya sejati, bermurah hati dan penuh kasih memikirkan hal-hal yang baik bagi mereka. Dalam menilai diri sendiri, kita harus ingat bahwa sesaklah pintu dan sedikit orang yang mendapatinya, tetapi dalam menilai orang lain, kita harus ingat bahwa Pemimpin keselamatan kita membawa banyak orang kepada kemuliaan.
- [2] Bukti dari sifat ini bisa dilihat dalam hal yang sama yang dimintai dari mereka, dan dari hal inilah mereka dihakimi.
- Pertama, kebodohan yang dilakukan gadis-gadis bodoh itu adalah, mereka membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak (ay. 3). Mereka hanya memiliki cukup minyak untuk membuat pelita mereka menyala sesaat, untuk berpura-pura menunjukkan bahwa seolah-olah mereka ingin menyongsong mempelai laki-laki, tetapi tidak memiliki minyak dalam buli-buli mereka sebagai cadangan untuk ditambahkan ke dalam pelita seandainya mempelai laki-laki itu tertunda kedatangannya. Seperti itulah orang-orang munafik itu.
- . Mereka tidak mempunyai pegangan yang kokoh dalam hati mereka. Mereka memiliki pelita pengakuan di tangan mereka, tetapi mereka tidak memiliki pengetahuan yang sehat, sikap yang berakar dalam, dan ketetapan hati yang mantap di dalam hati mereka, yaitu hal-hal yang diperlukan untuk membawa mereka melewati pelayanan dan pencobaan zaman sekarang. Mereka bertindak di bawah pengaruh rangsangan dari luar yang tidak mengandung kehidupan rohani. Sama seperti seorang pedagang yang mulai berusaha tanpa memiliki persediaan barang dagang, atau seperti benih yang jatuh di tanah berbatu-batu, sehingga tidak berakar.
- . Mereka tidak memiliki pertimbangan tentang apa yang akan terjadi dan juga tidak memikirkan masa depan. Mereka membawa pelita hanya untuk dipamerkan pada saat sekarang, tetapi tidak membawa minyak sebagai persediaan. Ketidakpedulian menjadi kehancuran banyak orang percaya. Semua perhatian mereka hanya tertuju untuk memuji diri sendiri di hadapan sesama yang sekarang berhubungan dengan mereka, dan bukan untuk membuat diri mereka berkenan di hadapan Kristus yang akan muncul di hadapan mereka dalam kekekalan. Seolah-olah segala sesuatu akan beres dan baik-baik saja nanti bila keadaan saat kini juga sudah beres. Katakan kepada mereka tentang hal-hal yang masih belum terlihat sekarang, maka Anda akan menjadi seperti Lot yang berbicara kepada bakal menantu laki-lakinya dan dipandang sebagai orang yang berolok-olok saja. Mereka tidak mengumpulkan untuk masa selanjutnya, seperti bangsa semut, juga tidak mengumpulkan untuk waktu yang akan datang (1Tim. 6:19).
- Kedua, sifat bijak gadis-gadis yang bijaksana adalah bahwa mereka membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka (ay. 4). Mereka memiliki dasar pegangan yang baik di dalam hati mereka, yang akan memelihara dan menjaga pengakuan iman mereka.
- . Hati adalah buli-buli, dan kita harus bijak untuk selalu memenuhinya, karena dari perbendaharaan hati yang baik akan keluar barang yang baik, tetapi jika akar-akar itu menjadi busuk, maka kuntumnya akan beterbangan seperti abu.
- . Anugerah adalah minyak yang harus kita miliki di dalam buli-buli. Di dalam tabernakel selalu tersedia minyak yang dibuat untuk penerangan (Kel. 35:14). Terang kita harus bercahaya di depan orang dalam wujud perbuatan baik. Tetapi hal itu tidak akan terjadi atau tidak akan berlangsung lama, kecuali terdapat dasar kokoh yang giat dan tertanam di dalam hati, yaitu iman di dalam Kristus serta kasih kepada Allah dan sesama kita. Dari situlah kita harus bertindak dalam segala sesuatu yang kita kerjakan dalam kehidupan beragama kita, dengan pandangan yang tertuju pada apa yang ada di hadapan kita. Mereka yang membawa minyak dalam buli-buli mungkin memiliki anggapan bahwa mempelai laki-laki itu akan menunda kedatangannya. Perhatikanlah, dalam memandang ke depan, akan baik sekali bila kita mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan yang terburuk, menyimpan cukup persediaan untuk menghadapi masa yang panjang dan sulit. Tetapi ingatlah bahwa minyak yang membuat pelita itu tetap menyala haruslah diambil dari kandil Yesus Kristus, Sang Pohon Zaitun yang besar dan baik, melalui pipa-pipa emas peraturan, seperti yang digambarkan dalam penglihatan Zakharia itu (Za. 4:2, 3,12), dan yang dijelaskan dalam Yohanes 1:16, dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia.
- (2) Kesalahan semua gadis itu selama mempelai laki-laki terlambat datang: maka mengantuklah mereka semua lalu tertidur (ay. 5).
- Perhatikan baik-baik di sini:
- [1] Mempelai laki-laki menunda kedatangannya. Dengan perkataan lain, ia tidak segera datang seperti yang mereka harapkan. Apa yang kita cari sebagai kepastian, cenderung kita sangka sebagai sesuatu yang sudah sangat dekat. Pada zaman para rasul, banyak orang membayangkan bahwa hari Tuhan sudah dekat, tetapi tidak demikian halnya. Bagi kita, Kristus tampaknya berlambat-lambat, tetapi sebenarnya Ia tidak akan bertangguh (Hab. 2:3). Terdapat sejumlah alasan yang baik bagi penundaan mempelai laki-laki itu, antara lain, ada banyak rencana dan tujuan yang masih perlu diselesaikan, semua orang pilihan harus dipanggil, kesabaran Allah harus dinyatakan, kesabaran orang-orang kudus harus diuji, penuaian di bumi harus dimatangkan, dan begitu juga penuaian di sorga. Tetapi, walaupun Kristus menunda sampai melampaui waktu kita, Ia tidak akan menunda melampaui waktu yang sudah ditetapkan.
- [2] Ketika Kristus lama tidak datang-datang juga, mereka yang menanti-nantikan Dia mulai menjadi ceroboh dan melupakan apa yang mereka nanti-nantikan. Mengantuklah mereka semua lalu tertidur, seolah-olah mereka menghentikan upaya mencari Dia, seperti yang dikatakan, "Jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Luk. 18:8). Mereka yang merasa pasti bahwa kedatangan-Nya itu bersifat tiba-tiba dan menemukan bahwa hal ini tidak terjadi, cenderung merasa tidak pasti lagi mengenai kedatangan-Nya. Gadis-gadis bijaksana itu mengantuk dan gadis-gadis yang bodoh tertidur, begitulah kata beberapa orang yang membedakan keadaan mereka. Namun, bagaimanapun, mereka semuanya bersalah. Gadis-gadis bijaksana itu tetap membiarkan lampu mereka menyala, tetapi mereka tidak berusaha membuat diri sendiri tetap terjaga. Perhatikanlah, ada terlampau banyak orang Kristen yang baik, ketika sudah lama menjalani pengakuan iman mereka, menjadi lengah dalam persiapan mereka menyongsong kedatangan Kristus yang kedua kali. Mereka menghentikan sementara kepedulian mereka, mengurangi kerajinan mereka, karunia-karunia mereka tidak hidup seperti dahulu lagi, dan pekerjaan mereka juga tidak sempurna di hadapan Allah. Meskipun tidak semua kasih mereka hilang, tetapi kasih yang mula-mula telah ditinggalkan. Kalau untuk berjaga selama satu jam saja bersama Kristus sudah terasa berat bagi para murid, apalagi kalau berjaga untuk selama hidup kita. Aku tidur, kata mempelai perempuan, tetapi hatiku bangun. Perhatikan baik-baik:
- Pertama, mereka mengantuk, kemudian mereka tertidur. Lihatlah, sedikit kecerobohan dan kelalaian bisa membuka jalan bagi kecerobohan dan kelalaian berikutnya. Mereka yang membiarkan diri mereka mengantuk, akan sangat sulit mencegah diri dari tertidur. Oleh karena itu, waspadailah awal kebusukan rohaniah; Venienti occurrite morbo -- Perhatikanlah gejala-gejala awal penyakit. Orang-orang zaman dahulu pada umumnya mengartikan keadaan mengantuk dan tertidurnya gadis-gadis ini sebagai kematian mereka. Semua orang akan mati, baik yang mempunyai hikmat maupun yang bodoh dan dungu (Mzm. 49:11), sebelum hari penghakiman. Demikianlah yang dikatakan Ferus, Antequam veniat sponsus omnibus obdormiscendum est, hoc est, moriendum -- Sebelum Mempelai Laki-laki datang, semua harus tidur, artinya, meninggal. Calvin juga berpendapat demikian. Tetapi saya berpendapat lebih baik jika hal ini kita pahami apa adanya seperti yang sudah dijelaskan di atas.
- (3) Seruan yang mengejutkan mereka untuk melayani mempelai laki-laki (ay. 6), Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Perhatikanlah:
- [1] Meskipun Kristus lama tidak datang-datang, akhirnya Ia akan datang juga. Meskipun Ia tampak lamban, Ia pasti datang. Kedatangan-Nya yang pertama juga terasa lama bagi mereka yang menantikan penghiburan bagi Israel, tetapi ketika waktunya telah genap, Ia datang juga. Begitu juga kedatangan-Nya yang kedua kali, meskipun lama ditunda, hari itu tidak akan dilupakan. Musuh-musuh-Nya akan menderita kerugian karena mereka tidak mengenal arti kesabaran, sedangkan sahabat-sahabat-Nya akan menemukan penghiburan, sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu. Tahun penuntutan bela telah ditetapkan, dan akan tiba.
- [2] Kedatangan Kristus akan terjadi pada tengah malam, ketika kita kurang mencari Dia, dan lebih suka beristirahat. Kedatangan-Nya untuk menolong dan menghibur umat-Nya sering terjadi tatkala tampaknya kebaikan sudah sangat jauh, sedangkan kedatangan-Nya untuk membuat perhitungan dengan musuh-musuh-Nya akan terjadi ketika mereka menganggap jauh hari malapetaka dari mereka. Pembunuhan anak-anak sulung di tanah Mesir dan penyelamatan bangsa Israel terjadi pada tengah malam (Kel. 12:29). Kematian sering datang pada saat yang tidak disangka-sangka, jiwa orang bodoh itu diambil pada malam hari (Luk. 12:20). Kristus akan datang pada saat Ia berkenan, untuk menunjukkan kekuasaan-Nya. Ia tidak akan memberi tahu kita waktunya, untuk mengajar kita agar tetap setia pada tugas-tugas kita.
- [3] Ketika Kristus datang, kita harus menyongsong Dia.
- Sebagai umat-Nya kita harus mengikuti semua gerakan Tuhan Yesus, dan menjumpai Dia kapan pun dan di mana pun. Ketika Ia datang kepada kita pada saat kematian, kita harus keluar dari tubuh kita, keluar dari dunia ini, untuk menyongsong Dia dengan penuh kasih sayang dan jiwa yang siap sesuai dengan harapan kita untuk berkenan bagi Dia. Songsonglah Dia merupakan seruan bagi mereka yang suka mempersiapkan diri dan benar-benar siap.
- [4] Pemberitahuan kedatangan Kristus dan seruan untuk menyongsong-Nya akan membuat orang terjaga, terdengarlah suara orang berseru. Kedatangan-Nya yang pertama tidak diketahui orang sama sekali, juga tidak ada yang berseru, Lihat, Mesias ada di sini, atau, Mesias ada di sana. Ia telah ada di dalam dunia ini, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Tetapi kedatangan-Nya yang kedua akan diketahui oleh seluruh dunia, Setiap mata akan melihat Dia. Akan ada seruan dari sorga, karena Tuhan sendiri akan turun dengan seruan "Bangkitlah kamu yang mati, dan datanglah pada hari penghakiman. Juga akan ada seruan dari bumi, seruan kepada gunung-gunung dan batu-batu karang" (Why. 6:16)
- (4) Tanggapan mereka terhadap seruan itu (ay. 7), Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka, memadamkan pelita masing-masing dan mengisinya dengan minyak dan cepat-cepat pergi untuk menyambut sang mempelai laki-laki.
- Sekarang:
- [1] Melalui gadis-gadis bijaksana ini, kita melihat bagaimana persiapan yang seharusnya dibuat untuk menyongsong kedatangan mempelai laki-laki. Perhatikanlah, karena sifat kematian yang selalu datang dengan tiba-tiba, maka bahkan mereka yang telah mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin untuk menyongsong kematian itu pun harus tetap berusaha sebaik mungkin agar mereka benar-benar siap, supaya mereka kedapatan dalam perdamaian dengan Dia (2Ptr. 3:14), didapati melakukan tugas (Mat. 24:46), dan tidak kedapatan telanjang (2Kor. 5:3). Hari itu akan menjadi hari penyelidikan dan pemeriksaan, dan karena itu kita harus peduli memikirkan bagaimana keadaan kita nanti. Ketika kita melihat hari itu semakin mendekat, kita harus mengarahkan diri dengan sungguh-sungguh pada soal kematian kita, memperbarui pertobatan kita terhadap dosa, kesepakatan kita terhadap perjanjian, perpisahan kita dengan dunia ini, dan jiwa kita harus keluar menuju Allah dengan kerinduan yang pantas.
- [2] Melalui gadis-gadis yang bodoh ini, perumpamaan ini menunjukkan betapa sia-sianya keyakinan yang berlebihan itu, betapa sia-sianya mereka menyombongkan bahwa keadaan mereka baik dan bahwa mereka telah siap bagi dunia lain. Perhatikanlah, bahkan anugerah yang palsu pun akan dipakai orang untuk pamer diri ketika sedang menghadapi kematian, seperti yang telah biasa mereka lakukan sepanjang kehidupan mereka. Harapan orang munafik akan menyala terang menjelang kematian mereka, seperti kilat sebelum kematian.
- (5) Kesulitan yang dihadapi oleh gadis-gadis bodoh karena kekurangan minyak (ay. 8-9).
- Hal ini menunjukkan:
- [1] Kekalutan sebagian orang munafik ketika menghadapi keadaan mereka yang menyengsarakan, bahkan saat menjelang kematian, ketika Allah membuka mata mereka untuk melihat kebodohan mereka dan melihat mereka sendiri binasa dengan dusta yang menjadi pegangannya. Atau, bagaimanapun juga,
- [2] Hal ini menunjukkan keadaan sesungguhnya dari kesengsaraan yang akan mereka jumpai di seberang kematian sana ketika mereka dihakimi. Betapa palsunya pengakuan iman mereka itu sampai tidak dapat menolong mereka dari segala sesuatu pada hari yang mulia itu. Lihatlah apa yang terjadi.
- Pertama, pelita mereka padam. Pelita orang-orang munafik sering kali padam dalam kehidupan ini. Ketika mereka yang telah memulai dalam Roh mengakhirinya di dalam daging, maka kemunafikan akan muncul dalam bentuk kemurtadan yang seterang-terangnya (2Ptr. 2:20). Iman pengakuan mereka memudar, nilainya hilang, harapan gagal, dan tidak ada penghiburan lagi. Betapa seringnya pelita orang fasik dipadamkan? (Ayb. 21:17). Meskipun banyak orang munafik menjaga nama baik dan kebahagiaan mereka sampai akhir hayat, tetapi apa arti semua itu kalau Allah menuntut nyawanya? (Ayb. 27:8). Jika terang orang fasik tidak dipadamkan di hadapannya, tentu akan dipadamkan di dalam dirinya (Ayb. 18:5-6). Sesungguhnya mereka akan berbaring di tempat siksaan (Yes. 50:11). Hasil pengakuan yang munafik tidak akan berguna pada hari penghakiman (Mat. 7:22-23). Pelita orang fasik dipadamkan ketika harapan mereka terbukti seperti benang laba-laba (Ayb. 8:11 dst.), dan yang masih diharapkan mereka hanyalah menghembuskan napas (Ayb. 11:20), seperti bagal Absalom yang terus berlari meninggalkan dia tersangkut di pohon tarbantin.
- Kedua, mereka menginginkan minyak untuk digunakan ketika pelita mereka mulai padam. Perhatikanlah, mereka yang kekurangan anugerah sejati, pada suatu saat nanti pasti menyadari kekurangan mereka. Pengakuan yang hanya di kulit luar akan sangat menyenangkan hati dan mungkin mampu membawa orang berjalan cukup jauh, tetapi tidak akan membawa dia terus sampai akhir. Mungkin pelita itu akan menerangi perjalanan kehidupan di dunia ini, tetapi kabut lembah dari bayangan kematian akan memadamkannya.
- Ketiga, dengan gembira mereka minta tolong kepada gadis-gadis bijaksana itu untuk berbagi minyak dari buli-buli mereka, Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu. Waktunya akan datang ketika orang-orang duniawi yang munafik akan melihat sendiri bagaimana tampaknya keadaan orang-orang Kristen sejati. Mereka yang sekarang membenci keketatan kehidupan beragama, pada saat kematian dan penghakiman nanti akan sungguh merindukan penghiburan penuh atas keadaan yang mereka hadapi saat itu. Mereka yang hidup ceroboh dalam menjalani kehidupan ini, sekarang ingin mati seperti kematian orang benar. Waktunya akan datang ketika orang-orang yang sekarang melecehkan kerendahan hati penyesalan dosa orang-orang kudus, dengan mudah akan tertarik untuk mengikuti dan menghargai orang-orang kudus itu sebagai sahabat karib dan penolong, yang sekarang ini mereka tempatkan bersama-sama dengan anjing penjaga kambing domba mereka. Menurut beberapa orang, ungkapan Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu berarti, "Tolong berbicaralah yang baik-baik demi kami." Tetapi tidak akan ada manusia yang bisa menjadi penjamin pada hari yang mulia itu, karena Sang Hakim mengetahui bagaimana watak setiap orang yang sebenarnya. Bukankah bagus ketika mereka terdorong untuk berkata, "Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu?"
- Memang, itu baik, tetapi:
- . Permintaan ini dilakukan karena mereka terpaksa merasa perlu pada saat itu. Perhatikanlah, kebutuhan akan anugerah itu baru mereka lihat tatkala mereka tahu bahwa anugerah itu akan menyelamatkan mereka. Namun, sebelum itu mereka tidak mau melihat kebutuhan akan anugerah ketika anugerah itu mau menguduskan dan memerintah atas mereka.
- . Semua sudah terlambat. Allah hanya akan memberikan minyak jika mereka memintanya pada saat yang tepat. Mereka tidak dapat membeli lagi saat pasar telah usai, tidak ada jual beli lagi ketika keadaan menjadi gelap.
- Keempat, teman-teman mereka tidak mau berbagi minyak dengan mereka. Penolakan orang-orang baik ini merupakan tanda penolakan Allah yang menyedihkan terhadap mereka. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak. Penolakan yang langsung ini sebenarnya tidak ada dalam teks kitab Matius yang asli, tetapi ditambahkan oleh para penerjemah, karena (seperti yang dilakukan orang kebanyakan) gadis-gadis bijaksana ini pasti lebih memilih untuk memberikan sebuah alasan tanpa langsung menjawab tidak, daripada menjawab tidak dan tidak menyertakan alasannya. Mereka ingin menolong sesama mereka yang sedang dalam kesulitan, tetapi, mereka tidak boleh, mereka tidak dapat, mereka tidak berani melakukannya, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Kita memang harus bermurah hati terhadap orang lain, tetapi kita juga perlu ingat akan kebutuhan diri sendiri. Jadi, lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli sendiri.
- Perhatikanlah:
- . Orang-orang yang ingin diselamatkan harus memiliki anugerah sendiri. Meskipun kita memperoleh manfaat dari persekutuan dengan orang-orang kudus, serta dari iman dan doa mereka yang sekarang bisa membantu kita, namun pengudusan kita sendiri sangat diperlukan untuk keselamatan kita sendiri. Orang benar akan hidup oleh iman. Setiap orang akan memberi pertanggungjawaban tentang dirinya sendiri, dan karena itu baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri, karena ia tidak dapat mengerahkan orang lain pada waktu itu.
- . Orang-orang yang memiliki anugerah terbanyak tidak memiliki apa-apa untuk disisihkan. Semua yang kita miliki tidak cukup bagi diri kita sendiri untuk berdiri di hadapan Allah. Orang-orang yang terbaik perlu meminjam dari Kristus, tetapi mereka tidak memiliki apa-apa untuk dipinjamkan kepada sesama mereka. Kita tidak bisa mengharapkan kebenaran atau kekudusan orang-orang kudus akan menyelamatkan kita, sebaliknya kita harus belajar dari hikmat gadis-gadis bijaksana, bahwa mereka memiliki minyak tetapi hanya cukup bagi diri mereka sendiri dan tidak bagi orang lain. Juga, perhatikan baik-baik, gadis-gadis bijaksana ini tidak mencela kebodohan gadis-gadis yang lalai ini, juga tidak menyombongkan kemampuan mereka untuk memprakirakan apa yang akan terjadi, atau menyusahkan mereka dengan saran yang dapat membuat mereka putus asa, tetapi memberikan saran terbaik untuk menyelesaikan masalah, Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak. Perhatikanlah, orang-orang yang melakukan kebodohan bagi jiwa mereka harus dikasihani dan bukannya dilecehkan, sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Ketika mendampingi orang yang sedang sekarat, yang telah menyia-nyiakan Allah dan jiwa mereka sepanjang hidupnya, para pelayan Tuhan harus mengarahkan orang itu untuk bertobat dan berpaling kepada Allah, supaya dia bisa berpulang bersama Kristus, karena tidak ada kata terlambat untuk pertobatan sejati. Namun demikian, pertobatan sejati itu sering datang terlambat, dan orang yang demikian akan mendapat apa yang dilakukan oleh gadis-gadis bijaksana itu kepada yang bodoh, yaitu melakukan apa yang terbaik sebisa mungkin dari yang buruk. Mereka hanya dapat mengatakan apa yang harus dilakukan, kalau belum terlambat. Tetapi, bahayanya sungguh tak terkatakan, karena tidak pasti apakah pintu masih terbuka atau tidak ketika mereka sampai. Sebenarnya nasihat itu baik, bila dilakukan pada saat yang tepat, Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Mereka yang menginginkan anugerah harus mencari sumbernya dan meminta sarana-sarana anugerah itu (Yes. 55:1).
- (6) Kedatangan mempelai laki-laki dan masalah perbedaan watak gadis-gadis bijaksana dan bodoh. Lihatlah apa yang terjadi.
- [1] Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu. Perhatikanlah, mereka yang menunda-nunda pekerjaan besar dalam kehidupan mereka sampai saat terakhir, besar kemungkinan tidak akan memiliki waktu untuk melakukannya. Memperoleh anugerah adalah pekerjaan yang membutuhkan waktu dan tidak dapat dilakukan dengan tergesa-gesa. Sementara jiwa malang yang tergeletak di atas ranjang sakit itu dibangunkan untuk bertobat dan berdoa, kebingungan yang mengerikan melanda dia, karena tidak tahu harus mulai dari mana atau apa yang harus dilakukan terlebih dulu, dan tiba-tiba datanglah kematian itu, datanglah penghakiman, maka tidak tuntaslah apa yang sedang dikerjakan dan binasalah jiwa yang malang itu selama-lamanya. Inilah yang akan terjadi ketika kita harus pergi membeli minyak sementara kita sudah harus menyalakan pelitanya sekarang; kita pergi mencari anugerah, sementara kita harus menggunakannya sekarang. Datanglah mempelai itu. Perhatikanlah, Tuhan Yesus kita akan datang kepada umat-Nya pada hari yang mulia itu seperti seorang Mempelai Laki-laki. Ia akan datang dalam kemegahan dan pakaian yang mewah, diiringi oleh sahabat-sahabat-Nya. Sekarang Mempelai itu diambil dari kita, dan kita berpuasa (Mat. 9:15), tetapi nanti akan ada sebuah perayaan abadi. Kemudian Mempelai itu akan menjemput pengantin perempuan-Nya, untuk berada di mana pun Ia berada (Yoh. 17:24), dan akan Ia bergirang hati melihat mempelai perempuan-Nya (Yes. 62:5).
- [2] Mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan Dia ke ruang perjamuan kawin.
- Perhatikanlah:
- Pertama, dipermuliakan selama-lamanya berarti pergi bersama Kristus ke ruang perjamuan kawin, berada dalam kehadiran-Nya yang tiba-tiba, serta berada dalam persekutuan dan hubungan yang paling akrab dalam keadaan perhentian, sukacita, dan kelimpahan kekal.
- Kedua, mereka, dan hanya mereka saja yang kemudian akan pergi ke sorga, yaitu mereka yang telah mempersiapkan diri untuk sorga selama berada di dunia ini, yang dipersiapkan untuk hal itu (2Kor. 5:5).
- Ketiga, kematian yang datang tiba-tiba, dan dengan demikian kedatangan Kristus kepada kita, tidak akan menjadi halangan bagi kebahagiaan kita, kalau kita sudah terbiasa mempersiapkan diri.
- [3] Lalu pintu ditutup, seperti yang biasa dilakukan ketika semua tamu telah hadir, yaitu mereka yang akan diakui. Lalu pintu ditutup.
- Pertama, untuk mengamankan mereka yang berada di dalam, yang sekarang dijadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah kita, dan mereka tidak akan keluar lagi (Why. 3:12). Adam ditempatkan di dalam taman Eden, tetapi pintunya dibiarkan tetap terbuka dan ia pergi keluar lagi. Tetapi, ketika orang-orang kudus yang dipermuliakan ditempatkan di Taman Firdaus sorgawi, pintunya ditutup.
- Kedua, untuk memisahkan mereka yang berada di luar. Keadaan orang-orang kudus dan orang-orang berdosa akan tidak dapat diubah lagi, dan mereka yang berada di luar tetap akan berada di luar selama-lamanya. Sekarang pintu itu sempit, namun tetap terbuka, tetapi nanti akan ditutup dan dikunci, dan akan terbentang jurang yang tak terseberangi. Hal ini sama seperti tertutupnya pintu bahtera ketika Nuh telah berada di dalamnya, sehingga ia diselamatkan dan semua orang lainnya ditinggalkan.
- [4] Gadis-gadis bodoh itu datang ketika semuanya telah terlambat (ay. 11), Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu.
- Perhatikanlah:
- Pertama, ada banyak orang yang akan berusaha masuk ke sorga ketika semuanya sudah terlambat. Sama seperti Esau yang duniawi ditolak, ketika ia hendak menerima berkat itu. Allah dan agama akan dipermuliakan oleh permohonan-permohonan yang terlambat itu, meskipun demikian orang-orang berdosa tidak akan diselamatkan karena itu. Permohonan doa yang sungguh-sungguh dan mendesak untuk menghormati Tuan, Tuan, yang sekarang diremehkan orang-orang, akan segera digunakannya dan doa itu tidak akan disebut sebagai doa orang yang berbicara dengan merengek-rengek.
- Kedua, keyakinan orang-orang munafik yang sebenarnya sia-sia itu akan membawa mereka sangat jauh dari harapan kebahagiaan mereka. Mereka berharap dapat pergi ke gerbang sorga, meminta agar diperbolehkan masuk, dan ternyata pintu itu tertutup bagi mereka. Mereka menuju sorga dengan membawa kesombongan mereka bahwa keadaan mereka baik-baik saja, tetapi ini justru menghempaskan mereka ke neraka.
- [5] Mereka ditolak, seperti halnya Esau (ay. 12), aku tidak mengenal kamu. Perhatikanlah, kita semua harus peduli mencari Tuhan selama Ia berkenan ditemui, karena akan tiba saatnya Ia tidak berkenan ditemui. Saatnya ialah ketika mereka berseru, "Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu," dengan mengingat janji, ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Tetapi sekarang semua sudah terlambat. Hukuman itu dinyatakan dengan sungguh-sungguh, Aku berkata kepadamu, sesungguhnya, yang sama saja dengan bersumpah dalam murka-Nya, bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Nya. Hal itu menunjukkan bahwa Tuhanlah yang memutuskan dan membungkam mereka dengan perkataan itu.
- Terakhir, inilah pelajaran yang ditarik dari perumpamaan ini (ay. 13), karena itu, berjaga-jagalah. Perkataan ini telah kita baca sebelumnya (Mat. 24:42), dan di sini diulangi sebagai peringatan yang perlu mendapat perhatian kita.
- Perhatikanlah:
- . Tugas kita yang utama adalah berjaga-jaga, menjaga baik-baik jiwa kita dengan rajin dan berhati-hati. Bangunlah dan berjaga-jagalah.
- . Alasan yang baik untuk berjaga-jaga adalah karena kedatangan Tuhan kita sangat tidak menentu, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya. Oleh karena itu, setiap hari dan setiap saat kita harus siap sedia dan tidak menghentikan kesiagaan kita pada hari apa pun dalam setahun, atau jam apa pun dalam sehari. Tetapi takutlah engkau akan Tuhan setiap hari dan senantiasa.
Matthew Henry: Mat 25:14-30 - Perumpamaan tentang Talenta Perumpamaan tentang Talenta (25:14-30)
Di sini diceritakan tentang perumpamaan talenta yang dipercayakan kepada tiga orang hamba. Hal ini menunjukk...
Perumpamaan tentang Talenta (25:14-30)
- Di sini diceritakan tentang perumpamaan talenta yang dipercayakan kepada tiga orang hamba. Hal ini menunjukkan bahwa kita tengah berada dalam keadaan bekerja dan berusaha, seperti perumpamaan sebelumnya yang menunjukkan bahwa kita sedang berada dalam keadaan menanti-nanti. Perumpamaan sebelumnya menunjukkan perlunya kita memiliki kebiasaan untuk selalu mempersiapkan diri, sedangkan perumpamaan ini memperlihatkan kerajinan nyata yang harus kita lakukan dalam pekerjaan dan pelayanan kita sekarang ini. Melalui perumpamaan pertama, kita didorong memelihara jiwa kita sebaik mungkin, melalui perumpamaan ini kita menyediakan diri menjadi alat bagi kemuliaan Allah dan kebaikan bagi orang lain.
- Dalam perumpamaan ini:
- . Tuan itu adalah Kristus, yang adalah Pemilik dan Penguasa mutlak dan sah atas semua orang dan harta benda, dan secara istimewa atas jemaat-Nya. Ke dalam tangan-Nya-lah segala sesuatu diserahkan.
- . Hamba-hamba itu adalah orang-orang Kristen, hamba-hamba-Nya sendiri, demikianlah mereka disebut. Mereka dilahirkan di rumah-Nya, dibeli dengan uang-Nya, disediakan untuk menjadi kemuliaan-Nya, dan dipekerjakan dalam pekerjaan-Nya. Mungkin yang khususnya dimaksud di sini adalah para pelayan jemaat atau hamba Tuhan, yang lebih langsung mendampingi-Nya dan yang diutus oleh-Nya. Rasul Paulus sering menyebut dirinya sebagai hamba Kristus Yesus (2Tim. 2:24). Secara umum kita melihat tiga hal dalam perumpamaan ini.
- I. Kepercayaan yang diberikan kepada hamba-hamba ini. Tuan mereka mempercayakan hartanya kepada mereka. Setelah memberi perintah untuk bekerja (karena Kristus tidak membiarkan seorang hamba pun menganggur), Ia meninggalkan sesuatu untuk mereka kerjakan.
- Perhatikanlah:
- . Hamba-hamba Kristus memiliki dan menerima segala sesuatu dari Dia, karena mereka sendiri tidak mempunyai arti apa-apa, dan mereka juga tidak memiliki apa-apa yang dapat dikatakan sebagai milik mereka sendiri selain dosa.
- . Apa yang kita terima dari Dia adalah untuk digunakan dalam pekerjaan-Nya. Hak-hak istimewa kita dimaksudkan untuk memampukan kita bekerja. Pernyataan Roh yang diberikan kepada tiap-tiap orang adalah untuk kepentingan bersama.
- . Apa pun yang kita terima adalah untuk dapat digunakan bagi kepentingan Kristus, karena hak milik itu masih tetap berada di tangan-Nya. Kita hanyalah para penyewa tanah yang menjadi milik-Nya, pengurus yang baik dari anugerah Allah (1Ptr. 4:10). Sekarang, perhatikan baik-baik di sini.
- (1) Pada kesempatan apa kepercayaan ini diberikan kepada hamba-hamba ini: Ketika tuan itu mau bepergian ke luar negeri. Hal ini dijelaskan dalam Efesus 4:8, tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.
- Perhatikanlah:
- [1] Ketika Kristus naik ke sorga, Ia seperti seseorang yang bepergian ke luar negeri. Artinya, Ia pergi dengan maksud berada di tempat jauh dalam waktu yang sangat lama.
- [2] Tatkala Ia pergi, ia merasa perlu melengkapi jemaat-Nya dengan segala sesuatu yang dibutuhkan selama Ia sendiri tidak berada di tempat. Karena dan sehubungan dengan keberangkatan-Nya itu, Ia memberikan kebenaran, hukum, janji, dan kuasa kepada jemaat-Nya. Semua itu disebut parakatathēkē -- harta yang indah (seperti yang disebut dalam 1 Timotius 6:20 dan 2 Timotius 1:14), dan harta yang indah itulah yang diberikan kepada kita. Ia mengutus Roh-Nya untuk memampukan hamba-hamba-Nya mengajar dan mengakui semua kebenaran itu, menjalankan dan mengawasi semua hukum itu, memanfaatkan dan menerapkan semua janji itu, serta untuk menerapkan dan menggunakan semua kuasa itu, secara biasa ataupun luar biasa. Begitulah Kristus meninggalkan harta yang indah ini kepada jemaat-Nya pada saat kenaikan-Nya ke sorga.
- (2) Dalam perbandingan yang bagaimana kepercayaan ini diberikan kepada masing-masing hamba.
- [1] Ia memberikan talenta. Satu talenta perak itu sangatlah mahal dalam ukuran uang kita sekarang ini. Perhatikanlah, betapa besar dan berharganya karunia-karunia yang diberikan Kristus itu, harga yang dibeli dengan darah-Nya sungguh tak ternilai, dan tidak ada yang tidak berarti.
- [2] Ia memberikan lebih banyak kepada beberapa orang, dan lebih sedikit kepada yang lain. Yang seorang diberinya lima talenta, yang seorang lagi dua talenta dan yang seorang lain lagi satu talenta, masing-masing menurut kesanggupannya. Sang Pemelihara ilahi menetapkan adanya perbedaan dalam kemampuan manusia, seperti pada pikiran, tubuh, harta benda, hubungan, dan minat. Dan sesuai dengan perbedaan ini, Ia juga memberikan karunia-karunia rohani yang sesuai. Walaupun demikian, kemampuan itu tetap berasal dari Tuhan sendiri.
- Perhatikan baik-baik:
- Pertama, setiap orang paling kurang memiliki setidaknya satu talenta, dan jumlah itu bukanlah jumlah yang patut diremehkan oleh seorang hamba yang miskin untuk mulai berusaha. Jiwa kita sendiri merupakan satu talenta yang dipercayakan kepada kita masing-masing, dan membuat kita mampu bekerja. Hoc nempe ab homine exigiture, ut prosit hominibus; si fieri potest, multis; si minus, paucis; si minus, proximus, si minus, sibi: nam cum se utilem caeteris efficit, commune agit negotium. Et si quis bene de se meretur, hoc ipso aliis prodest quod aliis profuturum parat -- Sudah menjadi kewajiban seseorang untuk membuat dirinya berguna bagi orang-orang di sekelilingnya. Bila mungkin bagi banyak orang. Namun, bila tidak mungkin, bagi beberapa orang sudah cukup memadai, yakni orang-orang terdekat, atau setidaknya bagi dirinya sendiri. Orang yang berguna bagi orang lain boleh dianggap sebagai orang yang baik secara umum. Barangsiapa membuat dirinya bisa diterima dengan baik, berarti sudah melayani orang lain dengan cara membentuk diri sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan yang dapat menyenangkan mereka (dikutip dari filsuf Seneca).
- Kedua, semua tidak menerima jumlah yang sama, karena mereka tidak memiliki kesanggupan dan peluang yang sama. Allah adalah Pelaku yang bebas, Ia memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya, beberapa orang cocok untuk suatu pelayanan tertentu, yang lain dalam bidang lain lagi, sama seperti anggota tubuh jasmani kita. Setelah tuan itu selesai membereskan urusannya, lalu ia berangkat. Setelah Tuhan Yesus kita memberikan perintah-perintah kepada rasul-rasul-Nya, Ia segera bergegas dan pergi naik ke sorga.
- II. Perbedaan pengelolaan dan pemanfaatan kepercayaan ini, seperti dicatat dalam ayat 16-18.
- . Dua dari hamba-hamba itu bekerja dengan baik.
- (1) Mereka rajin dan setia. Mereka menjalankan uang itu. Mereka menggunakan uang yang dipercayakan kepada mereka dan digunakan sesuai dengan tujuannya. Mereka membeli barang-barang, dan mendapat keuntungan darinya. Segera setelah tuan mereka pergi, dengan segera mereka juga pergi untuk menjalankan usaha mereka. Orang-orang yang memiliki banyak pekerjaan untuk dikerjakan, seperti halnya semua orang Kristen, perlu segera mulai bekerja dan tidak membuang-buang waktu. Mereka menjalankan uang itu. Perhatikanlah, seorang Kristen yang sejati juga merupakan seorang pengusaha rohani. Kegiatan usaha dikatakan sebagai sesuatu yang bersifat rahasia, dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita. Kegiatan usaha kita itu adalah usaha untuk membuat suatu produksi; ada sesuatu yang harus dikerjakan dan dibuat di dalam hati kita untuk kebaikan orang lain. Usaha itu adalah semacam usaha dagang, artinya barang-barang yang kurang bernilai bagi kita ditukarkan dengan barang-barang yang lebih bernilai, yaitu barang dagang berupa hikmat (Ams. 3:15; Mat. 13:45). Seorang pengusaha adalah seseorang yang telah menjadikan kegiatan usaha sebagai pilihannya dan bersusah payah mempelajarinya, berusaha keras mengikutinya, mempertaruhkan semua miliknya demi kemajuan usaha, mengesampingkan semua urusan lain demi kelangsungan usaha itu, dan hidup dari keuntungan yang diperoleh dari situ. Begitulah yang seharusnya dilakukan oleh seorang Kristen sejati dalam pekerjaan kehidupan rohaninya. Kita tidak memiliki harta sendiri untuk diusahakan, tetapi menjalankan usaha sebagai pedagang perantara dengan kekayaan Tuhan kita. Karunia-karunia akal budi, yang berupa kemampuan bernalar, mengetahui, belajar, harus digunakan untuk mendukung kehidupan rohani kita. Kesenangan dunia ini -- harta benda, nama baik, minat, kekuasaan, kedudukan yang menguntungkan, harus dimanfaatkan untuk kemuliaan Kristus. Ketentuan-ketentuan di dalam Injil, kesempatan kita untuk menjaga nilai-nilainya, Alkitab, para pelayan jemaat, hari-hari Sabat (Minggu), dan sakramen yang ada, harus dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, untuk memelihara persekutuan dengan Allah, sedangkan karunia-karunia dan anugerah Roh harus diuji, dan semua ini kita usahakan dengan talenta-talenta yang dipercayakan kepada kita.
- (2) Mereka berhasil. Mereka dapat menggandakan harta mereka, dalam waktu singkat mereka berhasil meraih keuntungan sen demi sen, meraih keuntungan sepersekian bagian dari harta yang dipercayakan. Hamba yang memiliki lima talenta segera menghasilkan lima talenta lagi. Berusaha mengembangkan talenta kita tidak selalu sama hasilnya dengan orang lain, tetapi bagaimanapun juga, kita harus berhasil dengan diri kita sendiri (Yes. 49:4). Perhatikanlah, tangan orang rajin membuat dirinya kaya dalam hal anugerah, penghiburan, dan kekayaan melalui perbuatan-perbuatan baik. Jadi, ada keuntungan besar yang akan kita peroleh melalui kerajinan kita dalam menjalankan kehidupan rohani kita. Perhatikan baik-baik, keuntungan yang diperoleh sebanding dengan talenta yang diterima.
- [1] Dari orang-orang yang diberi Allah lima talenta, Ia mengharapkan memperoleh peningkatan sebanyak lima talenta juga. Ia mengharapkan tuaian yang berlimpah ruah di tempat di mana Ia juga telah menabur dalam jumlah yang berlimpah. Semakin banyak karunia yang mereka miliki, semakin banyak susah payah mereka harus gandakan karena begitu banyaknya harta yang harus dikelola.
- [2] Dari orang-orang yang hanya diberi dua talenta, Ia juga hanya mengharapkan peningkatan sebanyak dua talenta. Hal ini bisa mendorong orang-orang yang digunakan dalam tugas yang lebih rendah dan kecil. Jika mereka sungguh-sungguh berusaha, bekerja sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan dan kesempatan mereka, mereka juga akan diterima, meskipun hasil mereka tidak sebaik orang-orang lain.
- . Yang ketiga melakukan kesalahan (ay. 18). Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. Meskipun perumpamaan ini hanya menunjukkan satu dari tiga orang yang tidak setia, namun sejarah yang menjawab perumpamaan ini menunjukkan kepada kita bahwa yang terjadi justru dalam angka perbandingan yang sebaliknya. Tatkala sepuluh orang kusta semuanya telah menjadi tahir, sembilan dari sepuluh menyembunyikan talenta mereka, dan hanya satu orang yang kembali untuk memuliakan Allah (Luk. 17:17-18). Hamba yang tidak setia itu adalah orang yang hanya mendapat satu talenta itu. Tidak disangsikan lagi bahwa banyak orang telah menerima lima talenta dan ternyata menyembunyikan semuanya. Mereka memiliki kesanggupan yang banyak, peluang yang banyak, namun sama sekali tidak mereka manfaatkan.
- Tetapi, Kristus menyindir kita:
- (1) Kalau orang yang hanya menerima satu talenta itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan menyembunyikan satu talenta itu di dalam tanah, terlebih lagi mereka yang memiliki lebih banyak, namun menyembunyikannya di dalam tanah, pasti kesalahan akan lebih banyak diperhitungkan lagi kepadanya. Kalau orang yang hanya memiliki kemampuan kecil akan dilemparkan ke dalam kegelapan yang paling gelap karena tidak meningkatkan apa yang seharusnya dapat ia lakukan, betapa lebih beratnya hukuman yang dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak keuntungan-keuntungan yang terbesar itu?
- (2) Bahwa mereka yang hanya dapat melakukan sedikit bagi Allah sering kali hanya melakukan sedikit saja daripada yang seharusnya dapat mereka lakukan. Sebagian orang suka menutupi kemalasan mereka dengan banyak alasan. Ada yang mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kesempatan seperti yang dimiliki orang lain untuk melayani Allah. Ada lagi yang merasa tidak memiliki sarana untuk melakukan apa yang ingin mereka lakukan. Mereka tidak mau melakukan apa yang kita yakin mereka bisa lakukan. Sebaliknya, mereka malah duduk berpangku tangan dan tidak berbuat apa-apa. Benar-benar kemalasan yang menjengkelkan, karena bukannya menjaga satu-satunya talenta yang mereka miliki itu, mereka malah mengabaikannya.
- Karena takut dicuri, ia pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. Ia tidak memboroskan atau menyalahgunakannya, juga tidak menggelapkan atau menghambur-hamburkannya, melainkan menyembunyikan uang itu. Uang itu seperti pupuk (begitu yang biasa dikatakan oleh Lord Bacon). Pupuk yang hanya ditimbun saja tidak akan ada manfaatnya. Agar bermanfaat pupuk itu harus ditabur. Namun, ada suatu kemalangan yang sering kita lihat di bawah matahari, harta yang dikumpulkan (Yak. 5:3; Pkh. 6:1-2) yang tidak mendatangkan manfaat bagi siapa pun. Begitu juga halnya dengan karunia-karunia rohani. Banyak orang memiliki karunia rohani, namun tidak memanfaatkannya sesuai maksud pemberian karunia itu kepada mereka. Mereka memiliki harta benda, namun tidak menggunakannya untuk pekerjaan kesalehan dan karya cinta kasih. Mereka memiliki kekuasaan dan kepentingan, namun tidak menggunakannya untuk memberitakan Injil di tempat mereka tinggal. Para pelayan jemaat yang memiliki kemampuan dan peluang untuk melakukan perbuatan baik, tetapi tidak mendorong keluar karunia yang ada di dalam diri mereka, adalah hamba-hamba yang jahat dan malas yang lebih mencari keuntungan bagi diri sendiri dan bukannya bagi Kristus.
- Ia menyembunyikan uang tuannya. Seandainya uang itu adalah miliknya sendiri, tentu ia boleh memakainya sesuka hatinya. Akan tetapi, apa pun kemampuan dan keunggulan yang kita miliki, semua itu bukan milik kita. Kita hanyalah pekerja belaka, dan harus mempertanggungjawabkan semuanya kepada Tuhan kita yang memiliki semua harta itu. Kemalasannya itu sungguh menjengkelkan; kesibukan, keberhasilan, dan semangat rekan-rekannya itu seharusnya memacu dia untuk berusaha. Bila orang-orang lain sedang giat, akankah kita menganggur saja?
- III. Perhitungan atas kemajuan mereka (ay. 19).
- . Perhitungan itu ditangguhkan. Lama sesudah itu diadakan perhitungan dengan mereka, bukan karena tuan itu mengabaikan urusannya, atau karena Allah lalai menepati janji-Nya (2Ptr. 3:9), bukan, Ia telah siap menghakimi (1Ptr. 4:5), tetapi segala sesuatu harus dilakukan sesuai waktu dan urutannya.
- . Akhirnya hari perhitungan itu datang juga, pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Para pelayan yang menerima anugerah Allah yang beraneka ragam itu harus segera memberikan pertanggungan jawab atas urusan mereka. Kita semua harus memberi pertanggungjawaban sendiri tentang kebaikan apa yang kita dapatkan untuk jiwa kita dan kebaikan apa yang telah kita lakukan bagi orang lain melalui keuntungan yang telah kita nikmati (Rm. 14:10-11).
- Sekarang, di sini:
- (1) Pertanggungan jawab yang baik dari hamba-hamba yang setia.
- Perhatikan baik-baik di sini:
- [1] Hamba-hamba itu memberikan pertanggungjawaban (ay. 20, 22), "Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku, dan kepadaku dua talenta, lihat, aku telah beroleh laba lima talenta, dan aku telah beroleh laba dua talenta."
- Pertama, hamba-hamba Kristus yang setia mengakui dengan rasa syukur kesediaan-Nya memberikan sesuatu kepada mereka, Tuan, hal-hal ini dan itu tuan percayakan kepadaku.
- Perhatikanlah:
- . Baik sekali jika kita membuat catatan khusus tentang apa saja yang telah kita terima dari Allah, supaya kita ingat yang telah diberikan-Nya kepada kita, agar dengan demikian kita dapat mengetahui apa saja yang diharapkan Allah dari kita, dan dapat mengerjakan manfaat yang diharapkan dari kita.
- . Janganlah kita berbangga diri dengan keberhasilan, sebaliknya kita harus mengakui kebaikan dan kehormatan Allah bagi kita dengan mempercayakan harta benda-Nya kepada kita, yaitu anugerah-Nya, yang merupakan sumber dan mata air yang darinya keluar semua yang baik yang ada dalam diri kita atau yang dilakukan melalui kita. Karena sebenarnya, semakin banyak yang kita lakukan bagi Allah, semakin banyak pula kita berutang budi kepada-Nya atas kesediaan-Nya menggunakan dan memampukan kita dalam pekerjaan-Nya.
- Kedua, mereka menghasilkan keuntungan sebagai bukti kesetiaan mereka. Perhatikanlah, hamba Allah yang baik memiliki sesuatu untuk ditunjukkan sebagai bukti kerajinan mereka. Tunjukkanlah kepadaku imanmu dari perbuatan-perbuatanmu. Biarlah orang yang baik menyatakan perbuatan-perbuatannya (Yak. 3:13). Bila kita berhati-hati dengan urusan rohani kita, segera kita akan melihat hasilnya, dan segala perbuatan kita akan menyertai kita (Why. 14:13). Orang-orang kudus itu tidak akan menyebut sendiri perbuatan baik mereka pada hari yang mulia itu, sama sekali tidak, tetapi Kristus yang akan melakukannya untuk mereka (ay. 35). Hal itu menunjukkan bahwa mereka yang setia mengembangkan talenta mereka akan beroleh keberanian percaya pada hari kedatangan-Nya (1Yoh. 2:28; 4:17). Jelas bahwa hamba yang hanya memiliki dua talenta menyerahkan hasil pertanggungjawabannya dengan penuh sukacita sama seperti hamba yang memiliki lima talenta. Sungguh menyenangkan bahwa pada hari perhitungan nanti, kita akan dinilai menurut kesetiaan kita dan bukan menurut kegunaan kita, menurut ketulusan kita dan bukan menurut keberhasilan kita, menurut kejujuran kita dan bukan menurut tingkat kesempatan kita.
- [2] Penerimaan dan pujian sang tuan atas pertanggungjawaban mereka (ay. 21, 23).
- Pertama, tuan itu memuji mereka, Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia. Perhatikanlah, orang-orang yang membuktikan dirinya sebagai hamba-hamba Yesus Kristus yang baik dan setia dengan kerajinan dan kesetiaan mereka, akan menerima puji-pujian, kemuliaan, dan kehormatan pada saat Yesus Kristus menyatakan diri-Nya (1Ptr. 1:7). Mereka yang sekarang mengakui dan menghormati Allah tidak lama lagi akan diakui dan diberi kehormatan oleh Allah.
- . Mereka akan diterima, hai hambaku yang baik dan setia. Kristus yang mengetahui kejujuran hamba-hamba-Nya sekarang akan bersaksi pada hari yang mulia itu, dan mereka yang didapati setia akan disebut demikian. Mungkin mereka dikecam banyak orang sebagai orang yang sok benar. Tetapi Kristus akan menunjukkan watak mereka yang sejati, yaitu baik dan setia.
- . Pekerjaan mereka akan diterima, Baik sekali perbuatanmu itu. Kristus akan menyebut mereka, dan hanya mereka saja, sebagai hamba yang baik, yaitu mereka yang bekerja dengan baik sekali. Karena dengan tekun berbuat baik, kita mencari kemuliaan dan kehormatan ini, dan bila kita mencari, kita akan mendapatkannya. Jika kita melakukan apa yang baik dan mengerjakannya sebaik mungkin, kita akan beroleh pujian yang sama. Sebagian tuan-tuan begitu murung sehingga tidak mau memuji hamba-hamba mereka, meskipun mereka sudah melakukan pekerjaan dengan begitu baik. Hanya sedikit yang tidak menjadi marah atas perlakuan seperti itu. Tetapi Kristus akan memuji hamba-hamba-Nya yang bekerja dengan baik. Apakah manusia memberikan pujian atau tidak, Ia tetap memuji mereka. Dan apabila kita mendapat pujian dari Guru kita, maka tidak penting lagi apa yang dikatakan oleh sesama kita mengenai diri kita. Jika Ia berkata, "Baik sekali perbuatanmu itu," kita merasa sangat senang, sehingga penilaian orang terhadap diri kita menjadi sesuatu yang kecil belaka. Sebaliknya, yang berkenan pada Tuhan bukanlah orang yang memuji dirinya sendiri atau orang yang dipuji oleh sesamanya, melainkan orang yang dipuji Tuhan.
- Kedua, ia memberi mereka penghargaan. Hamba-hamba Kristus yang setia tidak dibiarkan begitu saja dengan pujian kosong. Tidak, semua pekerjaan dan upaya kasih mereka akan diberi penghargaan.
- Sekarang, penghargaan ini diungkapkan dengan dua cara di sini.
- . Dalam satu ungkapan yang sesuai dengan perumpamaan itu, engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Merupakan suatu kebiasaan umum dalam sidang putra-putra raja dan keluarga orang-orang bangsawan untuk mengangkat mereka yang setia dalam perkara kecil ke kedudukan yang lebih tinggi. Perhatikanlah, Kristus adalah Tuan yang lebih menyukai hamba-hamba-Nya yang berkelakuan baik. Kristus akan memberikan kemuliaan kepada mereka yang memuliakan Dia dalam bentuk mahkota (2Tim. 4:8), sebuah takhta (Why. 3:21), sebuah Kerajaan (25:34). Di dunia ini mereka menjadi pengemis, tetapi di sorga mereka akan menjadi orang-orang yang memerintah. Orang-orang yang jujur akan memiliki kekuasaan; hamba-hamba Kristus semuanya adalah putra-putra raja.
- Perhatikan baik-baik tentang tidak sebandingnya pekerjaan dan penghargaan yang diberikan. Hanya sedikit hal dalam diri orang-orang kudus yang dapat digunakan bagi kemuliaan Allah, tetapi ada banyak hal yang membuat mereka akan dimuliakan bersama Allah. Beban tanggung jawab apa yang kita terima dari Allah, pekerjaan apa yang kita kerjakan bagi Allah di dunia ini, hanya sedikit, sangat sedikit, dibandingkan dengan sukacita yang disediakan bagi kita. Kumpulkanlah semua jasa kita, semua penderitaan kita, semua keberhasilan kita, semua perbuatan baik kita bagi sesama, semua yang kita dapatkan bagi diri sendiri, semuanya itu hanya sedikit sekali, hampir-hampir tidak ada apa-apanya, tidak berharga untuk dibandingkan, tidak layak disebut-sebut pada hari yang sama ketika kemuliaan itu dinyatakan.
- . Dalam ungkapan lain yang tersirat dalam perumpamaan ini, Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
- Perhatikanlah:
- (1) Keadaan orang-orang yang diberkati adalah keadaan penuh sukacita. Bukan hanya karena segala air mata akan dihapuskan, tetapi karena semua sumber penghiburan akan dibukakan, dan semua mata air sukacita akan memancar bagi mereka. Bilamana ada keindahan dan hasil yang baik dari Allah, penyempurnaan kesucian, persahabatan di antara orang-orang yang diberkati, tidak bisa tidak, akan ada sukacita yang berlimpah.
- (2) Sukacita ini adalah sukacita Tuhan mereka, sukacita yang Ia dapatkan dan sediakan bagi mereka, sukacita orang-orang yang ditebus, yang dibeli dengan penderitaan Sang Penebus itu sendiri. Itu adalah sukacita yang menjadi milik-Nya sendiri, yang diperoleh dengan mata yang tertuju pada sukacita itu tatkala Ia mengabaikan kehinaan dengan tekun memikul salib (Ibr. 12:2). Itu adalah sukacita yang menjadikan diri-Nya sendiri sebagai sumber dan pusat sukacita itu. Itu adalah sukacita Tuhan kita, karena itu adalah sukacita di dalam Tuhan, yang menjadi sukacita kita yang melimpah. Abraham tidak menghendaki pengawas rumah tangganya, meskipun setia, sebagai ahli warisnya (Kej. 15:3). Tetapi Kristus menerima hamba-hamba-Nya yang setia ke dalam sukacita-Nya sendiri, untuk menjadi ahli waris bersama Dia.
- (3) Orang-orang kudus yang dipermuliakan akan memasuki sukacita ini, akan memilikinya sepenuh-penuhnya, seperti seorang ahli waris yang cukup umur untuk mendapatkan hak warisnya, atau seperti mereka yang sudah siap untuk memasuki perjamuan kawin. Di sini sukacita Tuhan kita memasuki orang-orang kudus, oleh Roh Kudus. Tidak lama lagi mereka akan masuk ke dalam sukacita itu, akan berada di dalamnya sampai selamanya dan dengan sepenuh-penuhnya.
- (2) Pertanggungjawaban yang buruk dari hamba yang malas.
- Perhatikan baik-baik:
- [1] Pembelaannya untuk diri sendiri (ay. 24-25). Meskipun ia hanya menerima satu talenta, ia tetap harus mempertanggungjawabkan satu talenta tersebut. Kecilnya jumlah yang kita terima tidak membebaskan kita dari pertanggungjawaban. Tidak seorang pun diminta untuk mempertanggungjawabkan lebih dari yang diterimanya, tetapi kita semua harus bertanggung jawab atas semua yang kita miliki.
- Perhatikan baik-baik:
- Pertama, apa yang ia utarakan. Ia memberikan pertanggungjawaban dengan penuh keyakinan. Ia mengandalkan dalih yang diajukan sehingga ia mampu berkata, "Ini, terimalah kepunyaan tuan! Saya tidak dapat menggandakan seperti yang telah dilakukan oleh teman-teman saya, tetapi dapat saya sampaikan bahwa saya tidak membuatnya semakin berkurang." Di sini, ia mengira bahwa dalih ini akan berhasil. Meskipun ia tidak dipuji, setidaknya ia akan selamat.
- Perhatikanlah, begitu banyak orang pergi menghadapi sidang pengadilan dengan penuh rasa aman, dengan mengandalkan kesahihan dalih yang nantinya akan dinyatakan tidak berarti dan tidak berguna di depan sidang. Banyak orang percaya yang pemalas, mereka takut bekerja terlampau banyak bagi Allah, namun mengharapkan hasil yang sama dengan mereka yang menanggung banyak kepedihan dalam menjalankan kehidupan rohani mereka. Begitulah si pemalas menganggap dirinya lebih bijak daripada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana (Ams. 26:16). Hamba ini mengira bahwa pertanggungjawabannya akan diterima dengan baik, karena ia berani berkata, Ini, terimalah kepunyaan tuan! "Tuhan, saya tidak memboroskan milikku, tidak menghambur-hamburkan waktu, tidak menodai hari Sabat, tidak melawan para pelayan jemaat yang baik dan khotbah yang baik; Tuhan, saya tidak pernah mencemooh Alkitab, juga tidak pernah menggunakan pengetahuan saya untuk menjadikan agama sebagai bahan senda gurau, juga tidak pernah menggunakan kekuasaan saya untuk menyiksa orang benar; saya tidak pernah menyembunyikan bakat saya, juga tidak pernah menyia-nyiakan ciptaan Allah yang baik dalam kemabukan dan keserakahan; sepengetahuan saya, saya juga tidak pernah menyakiti siapa pun." Banyak orang yang menyebut dirinya Kristen, membangun harapan besar tentang sorga berdasarkan kemampuan mereka membuat pertanggungjawaban seperti itu, yang tidak lebih dari ucapan, Ini, terimalah kepunyaan tuan! Seolah-olah tidak ada hal lain yang diperlukan lagi atau yang diharapkan lagi.
- Kedua, apa yang diakuinya. Ia mengaku telah menguburkan talentanya di dalam tanah, aku pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah. Ia berbicara seolah-olah itu bukan kesalahan besar. Malah, seolah-olah ia layak memperoleh pujian atas sikapnya yang berhati-hati dengan menyimpan talenta itu di tempat yang aman dan tidak membahayakan. Perhatikanlah, sudah merupakan hal yang lazim bagi banyak orang untuk menganggap sangat ringan hukuman yang menunggu mereka pada hari yang mulia itu. Atau, jika memang benar ia sadar bahwa ia bersalah, maka kejadian ini menunjukkan bahwa betapa mudahnya hamba-hamba yang pemalas akan dihakimi bersalah pada saat penghakiman nanti. Tidak perlu lagi mencari-cari bukti, karena Allah membuat mereka tergelincir karena lidah mereka.
- Ketiga, apa yang ia gunakan sebagai dalih, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam, karena itu aku takut. Berpikir baik tentang Allah akan menghasilkan kasih, dan kasih itu akan membuat kita menjadi rajin dan setia, tetapi pikiran yang buruk tentang Allah akan membuahkan ketakutan, dan ketakutan itu akan membuat kita menjadi pemalas dan tidak setia.
- Dalihnya menunjukkan:
- . Perasaan seorang musuh, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam. Sama seperti perkataan jahat yang diucapkan kaum Israel, Tindakan Tuhan tidak tepat! (Yeh. 18:25). Jadi, ia menggunakan pertahanannya (alasannya) sekaligus sebagai suatu serangan. Kebodohan menyesatkan jalan orang, dan kemudian membengkokkan masalahnya, lalu gusarlah hatinya terhadap Tuhan. Ini seperti Adam yang menutupi pelanggaran dengan menimpakan kesalahan secara terselubung kepada Allah sendiri, perempuan yang Kau tempatkan di sisiku. Perhatikanlah, hati duniawi cenderung mengandung pendapat yang salah dan jahat tentang Allah, dan dengan pikiran itu mereka mengeraskan hati dan jalan mereka yang jahat. Perhatikan baik-baik dengan betapa yakin ia berbicara, aku tahu bahwa tuan seperti itu. Bagaimana sampai ia mengetahui tuannya seperti itu? Kecurangan apa yang didapati nenek moyang kita pada Allah? (Yer. 2:5). Dengan apakah Allah telah melelahkan kita (Mi. 6:3) dalam pekerjaan-Nya, atau berlaku curang kepada kita tentang upah? Sudahkah Allah menjadi padang gurun bagi kita atau tanah yang gelap gulita? Allah sudah begitu lama mengatur dunia ini dan karena itu Ia bisa menagih lebih banyak alasan daripada yang dapat diminta Samuel, Siapakah yang telah kuperas? Dan siapakah yang telah kuperlakukan dengan kekerasan? Bukankah seluruh dunia mengetahui yang sebaliknya, bahwa Allah jauh daripada menjadi seorang tuan yang kejam, dan bahwa bumi penuh dengan kasih setia Tuhan? Bukankah Ia begitu jauh dari perbuatan menuai di tempat di mana Ia tidak menabur? Bukankah Ia lebih banyak menabur di tempat di mana Ia sendiri tidak menuai apa-apa? Karena Dialah yang menerbitkan matahari dan menurunkan hujan bagi orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan orang-orang jahat, serta memuaskan hati mereka dengan makanan dan kegembiraan, yaitu orang-orang yang berkata kepada Yang Mahakuasa, "Pergilah dari pada kami." Gambaran ini berbicara mengenai orang-orang jahat yang selalu melemparkan kecaman-kecaman kepada Allah. Seolah-olah semua kesalahan dosa dan kehancuran mereka terletak di depan pintu-Nya, karena Ia menolak memberikan anugerah kepada mereka. Padahal, yang terjadi adalah sebaliknya, bahwa orang-orang yang dengan setia memanfaatkan anugerah yang diberikan Allah secara umum kepada semua orang, tidak akan binasa, melainkan akan menerima anugerah yang khusus. Juga tidak ada yang bisa menunjukkan apa lagi yang harus diperbuat terhadap kebun anggur yang tidak menghasilkan buah selain apa yang telah dilakukan Allah. Allah tidak pernah menuntut batu bata dan tidak memberikan jerami. Tidak, apa pun yang diperlukan dalam kovenan atau perjanjian itu, dijanjikan juga di dalam kovenan tersebut. Jadi, kalau kita sampai binasa, itu salah kita sendiri.
- . Roh seorang budak, aku takut. Perasaan takut yang tidak benar terhadap Allah ini muncul akibat pemahamannya yang tidak benar terhadap Allah. Tak ada yang lebih tidak layak bagi Allah, juga tidak ada yang lebih mengganggu tugas-tugas kita kepada Allah, selain rasa takut seperti yang dimiliki oleh seorang budak. Rasa takut ini mengikat dan menyiksa kita, dan sangat bertolak belakang dengan kasih seutuhnya yang diminta dalam hukum yang utama. Perhatikanlah, pikiran yang keras terhadap Allah menyeret kita keluar dari pelayanan-Nya dan mengganggu kita dalam melaksanakan tugas. Orang-orang yang berpikir bahwa tidak mungkin untuk menyenangkan hati Allah dan merasa sia-sia melayani Dia, tidak akan melakukan apa-apa sesuai dengan tujuan kehidupan rohaninya.
- [2] Jawaban tuannya atas pembelaan diri ini. Dalihnya tidak dapat menyelamatkan dirinya, dalih itu tidak dapat diterima. Malah bukan itu saja, dalih itu justru berbalik melawan dirinya dan membuat dia terdiam, karena kemudian kita melihat bagaimana dia didakwa dan dihukum.
- Pertama, dakwaan yang dituduhkan kepadanya (ay. 26-27). Dua dakwaan yang dituduhkan kepadanya.
- . Kemalasan, Hai kamu, hamba yang jahat dan malas.
- Perhatikanlah, hamba-hamba yang malas biasanya juga menjadi hamba-hamba yang jahat, dan akan dianggap demikian oleh tuan mereka. Karena orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya, dan mengabaikan kebaikan yang diberikan Allah kepadanya, sudah menjadi saudara dari si perusak, karena dengan begitu ia telah melakukan kejahatan yang dilarang Allah (Ams. 18:9). Orang yang tidak bertanggung jawab dalam pekerjaan Allah, hampir sama dengan orang yang sibuk dalam pekerjaan setan. Satis est mali nihil fecisse boni -- Tidak melakukan yang baik mendatangkan kesalahan yang berat. Kelalaian merupakan dosa, dan harus dihukum. Kemalasan membuka jalan bagi kejahatan. Semua orang telah menjadi bejat, karena tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak (Mzm. 14:3). Tatkala rumah itu didapati kosong, maka roh jahat akan masuk dan berdiam di situ. Orang-orang yang enggan memperhatikan urusan jiwa mereka bukan hanya bermalas-malas saja, tetapi melakukan sesuatu yang lebih buruk lagi (1Tim. 5:13). Pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang.
- . Pertentangan terhadap diri sendiri (ay. 26-27), jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur, karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang. Perhatikanlah, meskipun pikiran-pikiran jahat orang-orang berdosa terhadap Allah itu tidak benar dan tidak adil, pikiran itu tidak akan dapat membenarkan kejahatan dan kemalasan mereka, malah akan memperburuk dan menambah kesalahan mereka.
- Ada tiga alasan untuk pernyataan ini:
- (1) "Seandainya aku memang seorang tuan yang kejam, bukankah karena itu kamu harus menjadi lebih rajin dan lebih bersungguh-sungguh untuk menyenangkan aku, jika bukan demi kasih, sekurangnya karena takut, dan karena alasan itu, bukankah seharusnya kamu memperhatikan pekerjaanmu?" Jika Allah kita adalah api yang menghanguskan, maka marilah kita berusaha untuk melayani Dia. Atau begini,
- (2) "Jika kamu menganggap aku sebagai tuan yang kejam, dan karena itu tidak berani menjalankan uang itu sendiri karena takut kehilangan dan merugi, seharusnya kamu menyerahkannya kepada orang yang menjalankan uang atau pengrajin emas, atau menaruhnya di bank, supaya ketika aku kembali, sekiranya aku tidak bisa menerima hasil yang banyak melalui usaha jual beli (seperti halnya dengan talenta lainnya), bukankah paling tidak aku bisa mendapat hasil sedikit dari bunganya. Dengan begitu bukankah seharusnya aku menerima talentaku itu beserta dengan hasilnya?" Kegiatan semacam ini sudah menjadi kebiasaan pada zaman itu, dan tampaknya tidak dilarang oleh Juruselamat kita. Perhatikanlah, jika kita tidak mampu atau tidak berani melakukan apa yang seharusnya kita lakukan, dan karena itu kita diam saja, maka hal ini tidak bisa dipakai sebagai alasan, karena setidaknya kita harus melakukan sesuatu yang bisa dan berani kita lakukan. Bila tidak cukup memiliki keberanian dalam hati kita untuk melakukan pekerjaan yang lebih sulit dan berbahaya, apakah kita lantas harus menyembunyikan diri dari pekerjaan yang lebih aman dan mudah? Sesuatu apa saja lebih baik daripada tidak sama sekali. Bila kita gagal menunjukkan keberanian kita dalam kegiatan usaha yang berani, kita tidak boleh gagal untuk menunjukkan niat baik kita dalam usaha yang jujur, dan Tuhan kita tidak akan memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil. Atau demikian,
- (3) "Anggaplah benar bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur, namun hal itu tidak ada urusannya dengan dirimu, karena aku menabur ke atasmu, dan talenta itu adalah uangku yang kupercayakan kepadamu, bukan untuk disimpan, tetapi untuk dikembangkan." Perhatikanlah, pada hari perhitungan, hamba-hamba yang jahat dan malas akan ditinggalkan tanpa ampun. Dalih yang sembarangan akan ditolak, dan setiap mulut akan dibungkam, dan mereka yang selama ini sangat mengandalkan pembenaran diri sendiri tidak akan dapat berkata sepatah kata pun.
- Kedua, hukuman yang diterimanya. Hamba yang malas itu dihukum.
- . Talentanya diambil kembali (ay. 28-29), sebab itu ambillah talenta itu dari padanya. Talenta-talenta itu tadinya diberikan oleh tuan itu, sebagai pemilik yang mutlak, tetapi sekarang diberikan lagi kepada orang lain sebagai seorang hakim. Ia mengambil dari hamba yang tidak setia itu untuk menghukumnya, dan memberikan talenta itu kepada orang yang benar-benar setia untuk memberi upah kepadanya. Dan makna dari bagian perumpamaan ini tersirat di dalam alasan yang mendasari hukuman yang dijatuhkan (ay. 29), Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi. Arti dari bagian perumpamaan ini berlaku untuk:
- (1) Berkat-berkat dalam kehidupan ini, yaitu kekayaan dan harta benda duniawi. Kita dipercayai dengan berkat-berkat ini untuk digunakan bagi kemuliaan Allah dan mendatangkan kebaikan bagi orang-orang di sekitar kita. Nah, setiap orang yang mempunyai kekayaan dan harta benda duniawi, dan menggunakannya sesuai dengan tujuan-tujuan tersebut, orang itu akan mempunyainya dengan berlimpah-limpah. Mungkin dia akan berkelimpahan dengan harta benda itu sendiri, atau setidaknya dengan penghiburan dan hal-hal baik lainnya yang datang oleh karena harta itu. Tetapi dari siapa yang tidak mempunyai, yaitu orang yang memiliki harta benda ini tetapi seolah-olah tidak memilikinya, tidak memiliki kekuasaan untuk menikmatinya, atau melakukan perbuatan baik dengan harta itu (Avaro deest, tam quod habet, quam quod non habet -- orang yang kikir akan dianggap miskin terhadap apa yang ia miliki dan juga terhadap apa yang tidak ia miliki), maka apa pun juga yang ada padanya akan diambil. Salomo menjelaskan hal ini dalam Amsal 11:24 demikian: Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Memberi kepada orang miskin berarti melakukan jual beli dengan apa yang kita miliki, dan hasilnya akan sangat besar. Tindakan ini akan melipatgandakan tepung dalam tempayan dan minyak dalam buli-buli. Tetapi mereka yang tidak kudus, pelit, tidak murah hati, akan mendapati bahwa kekayaan yang mereka terima akan binasa oleh kemalangan (Pkh. 5:12-13). Adakalanya Allah Sang Pemelihara mengalihkan harta benda itu dengan cara yang aneh dari orang yang tidak memanfaatkannya dengan baik kepada orang yang mau memanfaatkannya. Mereka mengumpulkan itu untuk orang-orang yang mempunyai belas kasihan kepada orang-orang lemah (Ams. 28:8; Ams. 13:22; Ayb. 27:16-17; Pkh. 2:26).
- (2) Kita juga dapat mengartikan maksud perumpamaan ini terhadap anugerah yang kita terima dari Allah. Mereka yang rajin mengembangkan peluang yang mereka miliki, Allah akan memperluas usaha mereka, dan Dia akan membuka pintu bagi mereka (Why. 3:8). Tetapi mereka yang tidak mengetahui saat munculnya bencana yang akan menimpa mereka, maka dari mereka ini hal-hal yang dapat membawa kedamaian bagi diri mereka akan disembunyikan. Sebagai bukti untuk hal ini, pergi dan lihatlah apa yang telah Allah lakukan kepada Silo (Yer. 7:12).
- (3) Kita juga dapat menerapkan maksud perumpamaan ini terhadap karunia-karunia Roh pada umumnya. Orang yang memiliki karunia-karunia Roh dan memanfaatkannya dengan baik akan semakin berkelimpahan dengan berbagai karunia Roh. Karunia-karunia ini bisa semakin berkembang bila diterapkan, dan akan semakin cemerlang ketika digunakan. Semakin sering kita melakukannya, semakin maju kehidupan rohani kita. Tetapi mereka yang tidak membangkitkan karunia yang ada di dalam diri mereka, yang tidak mempergunakannya sesuai kemampuan mereka, akan membuat karunia itu menjadi berkarat dan membusuk dan akan padam seperti api yang diabaikan. Karunia-karunia umum itu akan diambil dari mereka yang tidak hidup sesuai dengan dasar anugerah dalam jiwa mereka, sama seperti lampu gadis-gadis bodoh yang padam karena kekurangan minyak (ay. 8). Jadi, lengan gembala pandir yang dengan malas dilipat di dadanya akan dijadikan kering sekering-keringnya, dan mata kanannya yang ditutup tanpa tanggung jawab akan menjadi pudar sepudar-pudarnya, seperti yang diancamkan Tuhan (Za. 11:17)
- . Hamba yang malas ini dijatuhi hukuman dengan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap (ay. 30).
- Di sini:
- (1) Ia memiliki watak sebagai hamba yang tidak berguna. Perhatikanlah, hamba-hamba yang malas akan dianggap sebagai hamba yang tidak berguna, yaitu hamba yang tidak berbuat apa-apa sesuai tujuan kedatangan mereka di dunia ini, tidak pernah memenuhi tujuan kelahiran atau baptisan mereka, sama sekali tidak berguna untuk kemuliaan Allah dan untuk kebaikan orang lain, atau untuk keselamatan jiwa mereka sendiri. Seorang hamba yang malas menjadi anggota tubuh yang lemah, pohon yang tidak mengeluarkan buah di kebun anggur, lebah yang malas di dalam sarang, ia tidak berguna sama sekali. Pada dasarnya, kita semua adalah hamba-hamba yang tidak berguna (Luk. 17:10). Kita tidak dapat berguna bagi Allah (Ayb. 22:2), tetapi kita diharuskan untuk berguna bagi orang lain dan bagi diri sendiri. Kita dituntut agar dapat berguna, jika tidak, maka Kristus tidak akan mengakui kita sebagai hamba-hamba-Nya. Tidak cukup untuk tidak menyakiti orang lain, kita harus berbuat baik juga, harus mengeluarkan buah. Meskipun dengan cara demikian Allah tidak diuntungkan, namun Ia dipermuliakan (Yoh. 15:8).
- (2) Hukuman yang dijatuhkan kepada hamba yang tidak berguna itu adalah, dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sini, seperti yang juga dikatakan kepada hamba-hamba yang setia itu, secara halus Juruselamat kita keluar dari perumpamaan itu dan langsung menunjuk pada apa yang sesungguhnya dimaksudkan dengan perumpamaan itu, yang menjadi kunci bagi seluruh maksud perumpamaan ini. Karena dalam berbagai pembicaraan Kristus, yang dimaksudkan dengan kegelapan yang paling gelap, tempat adanya ratap dan kertak gigi, adalah ungkapan umum untuk menyatakan kesengsaraan yang akan dialami orang-orang terkutuk di dalam neraka.
- Keadaan mereka di sana:
- [1] Sangat menyedihkan, karena terdapat kegelapan yang paling gelap. Kegelapan itu terasa tidak nyaman dan menakutkan. Kegelapan merupakan salah satu tulah yang ditimpakan kepada negeri Mesir. Di dalam neraka terdapat gua-gua gelap untuk menyimpan mereka (2Ptr. 2:4). Di dalam gelap tidak ada seorang pun yang dapat bekerja, sebuah hukuman yang tepat bagi seorang hamba yang malas. Itu adalah kegelapan yang paling gelap, berada di luar terang sorga, di luar sukacita Tuhan mereka, tempat hamba-hamba yang setia ditampung. Mereka berada di luar perjamuan. Bandingkan hal ini dengan Matius 8:12; 22:13.
- [2] Sangat muram, di sana terdapat ratapan, yang menunjukkan dukacita besar, dan kertak gigi, yang menunjukkan kejengkelan hati dan kemarahan. Inilah yang akan menjadi bagian hamba yang malas.
Matthew Henry: Mat 25:31-46 - Jalannya Penghakiman Terakhir Jalannya Penghakiman Terakhir (25:31-46)
Di sini diceritakan tentang berlangsungnya penghakiman terakhir pada hari yang mulia itu. Ada beberapa bag...
Jalannya Penghakiman Terakhir (25:31-46)
- Di sini diceritakan tentang berlangsungnya penghakiman terakhir pada hari yang mulia itu. Ada beberapa bagian di dalamnya yang diungkapkan dalam bentuk perumpamaan, seperti pemisahan antara domba dan kambing serta percakapan antara hakim dan orang-orang yang diadili, tetapi perikop ini secara keseluruhan tidak bisa disebut sebagai sebuah perumpamaan karena tidak ada kemiripan yang diperbandingkan di sini. Oleh karena itu, perikop ini lebih tepat disebut sebagai suatu penggambaran mengenai penghakiman terakhir daripada sebagai suatu perumpamaan. Dengan perkataan lain, perikop ini adalah penjelasan dari perumpamaan-perumpamaan sebelumnya.
- Di sini dibahas tentang:
- I. Penempatan Sang Hakim di atas kursi pengadilan (ay. 31), Apabila Anak Manusia datang.
- Perhatikan baik-baik di sini:
- . Bahwa akan ada penghakiman di kemudian hari. Penghakiman ini akan memutuskan nasib setiap orang untuk dibawa pada kebahagiaan atau kesengsaraan kekal, dan mereka juga akan menerima balasan setimpal dengan apa yang dilakukan dalam kehidupan sekarang yang penuh pencobaan dan ujian. Mereka akan dihakimi sesuai dengan peraturan Injil yang kekal.
- . Penyelenggaraan penghakiman pada hari yang mulia itu diserahkan kepada Anak Manusia, karena Allah akan menghakimi dunia ini melalui Dia (Kis. 17:31). Kepada Dialah semua penghakiman diserahkan. Itulah sebabnya mengapa penghakiman pada hari itu, yang merupakan pusat dari seluruh penghakiman, juga diserahkan kepada-Nya. Di sini, seperti juga di bagian lain dalam Alkitab, Kristus selalu disebut sebagai Anak Manusia bila yang dibahas adalah tentang penghakiman terakhir, karena Ia harus menghakimi anak-anak manusia (Ia menjadikan diri-Nya sama dengan mereka, kecuali bahwa Ia tidak bercacat sama sekali). Karena sikapnya yang begitu rendah hati dengan mengambil sifat manusia, dan menjadi anak manusia, maka Ia akan memperoleh balasan melalui kemuliaan yang diberikan kepada-Nya pada hari itu serta mendapatkan kehormatan atas sifat manusia itu.
- . Tampilnya Kristus untuk menghakimi dunia ini dipenuhi kemegahan dan kemuliaan. Dikatakan bahwa Agripa dan Bernike memasuki ruang pengadilan dengan segala kebesaran (Kis. 25:23), tetapi dalam ungkapan aslinya dikatakan dengan segala kemewahan. Kristus akan mendatangi tempat pengadilan dalam kemuliaan sejati: Surya Kebenaran akan bersinar pada titik tertinggi. Dia yang berkuasa atas raja-raja bumi ini akan menunjukkan kekayaan kemuliaan Kerajaan-Nya dan keindahan kebesaran-Nya yang bersemarak, dan seluruh dunia akan melihat apa yang sekarang hanya dipercayai oleh orang-orang kudus -- bahwa Ia adalah cahaya kemuliaan Bapa-Nya. Ia akan datang bukan saja dalam kemuliaan Bapa-Nya, tetapi dalam kemuliaan-Nya sendiri, sebagai Sang Pengantara. Kedatangan-Nya yang pertama dibayangi awan gelap ketidakjelasan, tetapi kedatangan-Nya yang kedua akan diliputi oleh awan kemuliaan yang cemerlang. Kepastian tentang kemuliaan di masa depan, yang diberikan Kristus kepada murid-murid-Nya dulu, membantu meringankan beban salib yang menyakitkan dan aib serta penderitaan-Nya yang sedang mendekat.
- . Ketika Kristus datang dalam kemuliaan-Nya untuk menghakimi dunia ini, Ia akan membawa semua malaikat-malaikat kudus-Nya bersama-sama dengan Dia. Pribadi yang mulia ini akan membawa pengiring yang mulia juga, yang tak terhitung jumlahnya. Bukan hanya para pengiring-Nya, tetapi juga para pelayan keadilan-Nya. Mereka akan datang bersama Dia untuk menyatakan kebesaran dan pelayanan mereka. Mereka harus datang untuk menyerukan penghakiman itu (1Tes. 4:16), untuk mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya (Mat. 24:31), untuk mengikat ilalang (Mat. 13:40), untuk menjadi saksi bagi kemuliaan orang-orang kudus (Luk. 12:8), dan kesengsaraan orang-orang berdosa (Why. 14:10).
- . Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Sekarang Ia sedang duduk bersama-sama Bapa-Nya di atas takhta-Nya, dan takhta itu adalah takhta anugerah, yang boleh kita hampiri dengan penuh keberanian. Itu adalah takhta pemerintahan, takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia adalah Imam atas takhta itu: tetapi kemudian Ia akan duduk di atas takhta kemuliaan-Nya, yaitu kursi pengadilan (Dan. 7:9-10). Meskipun tidak ada satu pun takhta kerajaan yang menyamai takhta Salomo, namun jika dibandingkan dengan takhta Kristus, takhta Salomo itu hanyalah sampah belaka. Semasa masih dalam keadaan manusia, Kristus diadili dan dijatuhi hukuman penjara, tetapi pada kedatangan-Nya yang kedua kali, Ia akan duduk sebagai Sang Hakim di pengadilan.
- II. Semua anak manusia datang di hadapan-Nya (ay. 32), semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya. Perhatikanlah, penghakiman pada hari yang mulia itu merupakan pengadilan umum. Semua orang harus dikumpulkan di hadapan pengadilan Kristus. Semua orang dari segala abad, dari permulaan sampai akhir dunia ini, dari semua tempat di bumi ini, bahkan dari sudut-sudut terpencil di dunia yang paling tak dikenal, dan yang jauh dari mana pun, semua bangsa yang diciptakan dari satu darah dan tinggal di segenap penjuru bumi.
- III. Perbedaan yang kemudian dibuat antara yang mulia dan yang hina. Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti lalang dan gandum dipisahkan pada saat penuaian, ikan yang baik dan ikan yang tidak baik di tepi pantai, serta gandum dan sekam dalam alat penampi. Orang jahat dan orang benar di dunia ini tinggal bersama-sama di dalam berbagai negara, kota, jemaat, dan keluarga yang sama. Keadaan mereka tidak dapat dibedakan satu sama lain, seperti kegagalan orang-orang kudus atau kemunafikan orang-orang berdosa, semua hampir sama. Tetapi, pada hari itu mereka akan dipisahkan, dan dipisahkan untuk selama-lamanya. Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik (Mal. 3:18). Di dunia, mereka tidak dapat memisahkan diri sendiri dari orang lain (1Kor. 5:10), dan tidak ada yang dapat memisahkan mereka (Mat. 13:29). Tetapi Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya, dan Ia dapat memisahkan mereka. Pemisahan ini begitu pastinya sehingga orang-orang kudus yang paling sedikit jumlahnya tidak akan tersesat di tengah kesesakan kerumunan orang berdosa, dan demikian pula, orang-orang berdosa yang tampaknya paling suci sekalipun tidak akan tersembunyi di antara kerumunan orang-orang benar (Mzm. 1:5). Masing-masing akan menuju tempatnya sendiri. Keadaan ini disamakan seperti seorang gembala yang memisahkan domba dari kambing (Yeh. 34:17), Sungguh, Aku akan menjadi hakim antara domba dengan domba.
- Perhatikanlah:
- . Yesus Kristus adalah Sang Gembala Agung. Sekarang Ia memberi makan kawanan domba-Nya seperti seorang gembala, dan karenanya dengan cepat Ia akan mengenali domba yang menjadi milik-Nya dan yang bukan, sama seperti Laban memisahkan domba-dombanya dari domba-domba Yakub sejauh tiga hari perjalanan (Kej. 30:35-36).
- . Orang-orang saleh itu sama seperti domba: tidak berdosa, lemah lembut, sabar, dan berguna. Orang-orang jahat sama seperti kambing, jenis binatang yang lebih rendah, buruk, dan susah diatur. Di dunia ini, domba dan kambing makan rumput bersama-sama sepanjang hari di padang rumput yang sama, tetapi pada malam hari dikandangkan di celah gunung yang berbeda. Setelah dipisahkan, Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya (ay. 33). Kristus memberikan kehormatan kepada orang-orang saleh, seperti kita menunjukkan rasa hormat kepada mereka yang kita tempatkan di sebelah kanan kita. Tetapi, orang-orang jahat akan dibangkitkan untuk mengalami kehinaan dan kengerian kekal (Dan. 12:2). Tidak dikatakan bahwa Ia akan menempatkan orang-orang kaya di sebelah kanan-Nya, dan orang-orang miskin di sebelah kiri-Nya; orang-orang terpelajar dan orang-orang bangsawan di sebelah kanan-Nya dan orang-orang yang tidak terpelajar dan rakyat jelata di sebelah kiri-Nya. Semua bentuk pemisahan lain, baik besar maupun kecil akan ditiadakan, namun pemisahan antara orang kudus dan orang berdosa, antara orang yang dikuduskan dan tidak dikuduskan, akan tinggal tetap kekal sampai selama-lamanya, dan kekekalan umat manusia akan ditentukan oleh pemisahan tersebut. Orang-orang jahat meremehkan berkat, kekayaan, dan kehormatan, sehingga begitulah nasib mereka kelak.
- IV. Jalannya penghakiman bagi masing-masing kelompok.
- . Mengenai orang-orang saleh yang ditempatkan di sebelah kanan. Perkara orang-orang ini harus diselesaikan terlebih dahulu agar mereka dapat menjadi penilai bersama-sama dengan Kristus untuk mengadili orang-orang berdosa, orang-orang yang akan merasa semakin sengsara saat melihat Abraham, Ishak, dan Yakub berada di dalam Kerajaan Allah (Luk. 13:28).
- Perhatikan baik-baik di sini:
- (1) Kemuliaan yang dianugerahkan kepada mereka. Perkataan yang bukan saja akan membebaskan mereka dari tuduhan, tetapi juga mengangkat dan memberi ganjaran kepada mereka (ay. 34). Raja itu akan berkata kepada mereka. Ia yang dahulunya adalah Sang Gembala (yang menunjukkan perhatian dan kelembutan-Nya dalam menilai mereka), di sini menjadi Sang Raja, yang menunjukkan kewenangan yang akan digunakan-Nya untuk menjatuhkan hukuman: di mana ada sabda Sang Raja, di sana ada kekuasaan. Dalam pengadilan-Nya terhadap orang-orang saleh itu terdapat dua hal:
- [1] Pengakuan bahwa orang-orang kudus adalah orang-orang yang diberkati Tuhan; Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku.
- Pertama, Ia menyatakan bahwa mereka diberkati, dan sabda-Nya menjadikan mereka seperti itu. Ketidaksetiaan mereka terhadap hukum Taurat telah mengundang kutuk dari hukum Taurat itu, tetapi Kristus telah menebus mereka dari kutuk hukum Taurat, dan telah membeli berkat itu bagi mereka, dan memerintahkan berkat itu kepada mereka.
- Kedua, yang diberkati oleh Bapa-Nya. Dihina dan dikutuk oleh dunia ini, tetapi diberkati oleh Allah. Seperti Roh memuliakan Anak (Yoh. 16:14), begitulah Anak akan memuliakan Bapa dengan merujukkan keselamatan orang-orang kudus kepada-Nya sebagai Sebab Pertama. Segala berkat rohani di dalam sorga yang dikaruniakan kepada kita mengalir dari Allah, yang adalah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus (Ef. 1:3).
- Ketiga, Ia memanggil mereka untuk datang. Yang dimaksud dengan datang di sini adalah, "Selamat datang, ribuan selamat datang, kepada berkat-berkat Bapa-Ku; marilah kepada-Ku, marilah bersama-Ku selamanya; kamu yang telah mengikut Aku memikul salib, sekarang akan ikut bersama-Ku mengenakan mahkota. Mereka yang diberkati Bapa-Ku adalah kekasih jiwa-Ku, mereka yang sudah terlampau lama jauh dari-Ku. Kemarilah sekarang, datanglah ke pangkuan-Ku, datanglah kepada lengan-Ku yang terentang, masuklah dalam pelukan kasih sayang-Ku yang terdalam!" Oh, betapa besarnya sukacita yang memenuhi hati orang-orang kudus pada hari itu! Sekarang kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta anugerah, tetapi nanti kita akan menghampiri takhta kemuliaan dengan penuh keberanian. Firman ini mengulurkan tongkat emas, dengan jaminan bahwa permohonan kita akan dikabulkan sampai setengah kerajaan. Sekarang Roh itu berkata, "Marilah," di dalam firman; dan pengantin perempuan itu berkata, "Marilah," di dalam doa, dan hasilnya adalah persekutuan yang indah. Tetapi, puncak kebahagiaannya adalah ketika Raja itu berkata, "Marilah."
- [2] Izin masuk ke dalam keberkatan dan Kerajaan Bapa yang diberikan kepada orang-orang kudus adalah terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu.
- Pertama, kebahagiaan yang akan mereka miliki sangat berlimpah. Kita diberi tahu tentang hal itu oleh Dia yang mengetahui tentang hal itu, Dia yang telah menyediakannya bagi mereka, dan menjadikan mereka milik-Nya sendiri.
- . Yang diberikan adalah sebuah kerajaan, yang dianggap sebagai harta milik paling berharga di muka bumi, termasuk kekayaan dan kemuliaan terbesar yang ada di dalamnya. Semua orang yang menerima kerajaan itu akan mengenakan kemuliaan mahkota itu, menikmati semua kesenangan istana, dan menguasai keistimewaan harta di negeri itu. Namun, itu hanyalah sedikit mirip dengan kebahagiaan besar orang-orang kudus di dalam sorga. Mereka yang di dunia ini menjadi pengemis dan orang tahanan, yang dianggap paling hina dari semuanya, kelak akan mewarisi kerajaan (Mzm. 113:7; Why. 2:16-27).
- . Kerajaan itu telah disediakan: kebahagiaannya haruslah sangat besar, karena merupakan hasil rancangan ilahi. Perhatikanlah, untuk menghibur orang-orang kudus di dalam Kerajaan kemuliaan, dilakukan persiapan bersar-besaran. Bapa merancangnya dalam pikiran-Nya yang penuh kasih, dan menyediakannya bagi mereka dalam kebesaran hikmat dan kuasa-Nya. Anak telah menebusnya bagi mereka, dan masuk ke dalamnya sebagai pelopor untuk menyediakan tempat bagi mereka (Yoh. 14:2). Sedangkan Roh Kudus, yang mempersiapkan mereka untuk Kerajaan itu, menyiapkan Kerajaan itu bagi mereka.
- . Kerajaan itu disediakan bagi mereka. Hal ini menunjukkan:
- (1) Kelayakan kebahagiaan ini, yang disesuaikan dengan sifat jiwa, dan dengan sifat baru dari jiwa yang dikuduskan.
- (2) Hak milik dan keuntungan di dalamnya. Kerajaan itu disediakan dengan maksud untuk diberikan kepada mereka. Bukan hanya untuk orang seperti Anda, tetapi untuk Anda, atas nama Anda. Anda yang dipilih secara pribadi dan secara khusus untuk diselamatkan melalui pengudusan.
- . Kerajaan tersebut disediakan sejak dunia dijadikan. Kebahagiaan ini dirancang bagi orang-orang kudus, dan mereka dirancang bagi Kerajaan itu, sebelum dunia dijadikan, dari sejak kekekalan (Ef. 1:4). Tujuan, yang menjadi bagian terakhir dalam pelaksanaan, dijadikan yang pertama dalam rancangan. Sang Hikmat Yang Tak Terbatas menaruh perhatian pada pemuliaan kekal orang-orang kudus sejak semua ciptaan dijadikan, Semuanya itu terjadi oleh karena kamu (2Kor. 4:15). Atau, hal itu juga berarti penyediaan tempat kebahagiaan ini, yang akan menjadi kedudukan dan tempat tinggal orang-orang yang diberkati, sejak permulaan karya penciptaan (Kej. 1:1). Ketika dasar-dasar bumi diletakkan, bintang-bintang fajar di langit segala langit bersorak-sorak bersama-sama (Ayb. 38:4-7).
- Kedua, hak milik yang akan mereka pegang dan miliki sangatlah baik. Mereka akan datang dan mewarisinya. Apa yang kita peroleh akan didapatkan melalui pewarisan, bukan melalui pembelian yang kita lakukan sendiri, tetapi murni karena tindakan Allah, mengikuti istilah ahli hukum. Allah sendirilah yang menjadikan mereka ahli waris, ahli waris Kerajaan Sorga. Kita menjadi ahli waris berdasarkan kedudukan kita sebagai anak, pengangkatan kita sebagai anak. Jika kita adalah anak, maka kita adalah ahli waris. Hak yang diperoleh melalui pewarisan merupakan hak yang terindah dan terpasti. Secara tidak langsung ini dirujuk oleh hal kepemilikan atas tanah di negeri Kanaan yang diteruskan melalui pewarisan, dan tidak dapat dipindahtangankan lebih lama daripada tahun Yobel. Begitulah warisan sorgawi juga tidak dapat dibatalkan dan dipindahtangankan. Di dunia ini, orang-orang kudus bagaikan ahli-ahli waris yang belum akil balig, yang berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai saat yang ditentukan oleh Bapa (Gal. 4:1-2). Setelah itu, mereka akan memiliki hak penuh yang sekarang diperoleh melalui anugerah. Mari, dan warisilah.
- (2) Alasan yang mendasari keputusan ini (ay. 35-36), Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan. Karena itu kita tidak dapat menyimpulkan bahwa perbuatan kita yang baik patut mendapatkan kebahagiaan sorga, seberapa berharga ataupun istimewanya perbuatan kita itu: kebaikan kita tidak membuat pengaruh apa-apa bagi Allah. Sebaliknya, jelaslah bahwa Yesus Kristus akan menghakimi dunia ini dengan peraturan yang sama seperti yang digunakan-Nya untuk memerintah dunia, dan karena itu Ia akan memberikan pahala kepada orang-orang yang menaati hukum tersebut. Ketaatan mereka akan disebut, bukan sebagai hak mereka, tetapi sebagai bukti bahwa mereka adalah milik Kristus dan hasil tebusan-Nya. Kebahagiaan ini akan disahkan bagi orang-orang percaya yang taat, bukan berdasarkan quantum meruit -- pertimbangan jasa yang mengharuskan adanya hubungan antara pekerjaan dan imbalan, melainkan berdasarkan janji penebusan Allah oleh Yesus Kristus dan berdasarkan keuntungan yang telah diatur dalam berbagai ketentuan dan batasan tertentu. Penebusan dan janji itulah yang memberikan hak, sedangkan ketaatan hanyalah persyaratan yang dirancang bagi orang itu. Hak kepemilikan yang dibuat berdasarkan persyaratan tertentu mutlak menjadi hak si pewaris bila persyaratan itu dipenuhi sesuai dengan maksud yang sebenarnya dari si penyumbang atau pembuat warisan itu. Meskipun hak tersebut didasarkan pada perbuatan atau kehendak si pembuat warisan, pelaksanaan dari persyaratan yang telah ditetapkan harus dibuktikan: itulah yang terjadi di sini. Karena Kristus adalah Sang Pelaksana keselamatan yang kekal hanya bagi mereka yang menaati-Nya, dan mereka yang dengan tekun berbuat baik.
- Nah, perbuatan baik yang dimaksudkan di sini adalah seperti yang umumnya kita kenal sebagai pekerjaan amal bagi orang-orang miskin. Ini bukan berarti bahwa banyak orang yang akan ditempatkan di sebelah kanan-Nya selama hidup pernah memberi makan orang yang lapar atau memberikan pakaian kepada mereka yang telanjang karena kurang mampu. Justru merekalah yang diberi makan dan pakaian berkat kemurahan hati orang lain. Yang mau diberikan di sini hanyalah suatu contoh ketaatan tulus saja, yang pada intinya mengajarkan kita bahwa iman yang didasarkan pada kasih itulah yang diutamakan dalam iman Kristen. Tunjukkanlah imanmu dari perbuatan-perbuatanmu. Tidak ada yang akan membuat pertanggungjawaban yang baik nanti menjadi berlimpah selain buah-buah kebenaran dalam perilaku yang baik pada masa kini. Perbuatan baik yang digambarkan di sini meliputi tiga hal, yang harus ada dalam diri semua orang yang diselamatkan.
- [1] Menyangkal diri dan menganggap hina dunia ini. Artinya, menganggap perkara-perkara dari dunia sebagai hal yang tidaklah baik kecuali kalau bisa dimanfaatkan untuk kebaikan. Mereka yang tidak memiliki apa pun untuk berbuat baik, juga harus menunjukkan sikap yang sama, dengan menjadi orang-orang miskin yang tahu bersyukur dan penuh sukacita. Mereka yang cocok bagi sorga adalah mereka yang mati terhadap dunia ini.
- [2] Mengasihi sesama kita, yang menjadi hukum terutama yang kedua dan merupakan penggenapan dari hukum Taurat, serta menjadi persiapan istimewa bagi dunia kasih yang kekal. Kita harus membuktikan kasih ini dengan kesiapan kita untuk berbuat baik dan menyampaikannya secara lisan. Ungkapan harapan yang indah tanpa perbuatan baik hanyalah ejekan belaka (Yak. 2:15-16; 1Yoh. 3:17). Mereka yang tidak memiliki apa-apa untuk diberikan, harus menunjukkan sikap yang sama dengan suatu cara lain.
- [3] Kepercayaan dengan pandangan tertuju kepada Yesus Kristus. Yang diberi penghargaan di sini adalah tindakan meringankan beban orang miskin demi Kristus, karena kasih kepada-Nya dan dengan pandangan yang tertuju kepada-Nya. Inilah yang mendatangkan kemuliaan bagi perbuatan baik, bila perbuatan baik itu kita maksudkan sebagai pelayanan bagi Tuhan Yesus Kristus, baik mereka yang bekerja untuk kehidupan mereka sendiri, maupun yang bekerja untuk menghidupi orang lain (Ef. 6:5-7). Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan dalam nama Tuhan Yesus Kristus itulah yang nanti akan diterima Allah (Kol. 3:17). Ketika Aku lapar, artinya, ketika murid-murid-Ku dan para pengikut-Ku yang sedang lapar, baik akibat dianiaya musuh karena berbuat baik maupun akibat penyelenggaraan pemeliharaan ilahi. Karena segala sesuatu sama bagi sekalian, baik orang benar maupun orang yang jahat, kamu harus memberi mereka makan.
- Perhatikanlah:
- Pertama, Allah Sang Pemelihara begitu beragam dalam mengatur dan menetapkan keadaan umat-Nya di dunia ini, di mana ada sebagian orang dimampukan untuk memberi bantuan, sedangkan yang lainnya memerlukan bantuan. Tidaklah mengherankan bila mereka yang menikmati kesedapan sorgawi merasa lapar dan haus serta kekurangan makanan sehari-hari; bila mereka yang tinggal di dalam Allah menjadi pendatang di negeri asing; bila mereka yang mengenakan Kristus kekurangan pakaian untuk menghangatkan tubuh mereka; bila mereka yang memiliki jiwa yang sehat memiliki tubuh yang sakit-sakitan; dan bila mereka yang telah dimerdekakan oleh Kristus dikurung di dalam penjara.
- Kedua, pekerjaan amal dan kebajikan yang kita lakukan sesuai dengan kemampuan kita merupakan hal yang perlu bagi keselamatan kita, dan akan lebih ditekankan pada penghakiman di hari yang mulia itu daripada yang pada umumnya dibayangkan orang. Pekerjaan ini harus menjadi bukti kasih kita dan pengakuan penerimaan kita atas Injil Kristus (2Kor. 9:13). Tetapi, penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan.
- Sekarang, orang-orang kudus menyatakan keberatan atas alasan ini dengan penuh kerendahan hati, tetapi hal itu dijelaskan sendiri oleh Sang Hakim.
- . Alasan itu dipertanyakan oleh orang-orang benar (ay. 37-39). Bukan seolah-olah mereka tidak suka mewarisi Kerajaan itu atau merasa malu atas perbuatan-perbuatan baik mereka, tetapi:
- (1) Ungkapan itu bersifat perumpamaan, dirancang untuk memperkenalkan dan menanamkan kebenaran-kebenaran agung ini, bahwa Kristus sangat menghargai pekerjaan cinta kasih ini dan sangat berkenan atas kebaikan yang dilakukan bagi umat-Nya demi kepentingan-Nya. Atau,
- (2) Mereka menunjukkan kekaguman dalam sikap penuh kerendahan hati yang akan memenuhi orang-orang kudus yang dimuliakan, karena pelayanan yang begitu sederhana dan tidak berarti yang telah mereka lakukan ternyata memperoleh pujian demikian tinggi dan diberi ganjaran begitu berlimpah-limpah. Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan? Perhatikanlah, jiwa-jiwa yang mulia cenderung memandang rendah perbuatan baik mereka, sebagai sesuatu yang sangat tidak layak khususnya bila dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kelak. Berlawanan dengan sikap ini adalah perangai orang yang berkata, "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" (Yes. 58:3). Orang-orang kudus di dalam sorga akan bertanya-tanya, apa gerangan yang telah membawa mereka sampai ke sana, dan mengapa Allah begitu menghormati mereka dan pelayanan mereka. Hal itu bahkan membuat Natanael merasa malu ketika mendengar pujian Kristus, Bagaimana Engkau mengenal aku? (Yoh. 1:47-48; Ef. 3:20). "Bilamanakah kami melihat Engkau lapar? Kami telah sering kali melihat orang-orang miskin dalam penderitaan, tetapi bilamanakah kami melihat Engkau?" Perhatikanlah, Kristus berada di antara kita lebih sering daripada yang kita sangka. Dapat dipastikan Ia berada dalam firman-Nya, dalam ketetapan-Nya, dalam diri para pelayan-Nya, dalam Roh-Nya, dan ya, dalam diri orang-orang miskin. Kita tidak menyadarinya ketika: Aku melihat engkau di bawah pohon ara (Yoh. 1:48).
- . Hal itu dijelaskan oleh Sang Hakim sendiri (ay. 40), Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku, untuk yang paling hina, untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Pada hari yang mulia nanti, perbuatan-perbuatan baik orang-orang kudus:
- (1) Akan diingat seluruhnya. Yang terkecil dan tak berarti, bahkan secangkir air sejuk pun tidak terlupakan.
- (2) Semua akan diperhitungkan setinggi-tinggnya untuk keuntungan mereka. Sebagaimana Kristus berusaha memanfaatkan sebaik-baiknya kelemahan mereka, demikian juga Ia menghargai setinggi-tingginya pelayanan mereka.
- Lihatlah pahala apa yang disediakan Kristus bagi mereka yang memberi makan kepada orang lapar dan memberi pakaian kepada orang telanjang. Tetapi bagaimana dengan orang-orang saleh yang miskin, yang tidak memiliki apa-apa untuk dibagikan? Haruskah mereka ditolak? Tidak.
- [1] Kristus akan mengakui mereka sebagai saudara-Nya, bahkan yang paling hina sekalipun. Ia tidak akan merasa malu dan juga tidak menganggap bahwa dengan menyebut mereka saudara hal ini akan merusak nama baik-Nya (Ibr. 2:11). Ia takkan memungkiri sanak-Nya yang miskin. Lazarus bersandar di dada-Nya sebagai sahabat dan saudara. Dengan demikian Ia akan mengakui mereka (ay. Mat. 10:32).
- [2] Ia akan memperhitungkan kebaikan yang dilakukan bagi mereka itu sebagai kebaikan yang dilakukan untuk diri-Nya sendiri. Kamu telah melakukannya untuk Aku. Ini menunjukkan rasa hormat-Nya kepada orang-orang miskin yang telah ditolong, dan juga kepada orang-orang kaya yang telah membantu mereka. Perhatikanlah, Kristus mendukung masalah yang dihadapi umat-Nya, dan menganggap diri-Nya sendiri berkepentingan dalam kepentingan mereka. Ia merasa diri-Nya sendirilah yang diterima, dikasihi, dan diakui di dalam mereka. Jika Kristus sendiri berada di antara kita dalam kemiskinan, seberapa siapkah kita untuk menolong Dia? Di dalam penjara, sesering apakah kita mengunjungi Dia? Seharusnya kita iri dengan kehormatan orang-orang yang melayani Dia dengan kekayaan mereka (Luk. 8:3). Di mana pun orang-orang kudus dan para pelayan jemaat miskin berada, di sanalah Kristus berada dan siap menerima kebaikan kita di dalam mereka, dan perbuatan itu akan dimasukkan ke dalam catatan-Nya.
- . Inilah keadaan penghakiman bagi orang-orang jahat yang berada di sebelah kiri-Nya. Mengenai hal itu diceritakan:
- (1) Hukuman yang dijatuhkan kepada mereka (ay. 41). Ditempatkan di sebelah kiri sudah merupakan hal yang memalukan bagi mereka, tetapi itu belumlah yang terburuk. Selanjutnya Ia akan berkata juga kepada mereka, "Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk." Setiap kata yang diucapkan mengandung kengerian, sama seperti bunyi sangkakala di gunung Sinai, kian lama kian keras bunyinya. Setiap tekanan suara semakin lama menjadi semakin menyedihkan, dan sama sekali tidak mengandung penghiburan.
- [1] Berada dekat dengan Kristus memiliki kepuasan sendiri, meskipun Ia sedang merasa tidak senang. Tetapi keadaan seperti itu tidak akan diperbolehkan, Enyahlah dari hadapan-Ku. Di dunia ini mereka sering diundang untuk datang kepada Kristus guna memperoleh hidup dan perhentian, tetapi mereka menutup telinga atas undangan ini. Oleh karena itu, adillah bila mereka yang tidak mau datang kepada Kristus diusir dari hadapan-Nya. "Enyahlah dari hadapan-Ku yang adalah sumber semua kebaikan, dari hadapan-Ku yang adalah Sang Juruselamat, dan karenanya juga enyah dari semua harapan keselamatan. Tidak ada lagi yang dapat Kukatakan atau perbuat denganmu." Di dunia ini mereka berkata kepada Yang Mahakuasa, "Pergilah dari pada kami." Tetapi, nanti Ia lebih menyukai memperlakukan mereka dengan sewenang-wenang, dan berkata kepada mereka, "Enyahlah dari hadapan-Ku." Perhatikanlah, enyah dari hadapan Kristus berarti neraka yang paling dalam.
- [2] Jika mereka harus enyah, enyah dari hadapan Kristus, apakah mereka akan dilepas dengan berkat, kebaikan, dan setidaknya dengan kata-kata penuh belas kasihan? Tidak, Enyahlah, hai kamu orang-orang terkutuk. Mereka yang menolak datang kepada Kristus untuk memperoleh berkat, harus enyah dari hadapan-Nya di bawah beban kutuk, yaitu kutuk hukum Taurat bagi setiap orang yang melanggarnya (Gal. 3:10). Mereka cinta kepada kutuk, biarlah kutuk itu datang kepada mereka. Tetapi perhatikan baik-baik, orang-orang benar akan disebut yang diberkati oleh Bapa-Ku, karena kondisi mereka yang diberkati sepenuhnya berasal dari anugerah Allah dan berkat-Nya sendiri. Sedangkan orang-orang jahat hanya disebut hai kamu orang-orang terkutuk, karena kutukan itu berasal dari diri mereka sendiri. Apakah Allah telah menjual mereka? Tidak, merekalah yang telah menjual diri mereka sendiri, mereka telah menempatkan diri sendiri di bawah kutuk (Yes. 50:1)
- [3] Jika mereka harus enyah, enyah yang disertai kutuk, tidak bolehkah mereka pergi ke suatu tempat yang menyenangkan dan nyaman? Tidakkah cukup menyedihkan bagi mereka untuk meratapi kehancuran mereka? Tidak, akan ada hukuman terhadap perasaan dan juga kehancuran. Mereka harus enyah ke dalam api, ke dalam siksaan yang begitu berat seperti api yang menjilat tubuh, dan masih banyak lagi. Api ini adalah murka Allah yang kekal yang dicurahkan ke atas jiwa-jiwa dan nurani orang-orang berdosa yang menjadikan diri mereka sebagai bahan bakar untuk api yang menyiksa itu. Allah kita adalah api yang menghanguskan, dan orang-orang berdosa akan segera jatuh ke dalam tangan-Nya (Ibr. 10:31; Rm. 2:8-9).
- [4] Jika harus enyah ke dalam api, apakah api tersebut api yang kecil dan lembut? Tidak, api itu adalah api yang telah disediakan. Itu adalah siksaan yang telah diatur dari dahulu kala (Yes. 30:33). Kutuk bagi orang-orang berdosa sering disebut sebagai tindakan kuasa ilahi, Dia yang mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, Allah menyatakan kuasa-Nya. Itu adalah hukuman kebinasaan dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya. Dari situ dapat dilihat apa yang akan dilakukan oleh Allah yang sedang murka untuk membuat ciptaan yang menjengkelkan merasa sengsara.
- [5] Jika harus enyah ke dalam api, api yang telah tersedia, semoga siksaan itu berlangsung singkat, agar mereka dapat menempuh api itu. Tidak, api murka Allah adalah api yang kekal, api yang melahap dan memangsa jiwa-jiwa yang kekal, yang takkan pernah padam karena kekurangan bahan bakar, akan tetap berkobar dan menyala oleh murka Allah yang kekal, sehingga tidak perlu ditiup dan dikobarkan. Sementara itu aliran belas kasihan dan anugerah tidak akan mengalir lagi selama-lamanya, tidak ada yang dapat memadamkan api itu lagi. Jika setetes air untuk menyejukkan lidah saja ditolak, apa lagi seember air untuk memadamkan api ini.
- [6] Jika mereka harus dihukum dalam keadaan sengsara yang tak berkesudahan, apakah mereka mempunyai beberapa kawan yang baik di sana? Tidak, tidak ada seorang kawan pun selain Iblis dan malaikat-malaikatnya, musuh-musuh yang mengikat perjanjian dengan mereka, dan yang turut membawa mereka ke dalam kesengsaraan ini, akan menguasai mereka di dalam siksaan ini. Semasa masih hidup, mereka melayani Iblis, karena itu sungguh sangat adil bila mereka dihukum di tempat Iblis berada; sama halnya dengan mereka yang melayani Kristus, mereka juga akan dibawa ke tempat-Nya, supaya di tempat Ia berada, mereka pun ada. Sungguh mengerikan tinggal di rumah yang dihuni oleh roh-roh jahat. Bagaimana jadinya kalau harus tinggal bersama mereka sampai selama-lamanya? Perhatikan baik-baik di sini.
- Pertama, Kristus menunjukkan adanya satu pribadi yang menjadi penghulu roh-roh jahat, pemimpin komplotan pemberontakan, sedangkan yang lainnya adalah malaikat-malaikatnya, pesuruhnya, dan melalui mereka, pribadi jahat ini mendukung kerajaannya. Pada hari itu, Kristus dan para malaikat-Nya akan mengalahkan naga itu dan malaikat-malaikatnya (Why. 12:7-8).
- Kedua, dikatakan bahwa api itu telah disediakan. Tempat itu disediakan bukan terutama untuk orang-orang jahat, seperti Kerajaan Sorga disediakan bagi orang-orang benar, sebab pada mulanya tempat itu dimaksudkan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Bila orang-orang berdosa menjalin persahabatan dengan Iblis dengan menuruti hawa nafsu mereka, mereka patut menyalahkan diri sendiri jika mereka menjadi bagian dari kesengsaraan yang disediakan bagi Iblis dan malaikat-malaikatnya. Calvin membuat catatan mengenai hal ini, Karena itu dikatakan bahwa siksaan bagi orang-orang terkutuk itu telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya, untuk memutuskan semua harapan mereka untuk melarikan diri dari tempat itu. Iblis dan malaikat-malaikatnya telah dijadikan tawanan di dalam jurang maut, jadi mampukah si cacing-cacing tanah ini berharap bisa melarikan diri?
- (2) Alasan bagi rancangan hukuman ini. Seluruh penghakiman Allah pasti adil, dan seluruh keputusan-Nya akan dibenarkan. Ia sendirilah Hakim, dan karena itu langit memberitakan keadilan-Nya.
- Sekarang:
- [1] Semua yang didakwakan kepada mereka dan yang digunakan sebagai dasar penjatuhan hukuman adalah kelalaian untuk melakukan kewajiban. Sama seperti yang terjadi sebelumnya, hamba yang jahat itu dihukum, bukan karena ia telah memboroskan harta tuannya, tetapi karena ia menyembunyikan talentanya di dalam tanah. Maka di sini, Ia tidak berkata, "Aku menderita kelaparan dan kehausan, karena kamu merampas makanan dan minuman-Ku; Aku menjadi seorang asing, karena kamu mengasingkan Aku; Aku telanjang, karena kamu merampas pakaian-Ku; Aku dipenjara, karena kamu menjebloskan Aku ke sana," tetapi Ia berkata, "Saat Aku menanggung semua kesusahan ini, kamu begitu mementingkan dirimu sendiri dan begitu sibuk dengan urusan dan kesenanganmu sendiri, menyita begitu banyak upayamu, dan juga sebagian besar uangmu, sehingga kamu tidak melayani seperti seharusnya untuk melepaskan dan menolong Aku. Kamu sama seperti orang-orang pelahap yang merasa aman di Sion, dan tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf" (Am. 6:4-6). Kelalaian merupakan kehancuran bagi banyak orang.
- [2] Yang dituduhkan adalah lalai melakukan pekerjaan kasih bagi orang-orang miskin. Mereka bukan dihukum karena mengabaikan pengorbanan dan korban bakaran mereka (mereka sangat giat dan berlimpah dalam kegiatan ini [Mzm. 50:8]), tetapi karena mengabaikan yang terpenting dalam hukum Taurat, yaitu: keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan. Orang Amon dan orang Moab tidak boleh masuk sebagai jemaah Tuhan, karena mereka tidak menyongsong bangsa Israel dengan roti dan air (Ul. 23:3-4). Perhatikanlah, tidak bermurah hati kepada orang-orang miskin merupakan dosa yang terkutuk. Bila harapan untuk mendapat pahala tidak bisa menggerakkan hati kita untuk melakukan perbuatan amal, maka baiklah bila rasa gentar akan hukuman Allah menggerakkan kita, sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Perhatikanlah, Ia tidak berkata, "Aku sakit, tetapi kamu tidak menyembuhkan Aku; Aku berada di dalam penjara, tetapi kamu tidak membebaskan Aku" (mungkin hal itu tidak sanggup mereka lakukan); tetapi Ia berkata, "Kamu tidak melawat Aku, sesuatu yang seharusnya mampu kaulakukan." Perhatikanlah, pada hari yang mulia itu, orang-orang berdosa akan dihukum karena mengabaikan kebaikan yang sebenarnya mampu mereka lakukan. Jika hukuman yang dijatuhkan kepada orang-orang yang tidak bermurah hati saja sudah begitu mengerikan, terlebih lagi hukuman yang akan dijatuhkan kepada orang-orang yang kejam, hukuman bagi para penganiaya!
- Sekarang kita lihat alasan atas hukuman ini:
- Pertama, hukum itu ditentang oleh orang-orang terhukum ini (ay. 44), Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus? Orang-orang berdosa yang telah dihukum, meskipun tidak memiliki pembelaan yang dapat membebaskan mereka, tetap saja mengajukan dalih yang sia-sia.
- Sekarang:
- . Cara mereka mengajukan dalih pembelaan menunjukkan sikap mereka yang gegabah dan tergesa-gesa ketika itu. Mereka menyela pembicaraan, seperti orang yang sedang tergesa-gesa, Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau telanjang? Mereka tidak berani menyinggung dakwaannya, karena menyadari kesalahan diri sendiri dan tidak mampu menanggung kedahsyatan penghukuman itu. Mereka juga tidak diberikan waktu untuk bersikeras dengan pembelaan mereka yang sia-sia itu, karena semuanya itu (seperti istilah kita) hanyalah "mengolok-olok pengadilan."
- . Isi dalih mereka menunjukkan sikap ketidakpedulian mereka terhadap hal-hal masa lalu yang mungkin bisa saja mereka ketahui, tetapi yang baru sekarang mereka sadari ketika semuanya sudah terlambat. Mereka yang telah meremehkan dan menganiaya orang-orang Kristen yang miskin tidak akan mengakui bahwa mereka telah melakukan demikian terhadap Kristus. Tidak, mereka tidak pernah bermaksud melakukan hal-hal itu kepada Dia, juga tidak pernah menyangka bahwa urusan itu akan berkembang menjadi besar. Mereka membayangkan bahwa orang-orang malang itu hanyalah kumpulan orang lemah, bodoh, dan dapat dilecehkan, orang-orang yang hanya membawa lebih banyak kesulitan daripada yang diperlukan dalam hidup keagamaan mereka, sehingga dapat diremehkan begitu saja. Tetapi kelak perbuatan mereka itu akan disingkapkan di hadapan banyak orang, apakah pada hari pertobatan mereka, seperti Paulus, atau pada saat penghakiman, seperti yang digambarkan di sini, bahwa Yesus-lah yang mereka aniaya itu. Bila mereka berkata, "Sungguh, kami tidak tahu hal itu!" maka jawabannya adalah, "Apakah Dia yang menguji hati tidak tahu yang sebenarnya?" (Ams. 24:11-12).
- Kedua, alasan atas hukuman itu dibenarkan oleh Sang Hakim, yang akan membuktikan kepada semua orang fasik perihal kata-kata nista yang diucapkan terhadap Dia yang berada dalam diri orang-orang yang menjadi milik-Nya (Yud. 15). Ia menegaskan hukum ini (ay. 45), sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Perhatikanlah, apa yang dilakukan terhadap para murid dan pengikut Kristus yang setia, bahkan terhadap salah seorang yang paling hina saja, akan diperhitungkan Tuhan sebagai dilakukan terhadap diri-Nya sendiri. Ia dihina dan dianiaya di dalam diri mereka, karena mereka dihina dan dianiaya demi kepentingan-Nya, dan di dalam segala penderitaan mereka, Dialah yang menderita. Orang yang menjamah umat-Nya, berarti menjamah Dia sama kerasnya seperti yang mereka lakukan terhadap biji mata-Nya.
- Terakhir, inilah pelaksanaan kedua hukuman yang dijatuhkan itu (ay. 46). Pelaksanaan hukuman adalah nyawa hukum itu sendiri, dan Kristus akan memastikan bahwa semua akan dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
- . Orang-orang jahat ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal. Hukuman akan dilaksanakan dengan cepat, tanpa penangguhan lagi, juga tidak diberi waktu untuk dimasukkan dalam tahanan pengadilan terlebih dahulu. Pelaksanaan hukuman terhadap orang-orang jahat disebutkan pertama, karena yang dikumpulkan dan dibakar terlebih dahulu adalah lalang.
- Perhatikanlah:
- (1) Keadaan hukuman bagi orang-orang jahat di kemudian hari akan berupa hukuman kekal, karena keadaan hukuman itu tidak dapat diubah lagi. Jangan pula menyangka bahwa orang-orang berdosa akan mengubah watak mereka, atau bahwa Allah akan memberikan anugerah-Nya untuk mengubah mereka. Ketika masih di dunia ini, mereka telah menyia-nyiakan masa anugerah, Roh anugerah ditentang, dan tujuan anugerah disalahgunakan dan dikacaukan mereka.
- (2) Orang-orang jahat itu disuruh masuk ke dalam hukuman, bukan karena mereka bersedia masuk dengan sukarela. Tidak, mereka diusir dari tempat terang ke dalam kegelapan. Hal itu menunjukkan adanya rasa bersalah yang kuat dan tidak dapat dilawan serta hilangnya harapan akan datangnya belas kasihan.
- . Orang benar akan masuk ke dalam hidup yang kekal. Artinya, mereka akan menerima Kerajaan itu (ay. 34).
- Perhatikanlah:
- (1) Sorga adalah kehidupan, hanya ada kebahagiaan semata. Kehidupan jiwa merupakan hasil dari persekutuannya dengan Allah melalui perantaraan Yesus Kristus, sama seperti kehidupan tubuh berasal dari persekutuannya dengan jiwa melalui nafas. Kehidupan sorgawi terdapat dalam pandangan dan harapan terhadap Allah, dalam keselarasan sempurna dengan Dia, dan persekutuan langsung tanpa halangan dengan Dia.
- (2) Itu adalah kehidupan kekal. Tidak akan ada kematian di masa kehidupan itu, juga tidak akan ada usia lanjut di masa penghiburan itu, atau dukacita yang memahitkan. Dengan demikian, kehidupan dan kematian, keberuntungan dan kecelakaan, berkat dan kutuk, diperhadapkan kepada kita, sehingga kita dapat memilih jalan kita, dan begitulah nantinya akhir hidup kita. Bahkan orang-orang kafir pun mempunyai suatu gagasan tentang perbedaan di antara orang baik dan jahat di dunia lain. Cicero (seorang pemikir Romawi kuno -- pen.) dalam tulisannya Tusculan Questions (lib. 1), mengutip perkataan Socrates, Duae sunt viae, duplicesque cursus è corpore exeuntium: nam qui se vitiis humanis contaminarunt, et libidinibus se tradiderunt, iis devium quoddam iter est, seclusum à consilio deorum; qui autem se integros castosque servarunt, quibusque fuerit minima cum corporibus contagio, suntque in corporibus humanis vitam imitati deorum, iis ad illos a quibus sunt profecti facile patet reditus -- Dua jalan terbentang di hadapan mereka yang meninggalkan tubuh jasmani. Mereka yang telah mencemari diri dengan kejahatan manusia, dan menyerahkan diri pada hawa nafsu mereka, mengambil jalan yang membawa mereka jauh dari perhimpunan dan tempat para dewa. Tetapi, mereka yang jujur dan suci, orang-orang yang tidak dicemari oleh kedagingan, dan sementara tinggal di dalam tubuh ini telah meneladani para dewa, orang-orang ini dengan mudahnya akan menemukan jalan untuk kembali pada keadaan yang mulia, tempat asal mereka.
SH: Mat 25:1-13 - Gadis-gadis sahabat pengantin. (Sabtu, 18 April 1998) Gadis-gadis sahabat pengantin.
Bukan saja pada zaman itu pasangan mempelai meminta para sahabatnya untuk mengiringinya, kini pun masih terjadi. Tugas...
Gadis-gadis sahabat pengantin.
Bukan saja pada zaman itu pasangan mempelai meminta para sahabatnya untuk mengiringinya, kini pun masih terjadi. Tugas seperti itu tentu merupakan suatu kepercayaan besar dan kehormatan. Bisa dimengerti bahwa para gadis yang tidak sungguh mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk menyambut sang mempelai adalah para sahabat yang sangat tidak bertanggungjawab.
Murid sejati, murid palsu. Berulangkali Tuhan memperingatkan para pengikut-Nya, agar menguji diri bahwa mereka sungguh adalah pengikut-Nya yang sejati. Sejak permulaan Injil Matius, kita sudah diberikan berbagai perumpamaan. Antara lain: jalan lebar jalan sempit, bangunan atas karang bangunan atas pasir, dlsb. Kini murid sejati diwakili oleh para gadis yang cerdik berjaga-jaga, para murid palsu diwakili oleh para gadis bodoh yang tak berbekal dan terlena.
Surga hanya bagi murid sejati. Kebahagiaan surgawi yang Tuhan janjikan hanya berlaku bagi murid sejati. Murid palsu akan ditolak Tuhan masuk ke dalam hukuman kekal. Sebelum terlambat, pastikan bahwa Anda sungguh murid Yesus!
Renungkan: Agar dapat bersiap menantikan Tuhan, banyak hal yang harus kita tolak dari hidup kita.
SH: Mat 25:1-13 - Siap sedia, berjaga-jaga selalu, jangan lengah (Senin, 2 April 2001) Siap sedia, berjaga-jaga selalu, jangan lengah
Digambarkan dalam perumpamaan ini bahwa mempelai laki-
laki akan datang pada waktu yang tidak disangk...
Siap sedia, berjaga-jaga selalu, jangan lengah
Digambarkan dalam perumpamaan ini bahwa mempelai laki- laki akan datang pada waktu yang tidak disangka-sangka. Mempelai laki-laki menuntut gadis-gadis telah siap sedia kapan saja dengan perlengkapan lengkap agar sewaktu-waktu ia datang, para gadis segera menyambutnya dapat pergi bersama dia masuk ke perjamuan kawin. Gadis- gadis harus tahu apa yang harus dilakukan untuk mempersiapkan dan memperlengkapi dirinya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Meski waktu kedatangan sang mempelai laki-laki tidak diketahui, gadis-gadis itu harus terus berjaga-jaga dan siap siaga. Pelita dan minyak yang dipakai untuk menggambarkan kesiapan para gadis adalah semacam obor yang perlu setiap lebih kurang 15 menit dituangi minyak zaitun agar tetap menyala. Ketika mempelai laki-laki datang, mereka dapat ikut dalam prosesi mempelai laki-laki ke perjamuan tanpa kekurangan minyak.
Perumpamaan ini mengajarkan tentang apa yang terjadi saat Tuhan Yesus datang kembali menjemput murid-murid untuk dibawa masuk kedalam kemuliaan-Nya. Tuhan Yesus mengumpamakan diri-Nya sebagai mempelai laki-laki yang kedatangan-Nya terjadi secara tiba-tiba. Ia hanya akan membawa gadis-gadis yakni jemaat-Nya yang siap sedia. Bagi yang tidak mempersiapkan diri tidak ada kesempatan untuk berbenah. Segera pintu ruang perjamuan ditutup dan tidak akan dibuka kembali.
Menjadi-gadis-gadis bijaksana adalah tanggung jawab setiap
Kristen. Pelita harus tetap menyala saat mereka
berjalan dalam prosesi ke perjamuan. Untuk itu perlu
mempersiapkan dan memperlengkapi diri. Dalam
perumpamaan-perumpamaan yang mendahului (
Renungkan: Hiduplah sebagai 'mempelai perempuan' yang siap sedia seolah-olah sang mempelai laki-laki datang pada hari ini.
SH: Mat 25:1-13 - Pola hidup siaga (Sabtu, 12 Maret 2005) Pola hidup siaga
Kebiasaan buruk "baru bertindak" jika keadaan sudah menjadi
genting sudah makin membudaya. Undang-Undang Antiteroris
diben...
Pola hidup siaga
Kebiasaan buruk "baru bertindak" jika keadaan sudah menjadi
genting sudah makin membudaya. Undang-Undang Antiteroris
dibentuk setelah peristiwa bom Bali. Komisi Pemberantasan
Korupsi dibentuk setelah negara dirugikan triliunan rupiah,
dlsb. Kebiasaan ini membuat orang terlena dan berakibat fatal.
Jauh lebih fatal bila sikap itu menyangkut hal yang menentukan
nasib kekal orang.
Perumpamaan ini berbicara tentang Kerajaan Surga (ayat 1), dikaitkan dengan kedatangan Anak Manusia kelak (ayat 13). Keadaan manusia dalam evaluasi Tuhan kelak terbagi ke dalam dua kelompok. Kelompok yang seperti gadis yang cerdas (ayat 4,7) dan kelompok yang mirip gadis yang bodoh (ayat 3,8). Yang cerdas diizinkan ambil bagian dalam pesta sang pengantin sebab meski ada penundaan mereka telah menyiapkan agar pelita mereka tetap menyala. Karena mereka tanggap terhadap Yesus dan berjaga-jaga merindukan kedatangan-Nya, mereka akan disambut oleh Yesus ketika Ia datang kembali untuk menggenapkan Kerajaan Surga. Sebaliknya, mereka yang tidak tanggap dan tidak siaga akan ditolak (ayat 11,12).
Kerajaan Surga datang di dalam dan melalui hidup, ajaran, dan perbuatan Yesus (lihat Mat. 4:17). Kelak pada kedatangan-Nya kedua kali Yesus akan merampungkan pewujudan Kerajaan Surga dan menentukan siapa yang layak berbagian di dalamnya. Orang yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamatnya pasti akan memiliki sikap rindu berjumpa dengan-Nya. Pengharapan tersebut seharusnya meujud di dalam sikap hidup sehari-hari. Sikap siaga menantikan kedatangan Tuhan yang digambarkan sebagai membawa minyak cukup, dituntut Tuhan dari orang Kristen. Justru karena masa kini orang makin tidak peduli terhadap kebenaran dan makin mengabaikan soal kedatangan Tuhan, perumpamaan ini patut mengembalikan kita ke siaga penuh.
Doaku: Tuhan, firman-Mu ini menyentak daku dari keterlenaan. Kiranya kasih karunia-Mu memberiku hati yang rindu berjumpa Engkau.
SH: Mat 25:1-13 - Siap sedia (Senin, 22 Maret 2010) Siap sedia
Matius pasal 25 menceritakan tiga perumpamaan tentang Kerajaan Sorga
dan penghakiman di Akhir Zaman. Perumpamaan yang pertama intinya...
Siap sedia
Matius pasal 25 menceritakan tiga perumpamaan tentang Kerajaan Sorga dan penghakiman di Akhir Zaman. Perumpamaan yang pertama intinya adalah berjaga-jaga agar saat Yesus datang kembali, umat Tuhan sudah siap. Kesiapan umat Tuhan itu diwakili oleh lima gadis yang bijaksana. Mereka mempersiapkan diri dengan matang, dengan membawa pelita serta minyak cadangan. Sedangkan gadis-gadis yang bodoh hanya persiapan seadanya, yaitu membawa pelita saja. Kedua kelompok gadis ini sedang menantikan mempelai pria (ay. 1). Pada saat mereka semua sedang menanti, memang tidak tampak perbedaan antara yang bijak dan yang bodoh. Baru pada saat mempelai pria menjelang tiba, saat yang tak seorang pun bisa mengetahuinya sebelumnya, terlihatlah siapa bijak, siapa bodoh.
Saat mempelai pria tiba, tiba pula giliran gadis-gadis itu menyambut mempelai pria dan masuk ke ruang perjamuan kawin. Di situlah terlihat ketidaksiapan gadis-gadis yang bodoh. Tanpa minyak cadangan, mereka tidak bisa menyambut sang mempelai pria. Sementara mereka membeli minyak tersebut, mempelai pria sudah datang dan hanya kelima gadis bijak yang menyambut dia dan bersama-sama masuk ke perjamuan kawin tersebut.
Mewakili siapakah lima gadis bodoh itu? Tentu orang-orang yang dalam hidup ini tidak memikirkan kekekalan, hanya sibuk dengan urusan duniawi. Saat Yesus datang kembali, mereka sama sekali tidak siap. Mereka tidak bisa menyambut Dia dan akan ditinggalkan. Merekalah yang menerima penghakiman terakhir.
Apa pelajaran dari perumpamaan ini? Berjaga-jaga! Yesus dapat datang sewaktu-waktu. Bila saat itu tiba, tidak ada kesempatan kedua. Mereka yang tidak siap harus menanggung akibat kekal. Sejauh manakah Anda telah mempersiapkan diri di dalam menyambut hari penghakiman Tuhan? Apakah Anda telah memiliki fokus yang kuat dan persiapan yang cermat untuk hari kedatangan-Nya?
SH: Mat 25:1-13 - Kesiapan sebagai wujud kesetiaan (Senin, 18 Maret 2013) Kesiapan sebagai wujud kesetiaan
Apa yang membedakan lima gadis bodoh dan lima gadis bijaksana yang dipakai Yesus dalam perumpamaan ini? Apakah lima ...
Kesiapan sebagai wujud kesetiaan
Apa yang membedakan lima gadis bodoh dan lima gadis bijaksana yang dipakai Yesus dalam perumpamaan ini? Apakah lima gadis bijaksana lebih tahu kapan sang mempelai laki-laki datang? Apakah karena mereka tidak tertidur? Apakah mereka membawa pelita yang lebih baik dibanding yang lainnya? Ternyata tidak! keduanya sama-sama tidak tahu kapan mempelai itu datang. Mereka sama-sama tertidur (5); Mereka sama-sama setia menanti kedatangan sang mempelai; sama-sama kaget ketika mendengar mempelai datang (6-7). Pelita yang dibawa kelima gadis bijaksana sama saja dengan pelita yang dibawa kelima gadis lainnya. Lalu apa yang membedakannya? Kelima gadis bijaksana tidak hanya membawa pelita mereka, tetapi mereka juga mempersiapkan minyak tambahannya.
Peristiwa penyambutan mempelai laki-laki bukanlah sesuatu yang asing bagi mereka. Mereka tahu bahwa sang mempelai laki-laki akan datang di malam hari, tetapi waktu kedatangannya tersebut tidak diketahui. Mereka tahu bahwa ada kemungkinan mempelai laki-laki datang cepat, tetapi bisa juga datang lebih lambat. Sebagai orang yang sudah tahu akan situasi seperti ini, pasti akan dengan bijaksana mempersiapkan minyak tambahan yang dibutuhkan agar ketika sang mempelai datang, pelita mereka tetap menyala. Tidak demikian dengan kelima gadis yang bodoh itu. Mereka disebut bodoh bukan karena mereka tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman menanti kedatangan sang mempelai. Mereka tahu, tetapi mereka tidak menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Persiapannya hanya ala kadarnya dan bukan persiapan yang terbaik.
Tak seorang pun tahu kapan Tuhan datang. Yang kita tahu adalah Tuhan pasti datang. Kesiapan diri yang baik dalam menyambut kedatangan Tuhan adalah cermin dari kesetiaan. Hanya menantikan dengan setia dalam arti sabar menanti dan tidak mempersiapkan diri dengan baik adalah sia-sia. Kesetiaan perlu diwujudkan dalam sikap hidup yang konkret. Bukankah kita ingin seperti lima gadis bijaksana yang masuk ke dalam pesta perjamuan Tuhan?
SH: Mat 25:1-13 - Berlaku Bijaksana (Kamis, 30 Maret 2017) Berlaku Bijaksana
Yesus melanjutkan topik kedatangan-Nya yang tak terduga melalui perumpamaan lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh (2). Tugas ut...
Berlaku Bijaksana
Yesus melanjutkan topik kedatangan-Nya yang tak terduga melalui perumpamaan lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh (2). Tugas utama mereka adalah menyambut mempelai pria dengan pelita yang menyala (1). Agar pelita tetap menyala, hanya lima gadis yang membawa persediaan minyak (4), sedangkan kelima gadis lainnya tidak menyiapkan cadangan minyak (3). Karena Sang Mempelai belum tiba dan malam semakin larut, tanpa disadari rasa kantuk mulai menyerang (5).
Saat tengah malam tiba, kesepuluh gadis tersebut terbangun oleh seruan bahwa Si Mempelai sudah tiba (6). Hal pertama yang menjadi pusat perhatian mereka adalah pelita (7). Kelihatannya pelita kelima gadis bodoh hampir padam dan mereka berupaya untuk mencari minyak. Sedangkan kelima gadis bijaksana tidak panik sebab cadangan minyak yang mereka bawa masih mencukupi (8-9). Ketika mempelai tiba, hanya lima gadis bijaksana yang diperkenan masuk ke ruang perjamuan (10), sedangkan kelima gadis bodoh yang terlambat ditolak oleh Sang Mempelai (11-12). Yesus mengakhiri perumpamaan itu dengan peringatan agar kita berhati-hati dan wawas diri.
Bersikap bijaksana merupakan salah satu unsur penting dalam hal wawas diri. Sikap yang bijaksana membutuhkan kecermatan berpikir dan kemampuan untuk mengantisipasi kondisi yang tidak diinginkan terjadi.Tanpa kewaspadaan diri, justru akan membahayakan diri sendiri.
Memang kita tidak tahu apa yang akan terjadi kelak. Namun, Tuhan tahu dan berkuasa atas masa depan. Sebab itu, orang yang bijaksana akan memercayakan hidupnya pada pimpinan dan pemeliharaan Tuhan. Di sisi lain, kita tahu bahwa Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban atas segala sesuatu yang kita lakukan selama hidup di dunia. Sudahkah kita mengerjakan semuanya dengan baik, cermat, dan penuh kesungguhan? Lalu untuk apa dan untuk siapa semuanya ini kita lakukan? Dengan mengetahui jelas jawabannya, maka kita bisa mempertanggungjawabkan hidup kita di hadapan Tuhan. [RH]
SH: Mat 25:1-13 - Terlambat Sudah (Selasa, 28 Maret 2023) Terlambat Sudah
Semua orang pernah terlambat. Perbedaannya hanyalah seberapa sering; ada yang sering sekali, ada juga yang sangat jarang. Satu hal ya...
Terlambat Sudah
Semua orang pernah terlambat. Perbedaannya hanyalah seberapa sering; ada yang sering sekali, ada juga yang sangat jarang. Satu hal yang disadari adalah usai keterlambatan itu, ada perasaan tidak nyaman dan penyesalan sebab keterlambatan itu memberikan konsekuensi yang tidak menyenangkan.
Bagaimana jika keterlambatan yang terjadi terkait dengan persiapan kita dalam menyambut kedatangan Tuhan? Itulah yang diingatkan oleh penulis Injil Matius.
Perumpamaan yang digunakan oleh Tuhan Yesus pada perikop ini adalah gadis-gadis bijaksana dan bodoh dalam sebuah resepsi perkawinan Yahudi. Dalam tradisi pada saat itu, mempelai laki-laki bisa datang sewaktu-waktu ke rumah orang tua mempelai perempuan untuk mengambil sang mempelai perempuan. Setelah itu, gadis-gadis dan segenap tamu akan menyambut serta pergi bersama kedua mempelai ke rumah orang tua mempelai laki-laki, di mana perjamuan kawin dilaksanakan.
Bayangkanlah bila dalam penyambutan itu para gadis tidak bersiap-siap dengan baik. Itulah yang terjadi pada perumpamaan ini. Dari 10 gadis yang bertugas, rupanya 5 gadis tidak membawa persediaan minyak untuk lampu yang mereka gunakan (1-4). Pada akhirnya, saat tengah malam mempelai pria datang dan pelita dari 5 gadis itu sudah sangat redup (5-8). Sewaktu mereka pergi membeli minyak, semua sudah sangat terlambat (9-10). Mungkin mereka masih bisa mendapatkan minyak, tetapi mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk mengikuti perjamuan kawin (11-12).
Dari kisah ini kita belajar bahwa hidup yang kita jalani saat ini adalah kesempatan yang dianugerahkan kepada kita untuk bersiap-siap menyambut kedatangan Tuhan. Kedatangan-Nya kelak akan menjadi kesempurnaan keselamatan kita. Sayangnya, banyak orang abai dan belum menjalani hidupnya dengan bertanggung jawab. Hal itu sama saja dengan ketidaksiapan kelima gadis yang bodoh. Jangan sampai kita terlambat untuk sadar dan jadilah seperti kelima gadis yang bijaksana. Selamat bersiap menyambut-Nya! [WDN]
SH: Mat 25:14-30 - Mempertanggungjawabkan hidup (Minggu, 19 April 1998) Mempertanggungjawabkan hidup
Hidup ini sangat berharga. Ada banyak alasan untuk kita tiba pada kesimpulan tersebut. Pertama, karena hidup ini adalah ...
Mempertanggungjawabkan hidup
Hidup ini sangat berharga. Ada banyak alasan untuk kita tiba pada kesimpulan tersebut. Pertama, karena hidup ini adalah karunia Tuhan. Kedua, apa yang berasal dari Tuhan pastilah baik dan istimewa. Hidup ini berpotensi untuk kita isi dan jalani bersama Tuhan sehingga di dalamnya Tuhan hadir memancarkan sifat-sifat-Nya melalui kita. Ketiga, hanya satu kali kita bisa memiliki hidup ini. Kesempatan yang telah lalu tak akan bisa kembali. Hanya kita yang memiliki hidup kita. Kita tidak bisa merasakan atau menjalani hidup orang lain, demikian juga orang lain tidak dapat merasakan atau menjalani hidup kita. Jadi hidup kita bukan saja berharga tetapi juga unik. Keunikan kita ialah bahwa kita diciptakan sebagai makhluk moral yang diberi kemungkinan untuk memilih hidup bermakna atau hidup sia-sia. Sifat sedemikian mulia itulah yang membuat tiap orang berkewajiban mempertanggungjawabkan hidupnya di hadapan Tuhan.
Konsekuensi kekal. Apa yang kita lakukan terhadap dan di dalam hidup yang fana ini ternyata berkonsekuensi kekal. Hal masuk tidaknya seseorang ke dalam Kerajaan Allah, ditentukan oleh bagaimana ia meresponi karunia Tuhan. Tuhan Yesus tidak memperjelas apa yang dimaksud-Nya dengan talenta. Mungkin berarti kesempatan, potensi, waktu, intelektualitas, kondisi emosional, dlsb. Tentu bukan maksudnya bahwa usaha memajukan potensi intelektual dan kondisi moral membuat kita layak masuk surga. Orang tidak selamat karena perbuatan-Nya, bukan? Tetapi penghakiman yang menentukan apakah kita layak ambil bagian dalam Kerajaan Bahagia Kekal Tuhan itu ialah apakah kita memperlihatkan sifat yang bertanggungjawab terhadap hidup karunia Tuhan ini. Hidup yang bertanggungjawab itulah bukti adanya iman yang melahirkan perbuatan berkonsekuensi kekal.
Renungkan: Bukan saja orang yang merasa dirinya hebat susah masuk surga, orang yang merasa dirinya tak berarti pun terhalang masuk surga.
Doa: Tolong kami menghargai karunia InjilMu dengan mengungkapkan hidup penuh syukur bagi kemuliaanMu.
SH: Mat 25:14-30 - Terima beda dituntut sama (Selasa, 3 April 2001) Terima beda dituntut sama
Saat sang tuan akan pergi dalam kurun waktu yang tidak
terbatas, ia memanggil tiga hambanya dan menyerahkan
kepada masing...
Terima beda dituntut sama
Saat sang tuan akan pergi dalam kurun waktu yang tidak terbatas, ia memanggil tiga hambanya dan menyerahkan kepada masing-masing sejumlah talenta yang berbeda. Ada yang lima, ada yang dua, dan ada yang satu. Satu talenta seharga kurang lebih 6000 dinar. Satu dinar kira-kira upah buruh dalam sehari. Sang tuan menyerahkan talenta-talenta itu karena ia berkeinginan agar hamba-hambanya mengupayakan apa yang diterima untuk dikaryakan dan dapat berlipat-ganda. Suatu saat ia pasti datang kembali untuk mengadakan perhitungan dan menuntut pertanggungjawaban atas talenta-talenta yang telah dipercayakannya.
Kristen yang telah dipercayakan 'talenta' seharusnya memakai talenta yang ada padanya untuk berkarya bagi Kerajaan Surga. Seperti dua hamba yang melipatgandakan talenta yang dimiliki, demikian pun kita. Kita mau berjerihlelah untuk Tuhan sebab kita menghargai hidup kita, potensi yang kita miliki adalah aset berharga yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita. Kita mau berupaya keras sebab kita tahu bahwa Sang Tuan sangat menghargai apa yang kita lakukan dengan sungguh- sungguh. Akan tiba saatnya kita diberikan hak masuk dalam kebahagiaan bersama Tuhan Yesus kelak di dalam kerajaan-Nya. Untuk memacu diri dan meningkatkan daya berjerihlelah, kita jangan memiliki sikap seperti hamba ke tiga. Hamba itu meremehkan kesempatan, menanggapi pemberian tuannya dengan sikap yang salah, memiliki praduga dan curiga kepada tuannya, bahkan sempat berpikir bahwa sang tuan kejam dan jahat. Anggapan ini membuat ia takut bertindak sesuatu dan peluang untuk melipatgandakan disia-siakan. Ia menutupi kesalahannya dengan cara menuduh tuannya tidak berbuat benar.
Allah menghargai hamba yang berjerihlelah namun Ia murka pada hamba yang malas dan lalai. Pahala diberikan kepada yang mau mengembangkan talenta, penderitaan akan menjadi bagian bagi yang malas.
Renungkan: Tidak seorang pun yang tidak dikaruniai kemampuan dan kesempatan. Setiap orang dipercayakan potensi yang berbeda tetapi dituntut sama yakni bertanggungjawab dan berjerihlelah untuk melipatgandakan. Gunakan kesempatan dan kemampuan dengan sebaik-baiknya.
SH: Mat 25:14-30 - Hidup yang bertanggung jawab (Minggu, 13 Maret 2005) Hidup yang bertanggung jawab
Hidup ini berharga dan bertujuan kekal. Pertama, karena hidup
ini adalah karunia Tuhan. Segala sesuatu yang berasal...
Hidup yang bertanggung jawab
Hidup ini berharga dan bertujuan kekal. Pertama, karena hidup
ini adalah karunia Tuhan. Segala sesuatu yang berasal dari Tuhan
pastilah baik dan istimewa. Tuhan tentu menciptakan dan membuat
kita hidup supaya kita menjalaninya bersama Dia ke tujuan kekal
dari-Nya. Kedua, hidup ini hanya sekali, namun berakibat kekal.
Kesalahan mengisi hidup bisa jadi tak mungkin lagi diperbaiki.
Kita harus menjalani, mengisi, dan menuai akibat-akibatnya
sendiri-sendiri. Inilah yang ingin Tuhan tanamkan dalam diri
kita melalui perumpamaan-Nya ini. Tiap orang kelak berkewajiban
mempertanggungjawabkan hidupnya di hadapan Tuhan.
Perumpamaan talenta ini menggambarkan bahwa hidup ini adalah karunia (ayat 15). Tiap orang mendapat jumlah talenta berbeda-beda. Tuan dalam perumpamaan ini memberikan kepada masing-masing hambanya kesempatan untuk mengembangkan talenta tersebut. Lalu mereka harus melaporkan apa yang mereka perbuat. Ternyata tidak semua yang menerima kesempatan berharga itu sungguh menghargainya. Bukan maksud perumpamaan ini bahwa yang mendapat lebih banyak talenta akan cenderung lebih bersungguh dalam hidupnya. Talenta di sini hanya perumpamaan untuk menegaskan bahwa orang harus menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab dan kelak Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban tiap orang.
Tuhan Yesus tidak mengajarkan bahwa keselamatan adalah hasil perjuangan moral atau spiritual kita. Perumpamaan ini tidak mengajarkan bahwa kita masuk Kerajaan Surga dengan usaha moral-spiritual. Ada hal sejajar yang perikop ini ajarkan dengan yang perikop sebelumnya, menekankan soal kesiagaan, kesungguhan, dlsb. Injil diberikan Tuhan kepada tiap kita dengan cuma-cuma. Namun, anugerah Tuhan itu harus membangkitkan kesungguhan dalam diri kita. Sehingga kita tidak bermain-main dengan kebaikan Allah.
Renungkan: Ketidaksungguhan dalam hidup tidak menghormati kasih dan kebaikan Tuhan yang ajaib bagi kita.
SH: Mat 25:14-30 - Tanggung jawab (Selasa, 23 Maret 2010) Tanggung jawab
Perumpamaan mengenai talenta bicara mengenai pertanggungjawaban umat
Tuhan pada hari kedatangan Tuhan Yesus kembali. Setiap umat
...
Tanggung jawab
Perumpamaan mengenai talenta bicara mengenai pertanggungjawaban umat Tuhan pada hari kedatangan Tuhan Yesus kembali. Setiap umat Tuhan diberikan panggilan dan karunia untuk dikembangkan demi kemuliaan Tuhan. Pada saat Tuhan datang kembali, Dia menuntut tanggung jawab kita, yaitu buah-buah dari pekerjaan kita!
Umat Tuhan dilambangkan sebagai hamba-hamba yang diberi kepercayaan tuannya dengan talenta-talenta. Setiap hamba menerima sejumlah talenta menurut kesanggupan masing-masing. (ayat 14-15). Kata kesanggupan menunjukkan bahwa si tuan mengharapkan hamba-hambanya melipat gandakan talenta yang dia bagikan. Hamba yang menerima lima dan dua talenta memenuhi harapan tuannya. Namun hamba yang menerima satu talenta tidak menggandakan talenta yang dia terima, karena ia takut kehilangan talenta tersebut dan mendapatkan hukuman dari tuannya (ayat 25). Hamba yang menerima lima dan dua talenta disebut sebagai hamba yang baik dan setia oleh sang tuan. Mereka diundang menikmati kebahagiaan bersama tuannya dan dipromosikan untuk tanggung jawab yang lebih besar (ayat 20-23). Hamba ketiga disebut sebagai hamba yang malas dan jahat; ia dihukum di neraka yang gelap (ayat 26-30).
Di dalam penghakiman akhir, Tuhan tidak melihat seberapa besar jumlah kegiatan pelayanan kita, tetapi Ia melihat bagaimana tanggung jawab kita di dalam mengembangkan talenta yang telah Ia berikan sesuai dengan kesanggupan kita. Hukuman diberikan kepada orang yang sebenarnya tahu apa yang harus dia lakukan, tetapi tidak melakukannya. Orang yang demikian disebut sebagai munafik karena hanya memikirkan keselamatan diri sendiri dan bukan kemuliaan Tuhannya.
Sebagai hamba Tuhan, apa yang menjadi fokus hidup Anda? Tuhan atau diri sendiri? Sebelum Yesus datang kembali, masih ada waktu untuk memperbaiki diri menjadi hamba yang sungguh melayani Dia.
SH: Mat 25:14-30 - Tanggung jawabku = kepercayaan-Mu (Selasa, 19 Maret 2013) Tanggung jawabku = kepercayaan-Mu
Apa yang salah dengan hamba yang mendapatkan kepercayaan satu talenta itu? Mengapa ia tidak mau mengembangkan satu ...
Tanggung jawabku = kepercayaan-Mu
Apa yang salah dengan hamba yang mendapatkan kepercayaan satu talenta itu? Mengapa ia tidak mau mengembangkan satu talenta yang dipercayakan padanya? Apakah itu merupakan bentuk protes kepada tuannya karena ia hanya diberi sedikit talenta sedangkan teman-temannya mendapatkan lebih banyak?
Persoalan mengenai talenta tersebut sebenarnya bukanlah persoalan mengenai uang atau harta semata. Dalam perumpamaan tersebut kita diberitahu bahwa sang Tuan yang akan bepergian ke luar negeri tidak memberikan hartanya melainkan memercayakan hartanya untuk dikelola. Tuan itu bukanlah pilih kasih. Ia memercayakan sejumlah harta yang berbeda kepada setiap hamba sesuai dengan kemampuan mereka (15). Bagi sang Tuan, memercayakan pengelolaan talenta itu adalah semacam ujian yang pada akhirnya akan menentukan apakah para hamba tersebut layak dipercaya mengerjakan perkara-perkara/tanggung jawab yang besar (21, 23). Ia sebenarnya tidak menuntut bertambahnya harta, melainkan bagaimana para hamba menunjukkan kesetiaan kepadanya melalui tindakan pengelolaan talenta yang bertanggungjawab.
Bagaimana respons para hamba? Kedua hamba yang menerima 5 dan 2 talenta itu mengembangkan apa yang dipercayakan kepada mereka dengan bertanggungjawab. Keduanya berhasil mengembangkan apa yang dipercayakan kepada mereka seratus persen (20, 22). Respons hamba yang ketiga berbeda. Ia tidak berhasil mengembangkan satu talenta bukan karena ia tidak mampu. Akan tetapi, hamba ini malas mengerjakannya. Oleh karena itu di mata sang Tuan, hamba itu adalah hamba yang malas, tidak bertanggung jawab dan tidak dapat dipercaya.
Bertanggung jawab dalam pekerjaan dan pelayanan adalah cermin dari kesetiaan kita kepada Tuhan. Kesetiaan kita seharusnya ditunjukkan dengan mengerjakan pekerjaan atau pelayanan kita sebaik mungkin, sesederhana apa pun pekerjaan kita, dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh rasa tanggung jawab.
SH: Mat 25:14-30 - Mengembangkan Talenta (Jumat, 31 Maret 2017) Mengembangkan Talenta
Seorang kaya pergi ke luar negeri bermaksud memercayakan hartanya kepada para hambanya (14) menurut potensi dan kesanggupan mer...
Mengembangkan Talenta
Seorang kaya pergi ke luar negeri bermaksud memercayakan hartanya kepada para hambanya (14) menurut potensi dan kesanggupan mereka (15). Talenta yang diberikan Sang Majikan kepada setiap orang berbeda. Ada yang mendapat lima, dua, dan satu talenta. Hamba yang memiliki lima dan dua talenta mengelola harta itu sehingga memperoleh keuntungan berlipat ganda (16-17). Sedangkan orang yang mendapat satu talenta hanya menyimpan uang tersebut di dalam tanah (18).
Ketika Sang Tuan pulang dan meminta pertanggungjawaban mereka (19), hamba yang memiliki lima dan dua talenta menyerahkan modal dasar beserta seluruh keuntungan yang diperoleh selama ini (20, 22). Sang Tuan memuji mereka sebagai hamba yang baik dan setia. Ia berjanji akan memercayakan tanggung jawab yang lebih besar kepada mereka (21, 23). Sedangkan hamba yang mendapat satu talenta bukannya memohon pengampunan, malahan menuduh tuannya sebagai pribadi yang kejam, pemeras, dan hanya mencari keuntungan dari orang lain (24). Hamba tersebut mengembalikan satu talenta tanpa keuntungan apa pun (25). Melihat akan hal itu, Sang Tuan murka dan menyebut hamba itu pemalas dan jahat (26). Jika dia tidak mau mengusahakan satu talenta itu, seharusnya ia menyerahkan bagiannya kepada orang yang mau mengembangkannya dan menghasilkan sesuatu (27). Alhasil, satu talenta itu diambil dan diberikan kepada hamba yang memiliki sepuluh talenta (28-29), sedangkan hamba yang jahat dan malas itu mendapat hukuman (30).
Talenta adalah pemberian Tuhan dan sudah sepatutnya dikembangkan untuk menghasilkan sesuatu bagi kemuliaan nama-Nya. Karena itu, Tuhan memercayakan talenta tersebut untuk dikelola dan bukan untk disimpan. Talenta itu hendaknya dipakai untuk saling melayani, melengkapi, menghargai, dan mengembangkan karakter yang baik, yakni tidak iri hati atau merendahkan orang lain (Rm. 12:6-8; 1Kor. 12). Lakukanlah tugas dengan setia sambil menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali! [RH]
SH: Mat 25:14-30 - Bekerja & Berkarya: Persembahanku bagi-Nya (Rabu, 29 Maret 2023) Bekerja & Berkarya: Persembahanku bagi-Nya
Sering kali kita lupa bahwa segala yang kita miliki merupakan anugerah dari Tuhan. Keluarga, sahabat, peke...
Bekerja & Berkarya: Persembahanku bagi-Nya
Sering kali kita lupa bahwa segala yang kita miliki merupakan anugerah dari Tuhan. Keluarga, sahabat, pekerjaan, hingga talenta adalah anugerah yang Tuhan percayakan. Semuanya itu harus disyukuri dan dikelola dengan sebaik-baiknya sebagai tanggung jawab serta ucapan syukur kepada-Nya.
Perumpamaan dalam renungan kali ini juga dapat dipandang dari sisi yang serupa. Seorang tuan yang hendak pergi ke luar negeri, serta memanggil dan memercayakan hartanya kepada tiga hambanya (14). Jumlah yang dipercayakan kepada mereka berbeda-beda; ada yang diberi lima, dua, dan satu talenta (15).
Ketiga hamba itu mengelola talenta dengan cara yang berbeda-beda juga. Hamba pertama dan kedua berhasil mengembangkan talenta dari tuannya dan mendapatkan laba dua kali lipat (15-17). Lain halnya dengan hamba ketiga yang justru mengubur talenta tersebut dan tidak mengembangkannya sama sekali (18). Alasannya adalah karena tuannya adalah orang yang kejam sehingga ia takut kepadanya dan memutuskan untuk "menjaga" talenta itu baik-baik (24-25).
Dalam benak hamba yang terakhir, talenta itu bukanlah anugerah atau kehormatan. Tuannya memberikan kepercayaan, tetapi kepercayaan itu malah dianggap hanya sebagai beban oleh hamba tadi. Karena itu, sang hamba melangkah dengan ketakutan serta tidak menghasilkan apa-apa. Respons tuannya dapat ditebak, yakni sangat marah karena anugerah yang ia percayakan disia-siakan begitu saja.
Bukankah dalam kehidupan kita saat ini Tuhan juga telah memercayakan talenta kepada kita masing-masing? Bagi yang bekerja atau berkarya, ada tanggung jawab yang harus diemban dalam beragam situasi dan tempat. Entah yang kita pegang merupakan sesuatu yang kecil atau besar, tidak menjadi persoalan karena yang penting adalah cara kita mengelola tanggung jawab tersebut.
Marilah kita mengelolanya sebagai persembahan kepada Tuhan dengan penuh rasa syukur. [WDN]
SH: Mat 25:31-46 - Pemisahan kekal. (Senin, 20 April 1998) Pemisahan kekal.
Pengikut Yesus sejati dan pengikut palsu sulit dibedakan. Jangankan itu, membedakan antara Kristen dan bukan Kristen saja pun sulit....
Pemisahan kekal.
Pengikut Yesus sejati dan pengikut palsu sulit dibedakan. Jangankan itu, membedakan antara Kristen dan bukan Kristen saja pun sulit. Ada Kristen yang jahatnya ampun-ampun dibandingkan yang tidak mengaku Kristen. Ada pula bukan Kristen yang kebaikannya boleh diadu dengan Kristen serius mana pun. Apa yang kini saApr dan tidak jelas itu tidak akan berlangsung terus. Akan tiba saatnya Tuhan sendiri memisahkan manusia ke dalam dua kelompok. Mereka yang beroleh perkenan-Nya dan mereka yang ditolak-Nya.
Tempat bagi perbuatan baik. Tahun lalu hati kita tersentuh oleh amal bakti dua wanita teladan: Putri Diana dan Ibu Teresa. Di sini Tuhan menyatakan bahwa perbuatan baik orang terhadap yang lapar, yang miskin, yang telanjang menyebabkan mereka disambut Tuhan ke dalam kebahagiaan kekal. Hidup kekal karena amal dan perbuatan; itukah yang sedang Tuhan ajarkan? Tidak! Tak seorang pun dibenarkan oleh perbuatannya. Tak seorangpun mampu menghasilkan perbuatan baik dan benar terus menerus tanpa cacat. Maksud Tuhan, orang yang sungguh beriman pasti menghasilkan ibadah. Kebaikan itu dilakukan bukan supaya diselamatkan, tetapi syukur kepada Tuhan sendiri.
Renungkan: Orang yang sungguh baik berbuat baik bukan karena ingin pahala, tetapi semata karena motif bersyukur.
SH: Mat 25:31-46 - Memberi 'saudara Yesus', memberi kepada Yesus (Rabu, 4 April 2001) Memberi 'saudara Yesus', memberi kepada Yesus
Memberikan perhatian, pertolongan, atau harta kepada
saudara Tuhan Yesus yang hina, miskin, dan perlu
...
Memberi 'saudara Yesus', memberi kepada Yesus
Memberikan perhatian, pertolongan, atau harta kepada saudara Tuhan Yesus yang hina, miskin, dan perlu pertolongan menyebabkan seseorang dapat masuk dalam kerajaan Allah. Penghargaan dan hak masuk ke dalam kemuliaan diberikan Raja kepada mereka yang melakukan perbuatan baik, bukan karena motivasi untuk mendapatkan pahala. Bahkan mereka melakukan semua itu karena kasih tanpa pamrih. Mereka melakukan kepada orang-orang yang paling hina tanpa memikirkan untuk keuntungan atau kemuliaan diri. Akan tetapi mereka rela berkorban, rela berbagi harta, terbuka melihat kesulitan dan kekurangan orang lain, dan tidak berpusat pada kebutuhan sendiri tetapi peka terhadap kebutuhan yang lain. Hati dan sikap ini jelas tidak akan dimiliki mereka yang tidak mempunyai kasih Allah.
Suatu hari kelak bila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya, Ia akan datang sebagai Raja yang adil. Ia akan memisahkan bangsa-bangsa menjadi dua golongan seperti gembala yang memisahkan domba dan kambing. Domba diberi hak masuk ke dalam kemuliaan Sang Raja sedang kambing dimasukkan ke dalam siksaan kekal. Raja yang adil memperhatikan pola dan gaya hidup para murid-Nya selama di bumi ini. Apa yang dilakukan oleh murid-murid-Nya, sekalipun tidak menjadi motivasi murid-murid untuk mendapatkan pahala, ternyata dihargai dan Raja memberikan kemuliaan dan hidup kekal kepada mereka.
Penggambaran tentang apa yang akan terjadi kelak di hadapan takhta kemuliaan Raja hendaknya menjadi pelajaran yang perlu kita camkan dan lakukan. Perhatian, bantuan, pemberian tidak kita arahkan kepada orang yang dapat membalas kebaikan kita; justru kepada yang paling hina, kepada yang tidak dapat membalas, kepada yang paling membutuhkan. Itu pun kita lakukan bukan untuk menumpuk pahala dalam Kerajaan Allah tetapi dalam ketulusan, kerendahan hati, dan tidak bermotivasi keuntungan atau kemuliaan diri.
Renungkan: Berdasar firman Tuhan hari ini marilah kita memeriksa diri, motivasi apakah yang mendorong kita berbuat baik kepada sesama. Kepada siapakah kita biasanya memberikan bantuan dan pertolongan, yang bisa membalas kebaikan kita ataukah kepada yang paling membutuhkan pertolongan tanpa dapat membalas jasa.
SH: Mat 25:31-46 - Bukan iman teori tetapi iman kenyataan (Senin, 14 Maret 2005) Bukan iman teori tetapi iman kenyataan
Bagian ini mengakhiri rangkaian nubuat dan ajaran Tuhan Yesus
tentang kedatangan-Nya dan penghakiman akhi...
Bukan iman teori tetapi iman kenyataan
Bagian ini mengakhiri rangkaian nubuat dan ajaran Tuhan Yesus
tentang kedatangan-Nya dan penghakiman akhir kelak. Beberapa hal
penting Ia bentangkan. Pertama, seperti halnya Injil harus
diberitakan ke sekalian bangsa, hari penghakiman kelak pun
meliputi semua bangsa (ayat 32). Kedua, seperti halnya Injil
harus direspons oleh masing-masing demikian pun penghakiman itu
akan berlaku untuk masing-masing orang (ayat 33). Ketiga, bila
dalam warta Injil Yesus datang sebagai Juruselamat dalam
kerendahan-Nya, kelak Ia akan datang sebagai Raja dengan segenap
kemuliaan-Nya dan semua malaikat-Nya (ayat 31). Ketika itu,
keputusan akhir nasib kekal tiap orang akan diambil (ayat
34,41).
Atas dasar apakah keputusan kekal itu Tuhan jatuhkan? Bagian ini mengejutkan sekali. Tradisi Protestan mengajarkan bahwa kita selamat bukan karena perbuatan, tetapi karena iman kepada anugerah Allah. Hanya apabila orang menyambut Yesus dan karya penyelamatan-Nya, orang bersangkutan akan selamat. Namun, bagian ini kini seolah mengajarkan hal berbeda. Semua orang kelak akan dihakimi atas dasar perbuatan baik mereka. Mereka yang memiliki perbuatan kasih nyata kepada sesama, masuk ke dalam kebahagiaan kekal (ayat 35-40). Sebaliknya mereka yang tak berbuat kasih dibuang ke dalam siksaan kekal (ayat 41-46).
Karena itu jangan sekali-kali mengabaikan perbuatan nyata demi menekankan prinsip sola gratia. Namun, jangan juga cepat menyimpulkan bahwa keselamatan adalah hasil amal. Yang Tuhan nilai layak bersama Dia ialah mereka yang melakukan perbuatan berjaga-jaga, mengembangkan talenta, dalam keadaan melayani, dst. Semua perbuatan itu menurut komentar Tuhan sendiri adalah perbuatan "untuk Kristus." Hasil dari menerima penyelamatan dari Kristus adalah memiliki kasih Kristus dan memiliki kepekaan Kristus.
Renungkan: Hasil dari diselamatkan adalah Kristus hidup dan berkarya dalam hidup orang. Bila karya nyata itu tidak ada, maka batallah pengakuan imannya tentang Kristus.
SH: Mat 25:31-46 - Melayani yang hina dan miskin (Rabu, 24 Maret 2010) Melayani yang hina dan miskin
Domba sering dilukiskan sebagai umat yang baik, sedangkan kambing
mengilustrasikan umat yang jahat. Demikianlah pa...
Melayani yang hina dan miskin
Domba sering dilukiskan sebagai umat yang baik, sedangkan kambing mengilustrasikan umat yang jahat. Demikianlah pada penghakiman yang terakhir, Tuhan akan menghakimi umat-Nya seperti gembala memisahkan domba dari kambing (ayat 32). Domba-domba menerima kerajaan yang telah disediakan (ayat 34), sedangkan kambing-kambing dihukum dalam api kekal bersama Iblis dan malaikat-malaikatnya (ayat 41).
Apakah dasar penghakiman Tuhan? Orang yang benar dalam perumpamaan ini bersedia melakukan pelayanan yang tidak populer, yaitu memberi makan orang lapar, memberi minum orang haus, memberi tumpangan bagi orang asing, memberi pakaian orang yang telanjang, melawat orang sakit, dan mengunjungi orang yang dipenjara. Pelayanan-pelayanan ini penting di mata Tuhan (ayat 35-40; 42-45).
Yang menarik dari kisah ini adalah: yang benar merasa tidak benar (ayat 37-39), sebaliknya yang tidak benar merasa benar (ayat 44). Ini adalah masalah arogansi rohani. Akan banyak orang yang merasa diri rohani, tetapi di mata Tuhan mereka adalah orang yang jahat. Orang yang demikian tidak lain adalah orang munafik, yang mencari pengakuan publik akan apa yang diperbuatnya. Sebaliknya ada banyak orang yang merasa diri tidak benar, tetapi sebenarnya di mata Tuhan mereka mengerjakan hal-hal yang benar.
Tidak banyak orang yang suka melayani orang-orang yang tersingkir dan hina. Justru kesukaan dan kesetiaan dalam melayani mereka yang hina ini (ayat 40, 45) merupakan tanda bahwa seseorang sudah menjadi anak Tuhan. Hanya yang pernah dilayani Tuhan pada saat dirinya masih hina dan berdosa, yang punya hati tulus untuk melayani siapa saja tanpa pandang bulu.
Kalau Yesus sudah mengidentifikasikan diri-Nya dengan mereka yang miskin dan terhina, siapakah kita yang merasa terlalu tinggi untuk melayani mereka? Kalau kita merasa seperti itu, jangan-jangan kita belum menjadi milik Kristus, sehingga kita tidak memiliki hati Kristus yang penuh kasih.
SH: Mat 25:31-46 - Cinta Tuhan = peduli sesama (Rabu, 20 Maret 2013) Cinta Tuhan = peduli sesama
Segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk ...
Cinta Tuhan = peduli sesama
Segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku" (45).Pernyataan Tuhan ini tentu merupakan jawaban yang sangat mengagetkan bagi banyak orang. Bagaimana mungkin Tuhan mengidentikkan diri-Nya dengan orang-orang yang paling hina, orang-orang yang dipinggirkan? Bagaimana mungkin Tuhan mengidentikkan diri-Nya dengan orang asing, gelandangan, bahkan para narapidana? (bdk. 36-40, 42-45). Bukankah mereka adalah orang-orang yang tidak penting dan tidak pantas diidentikkan dengan Tuhan?
Jawaban Tuhan tersebut tidak akan dimengerti jika kita berpikir bahwa kesetiaan dan pelayanan kita pada Tuhan hanya persoalan yang menyangkut hubungan vertikal kita dengan Tuhan dan tidak ada kaitannya dengan hubungan kita dengan manusia. Sebaliknya, kesetiaan dan pelayanan kepada Tuhan akan terlihat dari bagaimana kita melayani sesama kita. Tentu yang menjadi persoalan di sini bukanlah siapa dan mengapa Tuhan mengidentikkan diri dengan orang-orang yang tidak dipandang itu. Yang mau ditunjukkan oleh Tuhan melalui pernyataan itu adalah bagaimana kecintaan dan kesetiaan kepada Tuhan seharusnya terwujud melalui cinta dan kepedulian kepada sesama.
Siapa sesama kita? Tentu sesama tidaklah dibatasi dengan pemahaman "yang sama dengan saya" dalam arti "status sosial yang sama", "agama yang sama", "suku yang sama". Orang-orang yang miskin, bahkan yang paling hina sekalipun adalah sesama manusia juga. Sebagai orang yang dipandang hina, mereka memerlukan cinta kasih dan kepedulian dari orang-orang yang hidup lebih baik dari mereka.
Kepedulian kepada sesama, khususnya pada orang-orang yang dipinggirkan dan dipandang hina oleh orang lain adalah cermin dari kesetiaan kepada Tuhan. Cinta yang tulus kepada Tuhan adalah cinta yang kita tunjukkan kepada sesama kita yang menurut kacamata kita tidak layak untuk mendapatkan cinta.
SH: Mat 25:31-46 - Tanggung Jawab Orang Percaya (Sabtu, 1 April 2017) Tanggung Jawab Orang Percaya
Pada kedatangan Yesus yang kedua kali, Dia akan menjadi Hakim Agung yang mengadili bangsa-bangsa (31; lih. Rm. 2:16). Un...
Tanggung Jawab Orang Percaya
Pada kedatangan Yesus yang kedua kali, Dia akan menjadi Hakim Agung yang mengadili bangsa-bangsa (31; lih. Rm. 2:16). Untuk itu Yesus menggunakan simbol sebagai tanda untuk membedakan milik Allah dari yang bukan milik Allah. Simbol domba mengacu kepada orang benar yang berbagian dalam Kerajaan Allah. Sedangkan simbol kambing menggambarkan mereka yang terkutuk dan mengalami hukuman kekal (32-34, 41, 46).
Kelompok orang benar akan menerima hadiah yang telah disediakan Allah bagi mereka (34). Sebab, mereka telah melakukan sesuatu bagi salah seorang saudara Yesus yang paling hina dengan cara memberi makan, minum, tumpangan, pakaian, merawat yang sakit, memberikan penghiburan, dan lain sebagainya (35-40). Sedangkan kelompok orang terkutuk hanya menggugat dan protes terhadap Allah. Jawaban Yesus justru membungkam ketidakpuasan mereka (42-45).
Kita mesti menyadari bahwa keselamatan adalah anugerah Tuhan. Segala kebaikan yang kita lakukan ditujukan untuk memuliakan Allah dalam hidup kita (Ef. 2:8-10). Dengan kata lain, sudah seharusnya iman yang sejati melahirkan perbuatan nyata (bdk. Yak. 2:17, 26). Karena itu, mulailah memerhatikan sesama kita yang masih hidup kekurangan; berdoa bagi mereka yang masih berjuang dalam kelemahan diri; dan mengunjungi serta menghibur mereka yang sedang berduka (lih. Gal. 6:10; 2Ptr. 1:7).
Tengoklah keluarga, gereja, dan orang-orang Kristen di sekeliling kita. Bantulah mereka apabila kita memiliki kesempatan! Kita bisa menolong seseorang untuk mandiri dalam keuangan melalui membekalinya dengan keterampilan, menolong memasarkan produk industri rumah yang mereka kerjakan, memberikan perhatian dan bantuan materiil atau moril kepada kaum manula dan anak yatim piatu, atau menolong pendidikan anak-anak dari keluarga yang belum mapan. Semua tanggung jawab ini dilakukan demi cinta dan bakti kita kepada Yesus Kristus. [RH]
Baca Gali Alkitab 5
Setiap orang yang menjadi milik Kristus tidak memiliki hak atas dirinya. Ia tidak diizinkan untuk melakukan segala sesuatu dengan sesuka hatinya. Sebab, Allah memanggil umat-Nya untuk menjadi alat-Nya bagi mereka yang membutuhkan. Itu sebabnya melayani dan peduli kepada sesama menjadi perintah utama Kristus.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang Yesus katakan kepada para murid-Nya soal kepedulian sosial (35-36)?
2. Apa pertanyaan para murid kepada Yesus (37-39, 44)?
3. Apa jawaban yang Yesus berikan (40)?
4. Apa ganjaran yang akan diterima oleh mereka yang mengabaikan perintah Yesus (41)?
5. Apa argumen Yesus kepada mereka yang membangkang (42-43, 45)?
6. Apa yang akan terjadi pada orang benar dan orang fasik (46)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa Yesus begitu peduli dengan orang miskin?
2. Apa konsep keadilan sosial dalam pemikiran Yesus?
Apa respons Anda?
1. Sudahkah Anda menjalankan perintah Yesus mengenai mengasihi sesama? Apa komitmen Anda?
2. Saat Anda lalai menolong orang yang membutuhkan, pengakuan dosa bagaimanakah yang Anda katakan kepada Allah?
Pokok Doa:
Meminta kepada Allah agar Ia memberikan kepekaan rohani terhadap kesusahan orang lain yang ada di sekitar kita.
SH: Mat 25:31-46 - Merangkul yang Tak Dipedulikan (Kamis, 30 Maret 2023) Merangkul yang Tak Dipedulikan
Manusia adalah makhluk sosial. Artinya, selama masih hidup, kita akan selalu membutuhkan sesama manusia. Melalui perju...
Merangkul yang Tak Dipedulikan
Manusia adalah makhluk sosial. Artinya, selama masih hidup, kita akan selalu membutuhkan sesama manusia. Melalui perjumpaan dengan sesama, kita diundang untuk memberi respons terhadap kehadiran orang lain. Apakah kita akan bersikap peduli atau acuh tak acuh?
Dalam nas hari ini Yesus memberikan pengajaran mengenai akhir zaman, tepatnya tentang pemisahan dan penghakiman manusia. Yesus mengibaratkannya sebagai gembala yang memisahkan domba dan kambing (31-32).
Saat digembalakan keduanya berjalan bersama. Tetapi, saat musim dingin, mereka dibawa ke tempat bermalam yang berbeda, karena kambing kurang bisa bertahan dalam hawa dingin. Dari sisi penampilan secara sekilas keduanya punya ukuran, bentuk, dan warna yang mirip. Namun, pemisahan perlu dilakukan karena dari sisi harga domba lebih dihargai daripada kambing.
Kelak pada akhir zaman, manusia pun akan dipisahkan seperti domba dan kambing (33). Mereka yang berada di sebelah kanan Raja akan mendapatkan ganjaran yang baik, sementara mereka yang berada di sebelah kiri akan dilemparkan ke dalam api yang kekal (34, 41, 46).
Apa yang membedakan keduanya? Apakah itu kerajinan dalam beribadah serta kedermawanan dalam memberi persembahan? Ternyata faktor yang membedakan adalah respons mereka terhadap orang-orang yang menderita dan terpinggirkan dari masyarakat (35-36), dengan kata lain mereka yang membutuhkan uluran kasih kepedulian.
Yang lebih mengejutkan lagi, Sang Raja mengidentifikasi diri-Nya sebagai orang-orang yang terpinggirkan itu. Maka, Raja membukakan kebenaran bahwa "segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku" (40).
Orang yang diperkenan Raja ialah mereka yang memberi respons yang tepat. Tuhan mengajar kita untuk merangkul dan peduli terhadap mereka yang selama ini tersisih dan terpinggirkan. Apakah selama ini kita telah memedulikan mereka? [WDN]
Topik Teologia: Mat 25:12 - -- Yesus Kristus
Penyataan Khusus
Mat 5:18-20 Mat 5:21-22 Mat 5:26 Mat 5:27-28 Mat 5:31-32 Mat 5:33-35 Mat 5:38-39 Mat 5:4...
- Yesus Kristus
- Penyataan Khusus
- Mat 5:18-20 Mat 5:21-22 Mat 5:26 Mat 5:27-28 Mat 5:31-32 Mat 5:33-35 Mat 5:38-39 Mat 5:43-44 Mat 6:2 Mat 6:25 Mat 6:29 Mat 7:22-23 Mat 8:11-12 Mat 10:15 Mat 10:23 Mat 10:42 Mat 12:6 Mat 12:36 Mat 13:17 Mat 17:12 Mat 17:20 Mat 18:3 Mat 18:13 Mat 18:18-20 Mat 19:9 Mat 19:23-24 Mat 21:31 Mat 21:43 Mat 23:36 Mat 24:2-3,34-35 Mat 25:12 Mat 25:40 Mar 3:28-29 Mar 5:41 Mar 8:12 Mar 9:1 Mar 9:41 Mar 10:15 Mar 10:29-31 Mar 11:23-25 Mar 12:43 Mar 13:30-32,37 Mar 14:9 Mar 14:18 Mar 14:25 Mar 14:30 Luk 4:24-27 Luk 6:27-28 Luk 7:28 Luk 7:47 Luk 10:24 Luk 1:19 Luk 12:4-5 Luk 12:8 Luk 12:37 Luk 12:43 Luk 13:23-24 Luk 13:35 Luk 16:9 Luk 23:43 Yoh 1:51 Yoh 3:3,5 Yoh 3:11 Yoh 5:19,24-25 Yoh 6:26 Yoh 6:32 Yoh 6:47 Yoh 6:53 Yoh 8:34 Yoh 8:51 Yoh 8:58 Yoh 10:1,7 Yoh 12:24-25 Yoh 13:16 Yoh 13:20 Yoh 13:21 Yoh 13:38 Yoh 14:12 Yoh 16:20,23 Yoh 21:18
- Mempelai Laki-laki
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Kedaulatan Pemerintahan Allah
- Pemerintahan Allah (Kerajaan) di Dalam Perjanjian Baru
- Pengajaran Yesus tentang Kerajaan
- Kerajaan sebagai yang Akan Datang
- Umat Manusia: Wanita
- Wanita dan Peranannya Dalam Agama
- Wanita Dalam Pelayanan Yesus
- Wanita-wanita Dalam Pengajaran Yesus
- Wanita-wanita adalah Tokoh-tokoh Sentral Dalam Beberapa Perumpamaan
- Perumpamaan Sepuluh Gadis
- Dosa
- Dosa-dosa Roh
- Dosa-dosa Penipuan Diri
- Kebodohan
- Kebodohan sebagai Kejahatan
- Bil 12:11 Ula 32:6 1Sa 13:13 2Sa 24:10 Ayu 5:3 Maz 14:1 Maz 36:2-5 Maz 38:6 Maz 69:6 Maz 74:18,22 Maz 85:9 Maz 94:7-11 Maz 107:17 Ams 1:32 Ams 9:6,13,16-18 Ams 10:8 Ams 10:21 Ams 13:19 Ams 14:9 Ams 21:30 Ams 24:9 Pengk 4:17 Pengk 5:3 Pengk 7:7 Yer 4:22 Yer 5:4 Yer 8:9 Yer 10:8 Mat 7:26-27 Mat 23:17-18 Mat 25:1-13 Mar 7:20-23 Luk 11:39-40 Luk 12:16-21 Rom 1:21-23 1Ko 1:19-25 1Ko 2:6-8,14 1Ko 3:18-20 Gal 3:1,3 1Pe 2:15
- Eskatologi
- Kedatangan Kristus Kedua Kali
- Saat Kedatangan Yesus Kedua Kali
- Seperti Kedatangan Mempelai Pria
Topik Teologia: Mat 25:13 - -- Yesus Kristus
Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
Mempelai Laki-laki
Mat 9:15 Mat 25:1-13 Yoh 3:29
Pekerjaan-Pekerjaan...
- Yesus Kristus
- Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
- Mempelai Laki-laki
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Kedaulatan Pemerintahan Allah
- Pemerintahan Allah (Kerajaan) di Dalam Perjanjian Baru
- Pengajaran Yesus tentang Kerajaan
- Kerajaan sebagai yang Akan Datang
- Umat Manusia: Wanita
- Wanita dan Peranannya Dalam Agama
- Wanita Dalam Pelayanan Yesus
- Wanita-wanita Dalam Pengajaran Yesus
- Wanita-wanita adalah Tokoh-tokoh Sentral Dalam Beberapa Perumpamaan
- Perumpamaan Sepuluh Gadis
- Dosa
- Dosa-dosa Roh
- Dosa-dosa Penipuan Diri
- Kebodohan
- Kebodohan sebagai Kejahatan
- Bil 12:11 Ula 32:6 1Sa 13:13 2Sa 24:10 Ayu 5:3 Maz 14:1 Maz 36:2-5 Maz 38:6 Maz 69:6 Maz 74:18,22 Maz 85:9 Maz 94:7-11 Maz 107:17 Ams 1:32 Ams 9:6,13,16-18 Ams 10:8 Ams 10:21 Ams 13:19 Ams 14:9 Ams 21:30 Ams 24:9 Pengk 4:17 Pengk 5:3 Pengk 7:7 Yer 4:22 Yer 5:4 Yer 8:9 Yer 10:8 Mat 7:26-27 Mat 23:17-18 Mat 25:1-13 Mar 7:20-23 Luk 11:39-40 Luk 12:16-21 Rom 1:21-23 1Ko 1:19-25 1Ko 2:6-8,14 1Ko 3:18-20 Gal 3:1,3 1Pe 2:15
Topik Teologia: Mat 25:14 - -- Pengudusan
Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
Sasaran Pengudusan
Kehidupan yang Penuh Perbuatan-perbuatan Baik
Kehidupan y...
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Sasaran Pengudusan
- Kehidupan yang Penuh Perbuatan-perbuatan Baik
- Kehidupan yang Penuh Perbuatan Baik Telah Digambarkan
- Perbuatan Baik dalam Perumpamaan Talenta
- Eskatologi
- Kedatangan Kristus Kedua Kali
- Kepentingan Kedatangan Yesus Kedua Kali
- Kepentingan bagi Umat Manusia Secara Umum
- Penghakiman Semua Manusia
Topik Teologia: Mat 25:21 - -- Allah yang Berpribadi
Atribut-Atribut Allah
Allah itu Adil
Kel 34:6-7 Ula 32:4 2Ta 12:6 Neh 9:33 Ayu 34:17-30 Maz 33:5,13-15 Ma...
- Allah yang Berpribadi
- Atribut-Atribut Allah
- Pengudusan
- Perbuatan Baik dalam Perumpamaan Talenta
- Orang Benar adalah Seperti Pelayan yang Baik
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Menikmati Allah
- Sukacita dalam Allah
- Keberanian Orang-orang Percaya untuk Beroleh Sukacita
- Orang-orang Benar Bersukacita
- Eskatologi
- Kedatangan Kristus Kedua Kali
- Kepentingan Kedatangan Yesus Kedua Kali
- Kepentingan bagi Umat Manusia Secara Umum
- Penghakiman Semua Manusia
Topik Teologia: Mat 25:22 - -- Dosa
Dosa-dosa Terhadap Allah
Dosa-dosa Ketidakpedulian
Tidak Melayani / Berbakti kepada Allah
Ula 28:47-48 Neh 9:35-...
- Dosa
- Dosa-dosa Terhadap Allah
- Dosa-dosa Ketidakpedulian
- Tidak Melayani / Berbakti kepada Allah
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Sasaran Pengudusan
- Kehidupan yang Penuh Perbuatan-perbuatan Baik
- Kehidupan yang Penuh Perbuatan Baik Telah Digambarkan
- Perbuatan Baik dalam Perumpamaan Talenta
- Eskatologi
- Kedatangan Kristus Kedua Kali
- Kepentingan Kedatangan Yesus Kedua Kali
- Kepentingan bagi Umat Manusia Secara Umum
- Penghakiman Semua Manusia
Topik Teologia: Mat 25:24 - -- Dosa
Para Pendosa adalah Hamba yang Tidak Berguna
Mat 25:24-30
Tidak Melayani / Berbakti kepada Allah
Ula ...
- Dosa
- Para Pendosa adalah Hamba yang Tidak Berguna
- Tidak Melayani / Berbakti kepada Allah
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Sasaran Pengudusan
- Kehidupan yang Penuh Perbuatan-perbuatan Baik
- Kehidupan yang Penuh Perbuatan Baik Telah Digambarkan
- Perbuatan Baik dalam Perumpamaan Talenta
- Eskatologi
- Kedatangan Kristus Kedua Kali
- Kepentingan Kedatangan Yesus Kedua Kali
- Kepentingan bagi Umat Manusia Secara Umum
- Penghakiman Semua Manusia
Topik Teologia: Mat 25:26 - -- Dosa
Para Pendosa adalah Hamba yang Tidak Berguna
Mat 25:24-30
Tidak Melayani / Berbakti kepada Allah
Ula ...
- Dosa
- Para Pendosa adalah Hamba yang Tidak Berguna
- Tidak Melayani / Berbakti kepada Allah
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Sasaran Pengudusan
- Kehidupan yang Penuh Perbuatan-perbuatan Baik
- Kehidupan yang Penuh Perbuatan Baik Telah Digambarkan
- Perbuatan Baik dalam Perumpamaan Talenta
- Eskatologi
- Kedatangan Kristus Kedua Kali
- Kepentingan Kedatangan Yesus Kedua Kali
- Kepentingan bagi Umat Manusia Secara Umum
- Penghakiman Semua Manusia
Topik Teologia: Mat 25:29 - -- Dosa
Para Pendosa adalah Hamba yang Tidak Berguna
Mat 25:24-30
Tidak Melayani / Berbakti kepada Allah
Ula ...
- Dosa
- Para Pendosa adalah Hamba yang Tidak Berguna
- Tidak Melayani / Berbakti kepada Allah
- Pengudusan
- Pengudusan: Sasaran dan Hambatan
- Sasaran Pengudusan
- Kehidupan yang Penuh Perbuatan-perbuatan Baik
- Kehidupan yang Penuh Perbuatan Baik Telah Digambarkan
- Perbuatan Baik dalam Perumpamaan Talenta
- Eskatologi
- Penghakiman Semua Manusia
- Kegelapan
Topik Teologia: Mat 25:30 - -- Dosa
Para Pendosa adalah Hamba yang Tidak Berguna
Mat 25:24-30
Tidak Melayani / Berbakti kepada Allah
Ula ...
- Dosa
- Para Pendosa adalah Hamba yang Tidak Berguna
- Tidak Melayani / Berbakti kepada Allah
- Eskatologi
- Penghakiman Semua Manusia
- Kegelapan
Topik Teologia: Mat 25:31 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
- Yesus Kristus
- Penggenapan
- Mat 25:31 Mar 8:38 Luk 12:40 Yoh 14:3 Kis 1:11 1Ko 1:8 Fili 1:6 1Te 3:13 1Te 4:13-17 1Te 5:2 2Te 1:7 Tit 2:13 2Pe 3:10 Wah 19:11-21
- Yesus Mengklaim Nasib Kekal Manusia
- Yesus Menyebut Diri-Nya Seorang Manusia
- Anak Manusia
- Dan 7:13 Mat 8:20 Mat 10:23 Mat 11:19 Mat 13:37,41 Mat 16:13 Mat 17:9 Mat 17:22 Mat 24:27,30 Mat 25:31 Mat 26:2 Mat 26:24 Mat 26:45 Mar 2:28 Mar 8:38 Mar 9:12 Luk 5:24 Luk 6:22 Luk 11:30 Luk 12:8 Luk 17:22 Luk 19:10 Luk 21:36 Yoh 1:51 Yoh 3:13 Yoh 5:27 Yoh 6:27 Yoh 6:53 Yoh 6:62 Yoh 8:28 Yoh 9:35 Yoh 12:23 Yoh 13:31 Kis 7:56 Wah 1:13
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Dosa
- Para Pendosa seperti Kambing
- Tidak Melayani / Berbakti kepada Allah
- Pengudusan
- Nama dan Kiasan untuk Umat yang Dikuduskan
- Gambaran dan Kiasan untuk Orang-orang Benar (Umat Allah)
- Orang Benar adalah Seperti Domba
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Berbuat Baik Kepada Orang Lain
- Eskatologi
- Keadaan Peralihan
- Kedatangan Kristus Kedua Kali
- Penghakiman Akhir
- Neraka
Topik Teologia: Mat 25:32 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Maim Yesus alas Keilahian
- Klaim yang Berkaitan dengan Manusia
- Yesus Mengklaim Nasib Kekal Manusia
- Dosa
- Deskripsi tentang Dosa-dosa dan Pendosa
- Metafora untuk Para Pendosa
- Para Pendosa seperti Kambing
- Pengudusan
- Nama dan Kiasan untuk Umat yang Dikuduskan
- Gambaran dan Kiasan untuk Orang-orang Benar (Umat Allah)
- Orang Benar adalah Seperti Domba
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Berbuat Baik Kepada Orang Lain
- Eskatologi
- Keadaan Peralihan
- Penghakiman Semua Manusia
- Penghakiman Akhir
- Neraka
Topik Teologia: Mat 25:33 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Maim Yesus alas Keilahian
- Klaim yang Berkaitan dengan Manusia
- Yesus Mengklaim Nasib Kekal Manusia
- Dosa
- Deskripsi tentang Dosa-dosa dan Pendosa
- Metafora untuk Para Pendosa
- Para Pendosa seperti Kambing
- Pengudusan
- Nama dan Kiasan untuk Umat yang Dikuduskan
- Gambaran dan Kiasan untuk Orang-orang Benar (Umat Allah)
- Orang Benar adalah Seperti Domba
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Berbuat Baik Kepada Orang Lain
- Eskatologi
- Keadaan Peralihan
- Penghakiman Semua Manusia
- Penghakiman Akhir
- Neraka
Topik Teologia: Mat 25:34 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
- Manusia Mengekspresikan Moral Kasih Sayang
- Mereka Mengekspresikan Altruisme (Sifat Mementingkan Kepentingan Orang Lain)
- Keselamatan
- Hidup Kekal
- Peringatan dan Jaminan Hidup Kekal
- Nasihat dan Jaminan bagi Orang-orang Percaya
- Orang-orang Percaya akan Memasuki Hidup Kekal
- Pengudusan
- Nama dan Kiasan untuk Umat yang Dikuduskan
- Gambaran dan Kiasan untuk Orang-orang Benar (Umat Allah)
- Orang Benar adalah Seperti Domba
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Eskatologi
- Kemuliaan yang Terakhir
- Penghakiman Semua Manusia
- Penghakiman Akhir
- Surga
Topik Teologia: Mat 25:35 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Maim Yesus alas Keilahian
- Klaim yang Berkaitan dengan Manusia
- Yesus Mengklaim Nasib Kekal Manusia
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Kedaulatan Pemerintahan Allah
- Pemerintahan Allah (Kerajaan) di Dalam Perjanjian Baru
- Pengajaran Yesus tentang Kerajaan
- Kerajaan sebagai yang Akan Datang
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
- Manusia Mengekspresikan Moral Kasih Sayang
- Mereka Mengekspresikan Altruisme (Sifat Mementingkan Kepentingan Orang Lain)
- Pengudusan
- Nama dan Kiasan untuk Umat yang Dikuduskan
- Gambaran dan Kiasan untuk Orang-orang Benar (Umat Allah)
- Orang Benar adalah Seperti Domba
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Eskatologi
- Kemuliaan yang Terakhir
- Penghakiman Semua Manusia
- Penghakiman Akhir
- Dijanjikan Kepada Mereka yang Benar
Topik Teologia: Mat 25:36 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Maim Yesus alas Keilahian
- Klaim yang Berkaitan dengan Manusia
- Yesus Mengklaim Nasib Kekal Manusia
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Kedaulatan Pemerintahan Allah
- Pemerintahan Allah (Kerajaan) di Dalam Perjanjian Baru
- Pengajaran Yesus tentang Kerajaan
- Kerajaan sebagai yang Akan Datang
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Moral
- Manusia Mengekspresikan Moral Kasih Sayang
- Mereka Mengekspresikan Altruisme (Sifat Mementingkan Kepentingan Orang Lain)
- Pengudusan
- Nama dan Kiasan untuk Umat yang Dikuduskan
- Gambaran dan Kiasan untuk Orang-orang Benar (Umat Allah)
- Orang Benar adalah Seperti Domba
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Eskatologi
- Kemuliaan yang Terakhir
- Penghakiman Semua Manusia
- Penghakiman Akhir
- Dijanjikan Kepada Mereka yang Benar
Topik Teologia: Mat 25:37 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Maim Yesus alas Keilahian
- Klaim yang Berkaitan dengan Manusia
- Yesus Mengklaim Nasib Kekal Manusia
- Pengudusan
- Nama dan Kiasan untuk Umat yang Dikuduskan
- Gambaran dan Kiasan untuk Orang-orang Benar (Umat Allah)
- Orang Benar adalah Seperti Domba
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Eskatologi
- Kemuliaan yang Terakhir
- Penghakiman Semua Manusia
- Penghakiman Akhir
- Dijanjikan Kepada Mereka yang Benar
Topik Teologia: Mat 25:39 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Maim Yesus alas Keilahian
- Klaim yang Berkaitan dengan Manusia
- Yesus Mengklaim Nasib Kekal Manusia
- Pengudusan
- Nama dan Kiasan untuk Umat yang Dikuduskan
- Gambaran dan Kiasan untuk Orang-orang Benar (Umat Allah)
- Orang Benar adalah Seperti Domba
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Eskatologi
- Kemuliaan yang Terakhir
- Penghakiman Semua Manusia
- Penghakiman Akhir
- Dijanjikan Kepada Mereka yang Benar
Topik Teologia: Mat 25:40 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Keputusan-keputusan Allah
- Kedaulatan Pemerintahan Allah
- Pemerintahan Allah (Kerajaan) di Dalam Perjanjian Baru
- Pengajaran Yesus tentang Kerajaan
- Kerajaan sebagai yang Akan Datang
- Pengudusan
- Nama dan Kiasan untuk Umat yang Dikuduskan
- Gambaran dan Kiasan untuk Orang-orang Benar (Umat Allah)
- Orang Benar adalah Seperti Domba
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Eskatologi
- Kemuliaan yang Terakhir
- Penghakiman Semua Manusia
- Penghakiman Akhir
- Dijanjikan Kepada Mereka yang Benar
Topik Teologia: Mat 25:41 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Maim Yesus alas Keilahian
- Klaim yang Berkaitan dengan Manusia
- Yesus Mengklaim Nasib Kekal Manusia
- Makhluk-makhluk Supranatural
- Semua Malaikat Jahat Dijatuhi Hukuman untuk Masuk ke Tempat Penghakiman Final
- Setan
- Dosa
- Dosa Menyebabkan Kutukan Kekal
- Yeh 18:4,20 Dan 12:2 Mal 4:1 Mat 10:28 Mat 18:8-9 Mat 25:41 Mar 3:29 Luk 3:17 2Te 1:8-9 Ibr 10:28-31 Wah 14:9-11 Wah 20:10-15
- Para Pendosa seperti Kambing
- Keselamatan
- Hidup Kekal
- Peringatan dan Jaminan Hidup Kekal
- Peringatan bagi yang Tidak Percaya
- Orang-orang Tidak Percaya Akan Dipisahkan dari Hidup Kekal
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Melayani Sesama
- Eskatologi
- Penghukuman yang Terakhir
- Penghakiman Semua Manusia
- Penghakiman Akhir
- Neraka
Topik Teologia: Mat 25:42 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Maim Yesus alas Keilahian
- Klaim yang Berkaitan dengan Manusia
- Yesus Mengklaim Nasib Kekal Manusia
- Dosa
- Deskripsi tentang Dosa-dosa dan Pendosa
- Metafora untuk Para Pendosa
- Para Pendosa seperti Kambing
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
- Tanggung Jawab Terhadap Sesama
- Tugas Terhadap Orang Lain Pada Umumnya atau Terhadap Orang Kristen
- Melayani Sesama
- Eskatologi
- Penghukuman yang Terakhir
- Penghakiman Semua Manusia
- Perumpamaan Kambing dan Domba
- Terpisah dari Hadirat Allah
Topik Teologia: Mat 25:46 - -- Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
...
- Allah yang Berpribadi
- Natur Allah sebagai Pribadi
- Allah itu Aktif
- Allah Aktif dalam Sejarah Dunia (yang Akan Datang)
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Maim Yesus alas Keilahian
- Klaim yang Berkaitan dengan Manusia
- Yesus Mengklaim Nasib Kekal Manusia
- Dosa
- Deskripsi tentang Dosa-dosa dan Pendosa
- Metafora untuk Para Pendosa
- Para Pendosa seperti Kambing
- Eskatologi
- Penghukuman yang Terakhir
- Penghakiman Semua Manusia
- Penghakiman Akhir
- Dijanjikan Kepada Mereka yang Benar
- Mat 25:34-40,46
- Neraka
TFTWMS: Mat 25:1-13 - Perumpamaan Sepuluh Gadis PERUMPAMAAN SEPULUH GADIS (Matius 25:1-13)
1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyo...
PERUMPAMAAN SEPULUH GADIS (Matius 25:1-13)
1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. 2 Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. 3 Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, 4 sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. 5 Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. 6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! 7 Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. 8 Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. 9 Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. 10 Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. 11 Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! 12 Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. 13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
Ayat 1. Yang pertama dari tiga perumpamaan ini menyangkut perlunya siap sedia setiap saat bagi kedatangan Tuhan, karena tidak ada yang tahu kapan kedatangan-Nya akan terjadi. Perumpamaan itu berawal dengan kalimat kerajaan sorga seumpama. Yesus sering memperkenalkan perumpamaan-perumpamaan kerajaan dengan jenis bahasa ini (13:24, 31, 44, 45, 47; 18:23; 22:2).
Di sini Yesus membandingkan kerajaan itu dengan sepuluh gadis yang pergi menemani pengantin laki-laki ketika ia tiba. "Sepuluh" adalah angka penting dalam Yudaisme, dan itu adalah angka yang pas untuk kisah ini. Kata "gadis" (parqe÷noß, parthenos) adalah kata yang sama yang digunakan untuk menggambarkan Maria pada saat kehamilan mujizatiah (1:23; Luk. 1:27). Gadis-gadis dalam perumpamaan ini adalah lambang para pengikut Yesus. Dalam pelbagai perumpamaan yang sebelum dan sesudahnya, Tuhan mengajar murid-murid-Nya untuk berjaga-jaga dengan menggunakan pelbagai contoh orang laki-laki (24:45-51; 25:14-30). Di sini, ia menggambarkan prinsip itu dengan menggunakan orang perempuan. Beberapa ilustrasi dari Yesus mencakup kegiatan oleh orang laki-laki dan perempuan (6:26, 28; 11:17; 24:40, 41).
Gadis-gadis ini, mungkin mirip dengan "pengiring pengantin" zaman kini, digunakan dalam acara prosesi. Namun, seperti yang Leon Morris katakan, pengetahuan kita tentang upacara pernikahan Yahudi kuno tidak lengkap.1Ayat ini mengatakan bahwa mereka pergi menyongsong mempelai laki-laki,2tetapi tidak menentukan lokasi di mana mereka menunggu. Pernah dikemukakan bahwa gadis-gadis itu menunggu di rumah mempelai laki-laki. Misalnya, bersandar pada informasi yang kita miliki tentang adat istiadat Yahudi pada saat itu, ada dugaan bahwa mempelai laki-laki pergi ke rumah bapak mertuanya untuk menerima istrinya. Di rumahnya sendiri ia meninggalkan sekelompok gadis yang dengan lentera atau obor harus menyongsong dia setibanya ia di rumah. Mereka akan hadir untuk mengiring dia ke dalam rumah.3
Yang lainnya berpendapat bahwa gadis-gadis itu menunggu bersama mempelai perempuan di rumahnya. Ketika mempelai laki-laki tiba untuk mengiring mempelai perempuan ke rumah mempelai laki-laki untuk perjamuan kawin, sepuluh gadis itu akan bergabung dalam acara prosesi itu.4Meski salah satu dari dua pilihan ini bisa terjadi, lokasi tepatnya tidaklah penting untuk memahami arti perumpamaan itu. Intinya adalah bahwa mereka sedang menunggu untuk bergabung dalam perayaan perkawinan yang meriah, untuk menghormati mempelai laki-laki.
Gambaran tentang mempelai laki-laki memiliki akarnya dalam Perjanjian Lama. Beberapa nas menggambarkan Allah sebagai suami dan Israel sebagai istri-Nya (Yes. 54:4-8; 62:4, 5; Yeh. 16:6-14; Hos. 2:19, 20). Demikian pula, dalam Perjanjian Baru, Yesus adalah mempelai laki-laki dan gereja adalah mempelai perempuan-Nya (9:15; 22:2; Yoh. 3:29; 2 Kor. 11:2; Efe. 5:25-32; Why. 19:7, 8; 21:2). Meski gambaran mempelai perempuan tidak dikembangkan dalam nas ini, mempelai laki-laki itu bisa dikatakan melambangkan Kristus.
Perjamuan kawin biasanya diadakan di rumah mempelai laki-laki, dan acara itu sering dilakukan di malam hari (25:6). Karena benar begitu, maka gadis-gadis itu mengambil pelitanya untuk ditampilkan dalam prosesi itu. Kata Yunani yang diterjemahkan "pelita" (lampa¿ß, lampas) bisa mengacu kepada "suluh" (Yoh. 18:3). Satu kata yang berbeda, lu/cnoß (luchnos), menandakan sebuah pelita minyak kecil yang digunakan di rumah (lihat komentar tentang 5:15). "Suluh" pada kesempatan ini mungkin terdiri dari kain yang dililit secara erat yang dilekatkan pada sebatang kayu yang panjang; kain itu lalu disiram dengan minyak zaitun dan akan menyala untuk waktu yang cukup lama. Kemungkinan lain adalah bahwa "suluh" itu adalah pelita-pelita minyak yang dipasang pada tiang-tiang. John Lightfoot mengutip pernyataan para rabi kuno, yang dikaitkan kepada Rabi Solomon:
Gaya negeri orang Ismael adalah membawa mempelai perempuan dari rumah ayahnya ke rumah mempelai laki-laki sebelum ia dibawa masuk ke pembaringan; dan membawa di hadapannya sekitar sepuluh tongkat kayu, yang pada masing-masing bagian atasnya terdapat benda seperti piring kecil, yang di dalamnya terdapat sepotong kain dengan minyak dan ter: benda-benda ini, yang dinyalakan, mereka bawa di hadapan dia sebagai suluh.5
Ayat 2. Yesus berkata bahwa, di antara sepuluh gadis itu lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Istilah "bodoh" (mwro÷ß, mōros) dan "cermat"/"bijaksana" (fro÷nimoß, phronimos) juga digunakan dalam Matius untuk menggambarkan dua jenis tukang bangunan (7:24, 26). Dalam hal ini, sepuluh gadis itu merupakan kelompok campuran. Setengah dari mereka adalah murid-murid yang setia, sementara separuh lainnya tidak setia. Angka-angka ini hanyalah bagian dari cerita itu; mereka tidak mencerminkan berapa persen orang percaya akan dinilai setia atau tidak setia ketika Kristus datang kembali.
Ayat 3. Mengapakah lima dari gadis-gadis itu disebut bodoh? Mereka tidak membuat persiapan yang cukup bagi kemungkinan mempelai laki-laki itu datang terlambat. Mereka membawa pelitanya, tapi tidak membawa tambahan minyaknya. Dalam perumpamaan sebelumnya, hamba yang jahat (24:48-50) gagal mempersiapkan diri bagi kepulangan awal tuannya; namun begitu, gadis-gadis yang bodoh ini gagal mengantisipasi masalah penundaan yang lama.6
Ayat 4. Kelima gadis yang lain disebut cermat (NASB) ("bijaksana"; NIV) karena mereka tidak hanya membawa cukup minyak untuk menjaga lampu mereka tetap menyala tetapi juga membawa buli-buli minyak tambahan. Meski itu tidak nyaman, namun gadis-gadis muda ini melakukan apa yang diperlukan. Mereka tahu dari pengalaman bahwa mempelai laki-laki mungkin akan terlambat, dan mereka ingin siap ketika ia akhirnya tiba. Mengambil cukup minyak untuk menjaga pelita seseorang tetap menyala melambangkan perbuatan baik yang dilakukan dalam ketaatan kepada perintah Yesus (lihat 5:14-16).7
Ayat 5. Sementara sepuluh gadis menunggu, mempelai [laki-laki] itu lama tidak datang-datang juga. Rincian ini seharusnya tidak terlalu mengejutkan karena mempelai laki-laki dari budaya itu suka merahasiakan waktu kedatangan mereka. Penundaan di sini melambangkan jangka waktu lama sebelum Kristus datang kembali (lihat 25:19). Umat Kristen mula-mula mengharap Yesus segera datang kembali. Bisa jadi para pembaca Matius bergumul dengan isu khusus ini ketika ia menulis Injilnya, mungkin di akhir 50an atau awal 60an. Petrus, yang menulis pada pertengahan 60an, menjawab para pengolok yang secara mengejek bertanya, "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya?" (2 Pet. 3:4).
Seiring berlalunya waktu secara perlahan-lahan, maka mengantuklah semua perempuan muda itu lalu tertidur. Karena sudah larut malam, fakta bahwa sepuluh gadis itu semuanya mulai jenuh dan tertidur dapatlah dimengerti. Yesus tidak mencela mereka karena tertidur. Dalam hal ini gadis-gadis yang bodoh itu tidak lebih bersalah daripada gadis-gadis yang bijaksana. Namun begitu, dalam nas-nas lain, tidur dibedakan dengan berjaga-jaga dan dipandang negatif (26:38-46; Mrk. 13:35, 36; Efe. 5:14; 1 Tes. 5:6).
Ayat 6. Berseru, mungkin dari seorang tukang seru (lihat komentar tentang 22:3), terdengar pada waktu tengah malam. Kabar akhirnya datang bahwa mempelai laki-laki datang, dan sepuluh gadis itu dipanggil untuk [menyongsong] dia Ayat 7. Dalam merespon berita kedatangan itu, gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Kata kerja "membereskan" (kosme÷w, kosmeō) umumnya berarti "merapikan." Jika "pelita" ini adalah suluh yang terdiri dari kain yang dibebat melingkari batang kayu, maka ujungnya yang sudah hangus harus dipotong dan minyak tambahan digunakan. Jika pelita itu adalah pelita minyak yang dipasang pada tiang, sumbunya tentu harus dipangkas dan diberi lagi minyak tambahan.
Ayat 8, 9. Ketika gadis-gadis yang bodoh itu merapikan pelita mereka, nyalanya hampir padam. Dalam Perjanjian Lama, gambaran lampu yang hampir padam dikaitkan dengan orang jahat (Ayub 18:5; Amsal 13:9). Gadis-gadis bodoh itu menyadari bahwa mereka tidak memperhitungkan keterlambatan mempelai laki-laki. Untuk mengatasi dilema mereka, mereka memohon rekan-rekan mereka untuk berbagi sedikit cadangan minyak mereka dengan mereka.
Gadis-gadis yang bijaksana itu menolak permintaan itu, dengan menjelaskan bahwa tidak cukup minyak untuk mereka semua. Mereka tidak ingin mengambil risiko di mana setiap lampu padam. Jika hal itu terjadi, prosesi itu akan hancur berantakan.8
Mereka menasihati para gadis yang bodoh itu untuk pergi dan beli minyak sendiri dari penjual minyak. Toko biasanya tidak buka sepanjang malam, tapi mungkin ada pengecualian pada acara-acara meriah. Donald A. Hagner berpendapat bahwa "membeli minyak di tengah malam kemungkinan besar tidak akan sulit di sebuah desa kecil yang sedang sepenuhnya mengadakan perayaan pernikahan."9
Rincian tentang gadis-gadis bodoh yang harus mendapatkan minyak bagi diri mereka sendiri menggambarkan fakta bahwa perbuatan baik tidak dapat dipindahtangankan. Ketika Kristus datang kembali, setiap orang akan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya (2 Kor. 5:10).
Ayat 10. Alih-alih menyongsong mempelai laki-laki dengan pelita yang menyala, lima gadis bodoh itu pergi untuk membeli minyak. Sementara mereka pergi, mempelai laki-laki datang. Lima gadis bijaksana menyongsong mempelai laki-laki itu dengan pelita mereka dalam keadaan rapi dan menyala. Mereka bersama-sama masuk dengan dia ke ruang perjamuan kawin. Setelah memasuki ruang perkawinan, pintu ditutup. Pintu yang tertutup menunjukkan bahwa peluang seseorang sudah lewat (Kej. 7:16; Yes. 22:22; Luk. 13:25; Why. 3:7).
Ayat 11. Ketika gadis-gadis yang bodoh itu kembali dan menemukan diri mereka tidak bisa masuk, mereka memohon mempelai laki-laki untuk membiarkan mereka masuk Mereka berkata, "Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!" Sama seperti istilah "bodoh "dan "bijaksana" mengingatkan kita kepada dua tukang bangunan (7:24, 26), sapaan "Tuan, tuan" mengingatkan kita kepada peringatan Yesus dalam pasal yang sama. Ia menyatakan, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga" (7:21).
Ayat 12. Permohonan gadis-gadis yang bodoh untuk masuk ke dalam perayaan penuh sukacita itu sia-sia. Mempelai laki-laki menolak untuk mengizinkan mereka masuk, dengan mengatakan, "Aku tidak mengenal kamu" (lihat komentar tentang 7:23). Pernyataan ini dapat ditafsirkan "Aku akan tidak ada hubungannya dengan kalian."10Dalam Perjanjian Lama, Allah "mengenal" umat-Nya yang telah Ia pilih (Yer. 1:5; Hos. 13:5; Amos 3:2; KJV). Tema ini diulang dalam Perjanjian Baru di mana orang-orang yang berada dalam hubungan yang aman dengan Allah melalui Kristus "dikenal" oleh Dia (lihat Gal. 4:8, 9; 2 Tim. 2:19).11
Kita bisa membayangkan penderitaan gadis-gadis yang bodoh ini ketika mereka berpaling dari pintu itu, sadar bahwa persiapan mereka telah menjadi sia-sia. Mereka mungkin menghabiskan waktu berjam-jam untuk berpakaian dengan patut dan sudah tiba jauh lebih awal. Mereka mungkin telah melatih ulang tugas mereka untuk upacara itu. Mereka bahkan telah membawa pelita mereka—tetapi mereka gagal membawa cukup minyak untuk bertahan sampai mempelai laki-laki itu datang.
Ayat. 13 Yesus menyimpulkan perumpamaan itu, dengan mengatakan, "Berjaga- jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." Sekali lagi, peringatan itu dikeluarkan supaya manusia harus selalu siap bagi kedatangan Tuhan (lihat Mat 24:36, 42, 44, 50). Kita tidak boleh menunda-nunda dalam hal kedatangan-Nya kembali. Bersikap bijaksana dan terus-menerus siap adalah langkah tepat untuk diambil, karena Ia bisa datang kapan saja. Siapakah yang ingin kedapatan tidak siap, seperti lima gadis bodoh itu, ketika Ia tiba?
TFTWMS: Mat 25:14-30 - Perumpamaan Talenta PERUMPAMAAN TALENTA (Matius 25:14-30)
14 "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-...
PERUMPAMAAN TALENTA (Matius 25:14-30)
14 "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. 15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. 16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. 17 Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. 18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. 19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. 20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. 21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. 23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! 26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? 27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. 28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. 29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. 30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Perumpamaan tentang talenta menekankan bahwa pengikut Yesus adalah pelayan yang bertanggung jawab. Masing-masing telah dipercayakan dengan beberapa karunia atau bakat guna memajukan kerajaan sang Tuan. Setelah Kristus datang kembali, setiap orang harus bertanggung jawab atas bagaimana ia telah menggunakan sumber daya tersebut. Mereka yang telah menerapkan dan mengembangkan talenta mereka akan dinilai setia. Sebaliknya, mereka yang menyembunyikan bakat mereka akan dihukum.
Sebuah perumpamaan yang sama muncul dalam Lukas 19:11-27. Dalam perumpamaan sepuluh mina, seseorang juga mempercayakan beberapa sumber dayanya kepada hamba-hambanya dan pergi melakukan perjalanan jauh. Setelah kembali, tuan itu meminta mereka memberi pertanggungan jawab, dan tiga hamba ditampilkan dalam dialog itu. Dua orang yang pertama telah berbuat dengan setia, sedangkan orang yang ketiga tidak mengembangkan dirinya. Akibatnya, sumber daya hamba yang tidak setia itu diambil dan diberikan kepada hamba yang bisa memberi keuntungan.
Ada beberapa perbedaan di antara dua perumpamaan itu. Dalam perumpamaan mina, awalnya disebut sepuluh hamba bukan tiga hamba. Mereka masing-masing diberi sejumlah uang yang sama bukan sejumlah uang yang bervariasi. Standar berat yang digunakan dalam kisah itu adalah mina, bukan talenta. Ketimbang mengubur uangnya di dalam tanah, hamba yang merugikan itu menyimpannya dalam sapu tangan.
Ayat 14. Perumpamaan sebelumnya tentang sepuluh gadis diperkenalkan dengan kalimat "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis" (25:1). Ungkapan itu tampaknya dipersingkat dalam perumpamaan kedua ini, sebab perumpamaan itu dimulai dengan sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti. Beberapa terjemahan menjelaskan maksud perbandingan ini dengan memasok kalimat "kerajaan sorga" sebagai pengganti kata "itu" (KJV; NKJV; TEV; NCV; NLT). Kalimat "sebab itu sama seperti" bisa mengacu secara khusus kepada tugas untuk berjaga-jaga yang disinggung dalam ayat 13.12
Pemilik rumah yang kaya dalam perumpamaan ini akan bepergian jauh. Kata kerja dalam bahasa Yunani (ajpodhme÷w, apodēmeō) mengandung gagasan tentang orang yang meninggalkan kaumnya sendiri dan bepergian ke negeri lain (21:33; Mrk. 12:1; Luk. 15:13; 20:9). Dari keadaan yang disajikan itu jelas terlihat bahwa ia bermaksud pergi untuk waktu yang lama (25:19). Sebelum berangkat, ia mempercayakan hartanya kepada mereka [para hamba-Nya sendiri], yang diharapkan melakukan pelayanan yang bijaksana dan setia. Dalam dunia kuno, beberapa budak diberi kepercayaan tanggung jawab yang besar (18:23-27; 21:34; 24:45-47).
Ayat 15. Tuan rumah itu membagi-bagikan uangnya kepada masing-masing menurut kesanggupannya. "Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu." Istilah "talenta" mengacu kepada satuan berat yang paling besar, kira-kira setara dengan tiga puluh tujuh kilogram (lihat komentar tentang 18:24). Itu digunakan untuk menimbang emas, perak, dan tembaga, masing-masing memiliki nilai yang berbeda. Dalam kisah ini, yang di digunakan mungkin perak. Istilah Yunani ajrgu÷rion (argurion), yang dapat diterjemahkan baik "perak" atau "uang," muncul dalam ayat 18 dan 27.
Satu talenta bernilai sekitar 6.000 dinar,13dan satu dinar adalah upah harian seorang pekerja (20:2). Oleh karena itu, satu talenta akan hampir sama dengan nilai dua puluh tahun upah kerja, dan dua talenta akan senilai empat puluh tahun upah kerja. Lima talenta akan "setara dengan seratus tahun upah [kerja]" (JNT).
Meski sulit menerjemahkan "talenta" ke dalam padanan zaman kini, pemilik tanah itu jelaslah orang kaya, karena memiliki sejumlah besar pendapatan yang sudah dikenai pajak. Uang yang dipercayakan kepada masing-masing hamba itu cukuplah besar; tidak satupun menerima jumlah uang yang kecil. Douglas R. A. Hare mengatakan, "Besarnya jumlah itu dimaksudkan untuk mengingatkan kita betapa berharganya pelbagai karunia yang Allah telah percayakan kepada kita."14
Tidak ada peringatan dari tuan rumah itu kepada para hambanya yang dilaporkan di sini, meski beberapa instruksi tentunya telah diberikan sebelum ia bepergian. Dalam perumpamaan sepuluh mina, tuan itu memberitahu hamba-hambanya, "Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali" (Luk. 19:13).
Ayat 16. Kata pertama ayat ini, segera, menunjukkan bahwa orang yang memiliki lima talenta adalah orang sukses yang dimotivasi oleh dirinya sendiri.15Ia menggandakan talentanya. Kata berdagang (dari e˙rga¿zomai, ergazomai) menyiratkan kegiatan perdagangan dalam jangka waktu yang lama. Hamba ini tidak hanya menginvestasikan uang itu dan melupakannya; ia terus meningkatkan investasi itu sampai tuannya kembali. Kepercayaan tuannya kepada dia tidaklah salah.
Ayat 17. Berbuat demikian juga menunjukkan bahwa hamba berikutnya pastilah juga "segera" mengolah dua talenta yang ia miliki. Akibatnya, ia berlaba dua talenta. Dua hamba yang pertama, meski diberi jumlah talenta yang berbeda, berhasil melipatgandakan modal awal mereka.
Ayat 18. Daripada menjalankan satu talenta yang ia miliki, hamba yang ketiga itu menggali lubang dan menyembunyikan talenta itu di dalam tanah. Ia memiliki kesempatan yang sama yang dimiliki oleh dua hamba lainnya untuk menggunakan apa yang sudah diberikan kepada dia dan menggandakan bakatnya. Orang ini tidak menghilangkan uang tuannya dengan berjudi, secara sembarangan melenyapkannya, atau menyia-nyiakannya dengan hidup berfoya-foya; ia hanya tidak berbuat apa-apa yang bersifat produktif atas uang itu.
Hamba itu menyembunyikan uang itu untuk melindungi uang itu. Talmud mengatakan, "Uang hanya dapat dijaga dengan menempatkannya di bumi."16Orang kuno tidak memiliki ruang besi dan brankas seperti yang kita miliki sekarang ini. Karena itu, mereka sering mengubur kekayaan mereka dalam tanah untuk melindunginya dari pencuri (lihat komentar tentang 6:20; 13:44; 24:43).
Ayat 19. Yesus menjelaskan dengan perumpamaan ini bahwa kedatangan-Nya tidak akan segera tetapi akan terjadi setelah waktu yang lama (lihat 25:5; NASB). Ketika pulanglah tuan hamba-hamba itu, ia lalu mengadakan perhitungan dengan mereka (lihat 18:23).
Ayat 20, 21. Hamba pertama melakukan persis apa yang tuannya harapkan untuk ia lakukan. Ia menjalankan lima talenta miliknya dan uang itu segera menghasilkan sehingga ketika tuan itu pulang, ia mempersembahkan sepuluh talenta ketimbang lima. Tuan itu sangat senang dengan kinerjanya sehingga ia memuji Dia, katanya: "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia." "Baik" dan "setia" lebih berkaitan dengan karakternya daripada pencapaiannya. Hamba ini berhasil karena ia baik dan setia kepada tugas yang diberikan kepada dia.
Pelayanan setia hamba itu akan diupahi dengan tanggung jawab yang lebih besar (lihat 24:45-47; Luk 16:10). Tuan itu menjelaskan, "Engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar." Kekayaannya yang sangat besar itu terbukti dari fakta bahwa ia memandang lima talenta yang dipercayakan itu sebagai "perkara kecil." Masuk ke dalam sukacita tuan itu menunjuk kepada persekutuan bahagia yang dibagi antara Yesus dan murid-murid-Nya yang setia. (Rom. 8:17; 2 Tim 2:11-13.).
Ayat 22, 23. Orang berikutnya yang harus berdiri di hadapan tuannya adalah hamba yang memiliki dua talenta. Ia menjelaskan bahwa ia juga telah menggandakan talentanya dan sekarang ia punya empat.Tuan ini memberi hamba ini pujian yang sama yang ia telah berikan kepada hamba yang bertalenta lima. Hamba itu menerima kata-kata pujian yang sama dan upah yang sama. Ia juga memberi hamba ini tanggung jawab lebih besar.
Ayat 24, 25. Akhirnya, hamba yang memiliki satu talenta muncul di hadapan tuannya. Ia menjelaskan bahwa selama ini ia menyembunyikan talenta tuannya itu di dalam tanah karena ia tahu bahwa tuannya itu adalah manusia yang kejam (lihat Luk. 19:20, 21). Hamba ini tidak percaya kepada keadilan dan kebaikan tuannya, meski tuannya itu telah cukup percaya kepada dia dengan memberi dia tanggung jawab senilai satu talenta. Dengan menyifatkan tuan itu keras dan suka menuntut, ia melanjutkan menggambarkan tuan itu dengan menggunakan paralelisme sinonim:
… yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
Orang ini sedang mengatakan bahwa tuan itu mengambil keuntungan dari ladang-ladang yang panen tanpa melakukan kerja keras membajak dan menanam. Singkatnya, hamba itu menuduh tuannya itu sebagai kapitalis yang kejam.
Hamba itu mengaku bahwa ia takut. Pada bagian atas daftar orang-orang tercela yang akan dicampakkan ke dalam neraka adalah orang "penakut" (Why. 21:8). Beberapa orang begitu takut membuat kesalahan sehingga tidak pernah melakukan apa yang benar. Banyak orang akan sesat oleh karena gagal berbuat positif (25:45, 46).
Meski tidak secara jelas dinyatakan dalam perumpamaan itu, hamba itu harus pergi dan menggali apa yang ia telah kubur untuk mengembalikannya kepada tuannya. Ketika ia mengembalikan satu talenta itu, ia berkata, " Ini, terimalah kepunyaantuan!" Ini adalah bahasa komersial yang menyiratkan pengembalian barang dan menolak bentuk tanggung jawab lanjutan apa saja.17
Ayat 26. Mungkin hamba itu merasa seolah-olah ia seharusnya dihargai karena telah mengembalikan talenta tuannya dengan utuh, sama seperti waktu talenta itu diberikan kepada dia. Namun begitu, alih-alih dipuji, ia malah dicela. Tuan itu menanggapi dengan menyebut dia hamba yang jahat dan malas. Tuan itu tidak mengecam dia karena punya kemampuan yang kurang daripada hamba-hamba yang lain; ia dikecam karena ia tidak berbuat apa-apa terhadap kemampuan yang ia miliki. Istilah "malas" (ojknhro÷ß, oknēros) bisa menunjukkan kemalasan karena takut, yang akan bertepatan dengan pengakuan hamba itu yang merasa "takut" dalam ayat 25.
Tuan itu tidak repot-repot menyangkal gambaran hamba itu tentang dirinya sebagai orang yang keras. Kenyataannya, ia berkata, "Kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?" Robert H. Gundry memberikan penjelasan berikut ini tentang "menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam":
Gambaran tentang tuan itu sebagai mengambil apa yang bukan miliknya seharusnya tidak lagi mengganggu kita dibandingkan gambaran tentang kedatangan Yesus yang diperbandingkan dengan "pencuri di malam hari." Maksud perbandingan itu tidak ada kaitannya dengan pencurian, tapi dengan ketidaksiapan. Begitu juga di sini, gambaran itu berkaitan dengan tuntutan Yesus yang sangat kuat untuk melakukan pekerjaan baik, bukan berkaitan dengan etika mengambil apa yang menjadi milik orang lain.18
Ayat 27. Karena hamba itu menyadari bahwa tuannya itu menuntut, maka paling tidak ia harus sudah menjalankan uang itu sehingga uang itu akan sudah bisa menghasilkan bunga. Tindakan minimal ini akan melibatkan sedikit resiko.
Ungkapan "menjalankan uang" lebih harfiahnya diterjemahkan "dengan para bankir" (NIV; NRSV). Kata Yunani "menjalankan uang" (trapezi÷thß, trapezitēs) berhubungan dengan kata "meja" (tra÷peza, trapeza), karena para penukar uang dan pemberi pinjaman duduk di meja kecil. Hukum Taurat melarang orang Israel saling membungakan uang, tetapi mereka bisa melakukannya terhadap orang-orang non-Yahudi (Kel. 22:25; Ima. 25:36, 37; Ula. 23:19, 20; lihat Maz 15:5). Rupanya, larangan itu tidak dipatuhi secara ketat di abad pertama Palestina, yang sedang berkembang secara komersial pada waktu itu.19
Ayat 28. Karena hamba itu telah mengkhianati kepercayaannya, maka tuan itu mengambil dari dia satu talenta yang pernah ia berikan dan memberikan talenta itu kepada orang yang memiliki sepuluh talenta. Anda bisa katakan, dengan bermain aman, orang itu malah kehilangan segalanya.20
Ayat 29. Alkitab NASB menyimpulkan respon tuan itu dengan tanda kutip pada akhir ayat 28, yang akan menjadikan ayat 29 dan 30 sebagai komentar Yesus. Namun begitu, sebagian besar versi Alkitab memperpanjang perkataan tuan itu hingga ayat 30. Kedua kemungkinan ini memiliki manfaat.
"Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya." Yesus pernah mengucapkan kata-kata pepatah ini pada beberapa kesempatan (13:12; Mrk. 4:25; Luk. 8:18; 19:26). Ia menekankan bahwa kesetiaan seseorang mendatangkan banyak berkat tambahan, sedangkan "ketidaksetiaan mendatangkan kerugian bahkan terhadap semua berkat awal seseorang."21Kata kerja pasif "akan diberi" dan "akan diambil" menyiratkan tindakan Allah.22
Ayat 30. "Campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." Rupanya, suatu peralihan telah dibuat di sini dari perumpamaan kepada realitas rohani. Karena "hamba yang tak berguna" itu tidak memajukan kepentingan tuannya, maka ia akan dihukum berat. Dengan cara seperti itu, murid-murid yang tidak memberitakan Kristus dan kerajaan-Nya akan menderita hukuman kekal. Ungkapan "kegelapan" dan "ratap dan kertak gigi" muncul di seluruh Matius untuk menggambarkan neraka (8:12; 13:42, 50; 22:13; 24:51).
Haruslah diingat bahwa orang dengan satu talenta dalam perumpamaan itu tidak dihukum karena kejahatan keji tertentu. Sebaliknya, penghakiman menimpa dia karena ia gagal menerapkan kepada dirinya dan menggunakan karunia yang dipercayakan kepada dia.23
TFTWMS: Mat 25:31-46 - Perumpamaan Gembala Memisahkan Domba Dan Kambing PERUMPAMAAN GEMBALA MEMISAHKAN DOMBA DAN KAMBING (Matius 25:31-46)
31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersam...
PERUMPAMAAN GEMBALA MEMISAHKAN DOMBA DAN KAMBING (Matius 25:31-46)
31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, 33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. 34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; 36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. 37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? 40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. 41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. 42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. 44 Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? 45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. 46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."
Ini adalah yang terakhir dari beberapa perumpamaan yang Yesus mulai sampaikan dalam pasal 21.24Pelbagai perumpamaan-Nya paling sering berhubungan dengan pelbagai peristiwa dari pengalaman umum orang-orang yang hidup di Palestina. Namun begitu, perumpaman ini mampu berbeda karena menggambarkan peristiwa di masa depan. Meski itu adalah kisah tentang seorang gembala yang memisahkan domba dan kambing, namun kisah itu mengajarkan kebenaran tentang penghakiman terakhir.25
Ayat 31. Yesus memulai perumpamaan itu dengan mengatakan bahwa Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan-Nya. Ia telah memberikan beberapa rincian tentang kedatangan-Nya yang kedua di 24:30. Ia akan datang "di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya." Kemuliaan ini berasal dari Allah Bapa (16:27). Itu adalah kemuliaan yang sama yang Yesus miliki bersama Bapa sebelum dunia diciptakan (Yoh. 17:5).
Kedatangan Tuhan akan dihadiri oleh semua malaikat. Di tempat lain dalam Matius, malaikat-malaikat itu digambarkan sebagai penuai yang memisahkan orang jahat dari orang benar pada penghakiman terakhir (13:39, 41, 49). Ketika Yesus kembali lagi, sangkakala besar akan berbunyi; dan para malaikat "akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi" (24:30, 31).
Pada saat itu, Kristus akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Penobatan Anak Manusia adalah tema yang dapat ditelusuri kembali kepada Daniel 7:13, 14.26Di sini takhta itu menekankan otoritas-Nya sebagai Raja dan Hakim. Dalam beberapa nas Allah Bapa digambarkan sebagai sang Hakim, sedangkan dalam teks-teks lain (seperti ini) Yesuslah Hakimnya. Kisah Para Rasul 17:30, 31 menjelaskan bahwa Allah akan menghakimi dunia melalui Yesus Kristus (lihat Yoh. 5:22, 27). Ketika Yesus datang kembali, Ia akan "membalas setiap orang menurut perbuatan-Nya" (16:27).
Bertentangan dengan ajaran premilenialisme, tidak ada Kitab Suci yang mengajarkan atau menyiratkan bahwa Yesus akan datang kembali untuk pengangkatan dan setelah itu datang lagi untuk memerintah di bumi selama seribu tahun sebelum membawa orang-orang yang selamat ke sorga untuk selama-lamanya.27Kedatangan Kristus yang kedua kali akan menjadi kesempatan untuk menghakimi seluruh bumi. Ia akan duduk di atas takhta penghakiman ketika Ia datang kembali (Yoh. 5:24-29; Kisah 10:42; 17:30, 31; 2 Kor. 5:10; 2 Tes. 1:6-10; 2 Tim. 4:1).
Ayat 32. Yesus berkata bahwa, ketika Ia datang kembali, semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya. Sering ada upaya yang dibuat untuk membatasi "semua bangsa" (ta e¡qnh, ta ethnē) kepada "bangsa-bangsa non-Yahudi" dengan maksud untuk menyesuaikan adegan itu ke dalam spekulasi akhir zaman yang sudah dibentuk sebelumnya.28Namun begitu, dalam konteks ini, Yesus sedang bicara tentang semua orang—apakah Yahudi atau non-Yahudis, Kristen atai non-Kristen.29Nanti hanya akan ada satu penghakiman, dan setiap orang yang pernah hidup akan berada di sana (13:36-43; Yoh. 5:27-29; 1 Kor. 15: 52; 2 Kor. 5:10; Why. 20:11, 12).
Kemudian Yesus berkata, "Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing." Sementara kata Yunani untuk "semua bangsa" (ethnē ) bersifat netral dalam gendernya, namun kata ganti yang diterjemahkan "mereka" (aujtou÷ß, autous) adalah maskulin. Fitur ini menunjukkan bahwa orang-orang yang membentuk "semua bangsa" itu akan dihakimi secara perorangan, bukan secara kolektif.
Dalam Injil Yohanes, Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai "gembala yang baik [yang] memberikan nyawanya bagi domba-dombanya" (Yoh. 10:11). Ketika Ia datang kembali, peran Kristus sebagai Gembala akan melibatkan tugas pemisahan dan penghakiman (lihat Yeh. 34:17, 20, 22). Gambaran domba sering digunakan untuk umat Tuhan dalam Alkitab, apakah itu orang Israel di bawah perjanjian lama atau murid-murid Yesus di bawah perjanjian baru (lihat komentar tentang 9:36; 10:5, 6; 15:24). Domba itu melambangkan orang-orang yang dengan rendah hati mengikuti Gembala Yang Baik, sedangkan kambing melambangkan orang-orang yang keras kepala, memberontak, dan merusak (lihat Yeh. 34:17; Dan. 8:5, 7, 21).30
Gambaran tentang memisahkan domba dari kambing adalah pemandangan umum bagi murid-murid Yesus. Di sebagian besar wilayah dunia adegan memisahkan domba dari kambing tidak akan pernah terlihat, karena kawanan seperti itu tidak hidup bersama-sama dan tidak bercampur. Namun begitu, di lahan-lahan yang mengelilingi Palestina mereka sering hidup bersama. Keturunan aslinya, menurut Wilkins, bisa terlihat sama dalam warna, bentuk, dan ukurannya.31Rupanya, kawanan itu harus dipisahkan di waktu petang karena kambing butuh naungan yang hangat sementara domba menikmati udara terbuka.32
Sebuah pembagian yang terdiri dari dua kelompok muncul di seluruh Injil Matius. Pembagian terlihat dalam gandum dan sekam (3:12), jalan yang sempit dan luas (7:13, 14), buah yang baik dan buruk (7:15-20), pembangun yang bijaksana dan bodoh (7:24-27), gandum dan ilalang (13:24-30), ikan yang baik dan buruk (13:47-50), dua anak laki-laki (21:28-32), tamu pernikahan yang siap dan tidak siap (22:1-14), gadis-gadis yang bijaksana dan yang bodoh (25:1-13), dan domba dan kambing (25:32, 33).33Pelbagai perbedaan ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang jelas antara mereka yang diselamatkan dan mereka yang sesat .
Ayat 33. Ketika Ia memisahkan hewan-hewan itu, Gembala itu menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Karena domba adalah hewan yang lebih berharga dan melambangkan orang benar, maka mereka akan diberi tempat terhormat di sebelah kanan-Nya (lihat 20:21; 22:44; 26:64; Kisah 2:33, 34; 5:31; 7:55, 56). Kambing, yang melambangkan orang fasik, ditempatkan di sebelah kiri, posisi yang kurang diinginkan.
Ayat 34. Di sini Gembala itu disebut sebagai Raja , yang cocok dengan gambaran sebelumnya tentang Ia yang duduk di takhta yang mulia (25:31). Berbicara kepada (domba) yang benar di sebelah kanan-Nya , Ia akan berkata, "Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan."
Ketika dasar alam semesta lahiriah ini sedang diletakkan,34Allah juga meletakkan dasar kerajaan-Nya yang kekal. Pembentukan kerajaan (gereja) di bumi mensyaratkan Yesus menjadi manusia dan menderita karena dosa-dosa dunia. Setelah kematian, penguburan, dan kebangkitan-Nya, Yesus memberikan Amanat Agung. Ia mengawali tugas itu dengan mengatakan, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi" (28:18). Ketika Ia naik kepada Bapa, Ia menerima takhta dan mulai memerintah atas Kerajaan Allah (Kisah 2:32-36). Ia akan memerintah sampai Ia telah "membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan," "sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya," dan sampai Ia "menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa" (1 Kor. 15:24, 25). Kerajaan Allah di bumi kemudian akan menjadi "kerajaan kekal" Allah di sorga (lihat 2 Pet. 1:11). Adalah warisan sorgawi ini yang dibahas dalam nas ini.
Ayat 35, 36. Yesus memberikan beberapa alasan khusus di mana beberapa orang akan dibawa masuk ke hadirat Bapa. Ia berkata bahwa ketika Ia lapar, haus, telanjang, dan tunawisma, mereka melayani kebutuhan-Nya. Mereka mengunjungi Dia ketika Ia sakit dan di penjara.
Satu-satunya dasar penghakiman dalam perumpamaan ini adalah ketaatan kepada perintah positif ("Engkau harus") daripada kepatuhan kepada perintah negatif ("Engkau harus jangan"). Penekanan yang Yesus berikan kepada perbuatan baik35berkonflik dengan konsep iman yang salah dijabarkan sebagai "percaya" saja. Yakobus, saudara Tuhan, menulis, Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati (Yak. 2:14-17).
Selain itu, Yohanes bertanya, "Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" (1 Yoh. 3:17).
Penekanan pada perbuatan baik harus jangan ditafsirkan bahwa seseorang dapat mengupayakan keselamatannya sendiri. Untuk masuk hitungan di antara domba-domba yang benar, orang harus berada "di dalam Kristus," setelah memanfaatkan pelbagai manfaat dari kematian penebusan-Nya di kayu salib (Rom. 6:3, 4; 8:1).36Nas ini bukannya tidak cocok dengan Injil kerajaan yang menyajikan keselamatan sebagai karunia ilahi. Paulus, yang sering bicara tentang kasih karunia, menekankan juga kebenaran sebagai perbuatan baik (2 Kor. 5:10; Gal. 6:7-10). Ketika Yesus menekankan pentingnya kebenaran sebagai perbuatan baik, Ia melakukan itu sebagai bagian dari konteks yang lebih luas di mana Allah dengan kasih karunia terhadap umat-Nya, menyediakan keselamatan mereka.37
Tema kasih karunia Allah ditemukan di seluruh Injil Matius. Setelah kelahiran-Nya, Mesias harus diberi nama "Yesus," karena "karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka" (1:21). Selama pelayanan-Nya, Yesus mengundang para pendengar-Nya untuk menemukan istirahat sejati dalam Dia (11:28-30). Ketika menyatakan tujuan misi-Nya, Yesus berkata bahwa Ia datang "memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (20:28). Selain itu, ketika Ia menetapkan Perjamuan Tuhan, Yesus menjelaskan bahwa darah-Nya akan "ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa" (26:28).
Ayat 37-39. Orang-orang benar—yang dipuji karena perbuatan baik mereka— bertanya, "Tuhan, bilamanakah kami [melakukan semua hal ini untuk Engkau]?" Pertanyaan ini secara khusus akan tepat bagi orang-orang percaya itu yang belum pernah melihat Tuhan dalam daging.
Mengenyangkan orang lapar, menghilangkan rasa haus, dan memberi pakaian orang telanjang adalah tindakan utama kebaikan manusia (Ayub 22:6, 7; Ams. 25:21; Yes. 58:7; Yeh. 18:7, 16; Mat.10: 42; Mrk. 9:41; Rom. 12:20; Yak. 2:15, 16). Kata Yunani "telanjang" (gumno֧, gumnos) terkait dengan kata "gymnasium," karena orang Yunani biasanya berolahraga tanpa pakaian. Dalam Perjanjian Baru, gumnos dapat berarti "tanpa penutup, telanjang" (Mrk. 14:52), "tidak mempunyai pakaian" (Yak. 2:15), atau "tidak berpakaian" (Yoh. 21:7).38Dalam konteks ini, kata itu mungkin menunjukkan orang yang tanpa pakaian yang memadai; akan jarang untuk menemukan orang yang tidak punya pakaian sama sekali.
Memperlihatkan keramahan kepada orang asing adalah kesopanan umum dalam dunia kuno (Kej. 18:1-8; Hak. 19:16-21; Ayub 31:32; Kisah 10:23; 1 Tim. 5:10; Ibr. 13:2; 3 Yoh. 5). Pengaruh budaya Yunani-Romawi dengan penekanannya pada bepergian ke luar negeri menimbulkan lebih banyak penginapan ke Palestina. Namun begitu, penginapan-penginapan ini dikenal memiliki reputasi buruk,39dan mereka biasanya dihindari oleh orang-orang Yahudi dan juga Kristen.40Setiap kali Yesus mengutus para rasul untuk tugas terbatas, Ia tidak memberitahu mereka untuk tinggal di penginapan. Sebaliknya, Ia memerintahkan mereka untuk menemukan orang yang layak di setiap kota atau desa yang mereka kunjungi dan tinggal di rumah orang itu (10:11).
Mengunjungi orang sakit , serta janda dan anak yatim (Yak. 1:27), adalah tindakan lain kebaikan. Yakobus membayangkan sebuah situasi di mana seorang Kristen yang sakit akan memanggil para penatua gereja. Mereka akan mendoakan dia serta mengolesi dia dengan minyak, yang merupakan simbol dari (dan mungkin alat bantu) kesembuhannya (Yak. 5:14).
Mereka yang di penjara adalah orang-orang percaya yang dikurung secara tidak adil (Ibrani 13:3). Menunjukkan belas kasihan kepada orang-orang tahanan ini dapat membahayakan reputasi dan kebebasan seseorang. "Para tawanan yang dibelenggu dipandang sebagai penjahat umum dan teman-teman setia mereka juga dipandang hina—sebagai semacam kesalahan kelompok."41Sewaktu Paulus berada dalam penjara dan tahanan rumah, ia diizinkan memiliki pengunjung yang peduli terhadap kebutuhannya (Kisah 24:23; 28:30, 31).42
Ayat 40. Raja itu merespon pertanyaan mereka dengan mengatakan, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." Yesus telah memberitahu para rasul-Nya, "Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku" (10:40).
Di sini ungkapan "salah seorang dari saudara-Ku" harus dipahami sebagai acuan kepada orang-orang Kristen. Yesus menekankan bahwa mereka yang taat kepada Dia adalah keluarga rohani-Nya (12:49, 50; Luk. 8:21). Apapun yang orang Kristen lakukan kepada satu sama lainnya, mereka melakukan itu untuk Kristus. Orang membuktikan dirinya sebagai hamba sejati Kristus ketika ia melayani kebutuhan tubuh Kristus, gereja (Efe. 1:22, 23). Di sini Yesus tidak sedang bicara tentang perbuatan baik semata. Ia sebenarnya sedang membahas perlunya menolong para pengikut-Nya. Ketika kita memahami kata-kata Yesus, kita akan mengerti, seperti James Burton Coffman pahami, bahwa "apa yang manusia lakukan untuk gereja-Nya, mereka lakukan untuk Dia."43
Yesus mengualifikasikan pernyataan-Nya itu dengan menyatakan "yang paling hina ini." Perhatian sering diberikan kepada para pengikut Yesus yang lebih menonjol, sedangkan yang kurang berpengaruh diabaikan. "Yang paling hina" mungkin setara dengan "anak-anak kecil" yang disebut sebelumnya dalam Matius (10:42; 18:6, 10, 14). Para pengikut Yesus harus meniru belas kasihan-Nya terhadap orang yang lemah dan tak berdaya (lihat 11:5; Luk. 4:18).
Ayat 41. Pada titik ini, Raja itu mengalihkan perhatian-Nya kepada orang fasik (kambing) di sebelah kiri-Nya. Ia memberitahu orang-orang terkutuk itu , " Enyahlah dari hadapan-Ku." Dihukum adalah sama dengan "dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya" (2 Tes. 1:9; NIV), dihalangi untuk memiliki persekutuan dengan Dia.
Orang jahat akan dilemparkan ke dalam api yang kekal, yaitu, neraka. "Kekal" (ai˙w¿nioß, aiōnios) berarti "tanpa akhir, tidak pernah berhenti, abadi."44Kata yang sama itu digunakan untuk menggambarkan kekekalan Allah (Rom. 16:26) dan Roh Kudus (Ibr. 9:14). Pernyataan Yesus ini tidak membolehkan kita untuk membatasi lamanya waktu di neraka dan mengatakan bahwa orang yang sesat itu dihanguskan. Aiōios digunakan untuk menggambarkan lamanya waktu di sorga dan neraka (25:46). Jika orang membatasi lamanya waktu neraka, maka ia juga harus membatasi lamanya waktu sorga. Orang jahat akan berada di neraka selama orang benar berada di sorga. Yesus berkata bahwa api itu adalah kekal. Ia sebelumnya telah menggambarkan neraka sebagai tempat "api yang tak terpadamkan; … di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam"(Mrk. 9:43, 48). (Untuk informasi lebih lanjut tentang neraka, lihat komentar tentang 5:22; 13:40-42.)
Kata kerja telah sedia (eJtoima÷zw, hetoimazō) diulang dari ayat 34, yang menyatakan bahwa sebuah kerajaan telah "disediakan" bagi orang benar. Di sini tempat siksaan telah "dipersiapkan" untuk iblis dan malaikat-malaikatnya. Karena kasih-Nya yang besar, Allah telah melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk mencegah manusia masuk ke tempat penyiksaan yang mengerikan itu (Yoh. 3:16, 17, 36).
Ayat 42, 43. Orang-orang fasik dihukum karena mengabaikan untuk melakukan agama Kristen yang "murni dan tak bercacat" (lihat Yak. 1:27). Mereka tidak melayani orang-orang yang dilayani oleh orang benar: Orang-orang yang lapar, haus, asing, telanjang, sakit, dan di penjara (25:35, 36). Ini adalah dosa kelalaian ketimbang penugasan—seperti halnya, perzinahan, persundalan, mabuk-mabukan, berbohong, dan mencuri (1 Kor. 6:9, 10).45Yakobus menulis, "Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa"(Yak. 4:17).
Ayat 44. Ketika orang-orang yang dihukum itu mendengar perkataan Raja itu, mereka bertanya, "Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau [membutuhkan hal-hal ini dan gagal melayani] Engkau?" Meski disingkat, pertanyaan mereka itu mencerminkan pertanyaan yang juga ditanyakan oleh orang-orang yang benar (25:37-39).
Ayat 45. Sesuai dengan jawaban-Nya sebelumnya (25:40), Raja itu menjawab, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku." Gagal melayani kebutuhan sah tubuh Tuhan adalah gagal melayani Dia.
Tuhan kita berterus terang mengenai alasan yang Ia berikan bagi hukuman mereka dalam perumpamaan ini. Kita tidak diselamatkan oleh perbuatan baik kita, tapi kita tidak bisa diselamatkan tanpanya. Perbuatan baik itu adalah bukti bahwa iman kita adalah murni (Yak. 2:14-26).
Ayat 46. Raja itu menyimpulkan, "Mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal." Inilah satu-satunya penggunaan istilah "siksaan yang kekal" dalam Perjanjian Baru. A. T. Robertson menulis tentang terjemahan tiga kata ini:
Siksaan yang kekal (kolasin aiōnion). Kata kolasin berasal dari kalazō, memotong atau memangkas. Oleh karena itu mereka yang hendak menggenggam harapan yang lebih besar menggunakan istilah ini untuk maksud pemangkasan selama waktu tertentu yang akhirnya mengarah kepada keselamatan kambing-kambing itu, sebagai pendisiplinan ketimbang hukuman. [Memang] ada perbedaan yang sedemikian itu seperti yang Aristoteles tunjukkan antara mōria (dendam) dan kolasis. Tapi kata sifat aiōnios [kekal] yang sama digunakan bersama kolasin [hukuman] dan zōēn [kehidupan]. Jika dengan etimologi kita membatasi ruang lingkup kolasin, kita mungkin juga hanya memiliki zōēn selama waktu tertentu. Tidak ada petunjuk sedikit pun dalam kata-kata Yesus di sini bahwa hukuman itu tidak sezaman [seangkatan] dengan kehidupan.46
Berbeda dengan orang yang dihukum, orang benar akan diantar ke dalam "hidup yang kekal." Tidak seperti "hukuman yang kekal," istilah "hidup yang kekal" sering muncul dalam Perjanjian Baru, terutama dalam tulisan-tulisan Yohanes.47
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Matius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali di...
Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali ditempatkan pertama sebagai pengantar PB dan "Mesias, Anak Allah yang hidup" (Mat 16:16). Walaupun nama pengarang tidak disebutkan dalam nas Alkitab, kesaksian semua bapa gereja yang mula-mula (sejak kira-kira tahun 130 M) menyatakan bahwa Injil ini ditulis oleh Matius, salah seorang murid Yesus.
Jikalau Injil Markus ditulis untuk orang Romawi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL MARKUS" 08165) dan Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL LUKAS" 08169), maka Injil Matius ditulis untuk orang percaya bangsa Yahudi. Latar Belakang Yahudi dari Injil ini tampak dalam banyak hal, termasuk
- (1) ketergantungannya pada penyataan, janji, dan nubuat PL untuk membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang sudah lama dinantikan;
- (2) hal merunut garis silsilah Yesus, bertolak dari Abraham (Mat 1:1-17);
- (3) pernyataannya yang berulang-ulang bahwa Yesus adalah "Anak Daud" (Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat 20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
- (4) penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang searti dengan "Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi sehingga segan menyebut nama Allah secara langsung dan
- (5) petunjuknya kepada berbagai kebiasaan Yahudi tanpa memberikan penjelasan apa pun (berbeda dengan kitab-kitab Injil yang lain).
Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti amanat Yesus sendiri, Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada seluruh gereja, serta dengan saksama menyatakan lingkup universal Injil (mis. Mat 2:1-12; Mat 8:11-12; Mat 13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20).
Tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dipastikan. Akan tetapi, ada alasan kuat untuk beranggapan bahwa Matius menulis sebelum tahun 70 M ketika berada di Palestina atau Antiokia di Siria. Beberapa sarjana Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama ditulis, sedangkan ahli yang lain beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama adalah Injil Markus.
Tujuan
Matius menulis Injil ini
- (1) untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata mengenai kehidupan Yesus,
- (2) untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang dinubuatkan oleh nabi PL, yang sudah lama dinantikan, dan
- (3) untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa
- (1) hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya karena Ia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis.
- (2) Hanya pada akhir zaman Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.
Survai
Matius memperkenalkan Yesus sebagai penggenapan pengharapan Israel yang dinubuatkan. Yesus menggenapi nubuat PL dalam kelahiran-Nya (Mat 1:22-23), tempat lahir (Mat 2:5-6), peristiwa kembali dari Mesir (Mat 2:15) dan tinggal di Nazaret (Mat 2:23); Ia juga diperkenalkan sebagai Oknum yang didahului oleh perintis jalan Sang Mesias (Mat 3:1-3); dalam hubungan dengan lokasi utama dari pelayanan-Nya di depan umum (Mat 4:14-16), pelayanan penyembuhan-Nya (Mat 8:17), peranan-Nya selaku hamba Allah (Mat 12:17-21), ajaran-Nya dalam bentuk perumpamaan (Mat 13:34-35), peristiwa memasuki Yerusalem dengan jaya (Mat 21:4-5) dan penangkapan-Nya (Mat 26:56).
Pasal 5-25 (Mat 5:1--25:46) mencatat lima ajaran utama yang disampaikan oleh Yesus dan lima kisahan utama mengenai perbuatan-Nya yang besar sebagai Mesias. Lima ajaran utama itu adalah:
- (1) Khotbah di Bukit (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (2) pengarahan bagi orang yang diutus untuk berkeliling memberitakan Kerajaan itu (pasal 10; Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan tentang Kerajaan Allah (pasal 13; Mat 13:1-30);
- (4) sifat seorang murid sejati (pasal 18; Mat 18:1-35) dan
- (5) ajaran di Bukit Zaitun mengenai akhir zaman (pasal 24-25; Mat 24:1--25:46).
Lima kisah utama dalam Injil ini adalah:
- (1) Yesus mengerjakan tanda ajaib dan mukjizat, yang menegaskan tentang realitas kerajaan itu (pasal 8-9; Mat 8:1--9:38);
- (2) Yesus mempertunjukkan lebih lanjut adanya kerajaan (pasal 11-12; Mat 11:1--12:50);
- (3) Pengumuman kerajaan menimbulkan bermacam-macam krisis (pasal 14-17; Mat 14:1--17:27);
- (4) Yesus berjalan ke Yerusalem dan tinggal di situ pada minggu terakhir (Mat 19:1--26:46);
- (5) Yesus ditangkap, dihakimi, disalibkan dan bangkit dari antara orang mati (Mat 26:47--28:20). Tiga ayat yang terakhir dari kitab Injil ini mencatat "Amanat Agung" Yesus.
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai Injil ini.
- (1) Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.
- (2) Ajaran dan pelayanan Yesus di bidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara paling teratur. Karena hal ini, maka pada abad kedua gereja sudah mempergunakan Injil ini untuk membina orang yang baru bertobat.
- (3) Kelima ajaran utama berisi materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat pengajaran Yesus
- (a) selama pelayanan-Nya di Galilea dan
- (b) mengenai hal-hal terakhir (eskatologi).
- (4) Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai penggenapan PL jauh lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (5) Kerajaan Sorga\Kerajaan Allah disebutkan dua kali lebih banyak daripada kitab lain di PB.
- (6) Matius menekankan
- (a) standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
- (b) kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian; dan
- (c) kejayaan kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada akhir zaman.
- (7) Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang menjadi milik Yesus di kemudian hari (Mat 16:18; Mat 18:17).
Full Life: Matius (Garis Besar) Garis Besar
I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11)
A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17)
B....
Garis Besar
- I. Memperkenalkan Mesias
(Mat 1:1-4:11) - A. Silsilah Yahudi Yesus
(Mat 1:1-17) - B. Kelahiran dan Pengungsian ke Mesir
(Mat 1:18-2:23) - C. Perintis Jalan Sang Mesias
(Mat 3:1-12) - D. Pembaptisan Sang Mesias
(Mat 3:13-17) - E. Pencobaan Sang Mesias
(Mat 4:1-11) - II. Pelayanan Mesianis Yesus di dan sekitar Galilea
(Mat 4:12-18:35) - A. Ringkasan Pelayanan yang Awal di Galilea
(Mat 4:12-25) - B. Ajaran tentang Kemuridan dalam Kerajaan
(Mat 5:1-7:29) - C. Kisahan I: Perbuatan-Perbuatan Luar Biasa dari Kerajaan
(Mat 8:1-9:38) - D. Ajaran tentang Pemberitaan Kerajaan
(Mat 10:1-42) - E. Kisahan II: Kehadiran Kerajaan
(Mat 11:1-12:50) - F. Ajaran tentang Rahasia Kerajaan
(Mat 13:1-58) - G. Kisahan III: Krisis Kerajaan
(Mat 14:1-17:27) - H. Ajaran tentang Keanggotaan dalam Kerajaan
(Mat 18:1-35) - III.Puncak Pelayanan Mesianis Yesus di Yudea/Perea dan Yerusalem
(Mat 19:1-26:46) - A. Perjalanan Yesus ke Yerusalem
(Mat 19:1-20:34) - B. Minggu Terakhir yang dilewatkan Yesus di Yerusalem
(Mat 21:1-26:46) - 1. Masuk Yerusalem dan Penyucian Bait Allah
(Mat 21:1-22) - 2. Perdebatan dengan Orang Yahudi
(Mat 21:23-22:46) - 3. Pengecaman terhadap ahli Taurat dan Orang Farisi
(Mat 23:1-39) - 4. Ajaran di Bukit Zaitun tentang Masa Depan Kerajaan
(Mat 24:1-25:46) - 5. Komplotan untuk Mengkhianati Yesus
(Mat 26:1-16) - 6. Perjamuan Terakhir
(Mat 26:17-30) - 7. Getsemani
(Mat 26:31-46) - IV. Yesus Ditangkap, Diadili dan Disalibkan
(Mat 26:47-27:66) - A. Yesus Ditangkap
(Mat 26:47-56) - B. Yesus Diadili
(Mat 26:57-27:26) - C. Yesus Disalibkan
(Mat 27:27-56) - D. Yesus Dikubur
(Mat 27:57-66) - V. Yesus Bangkit
(Mat 28:1-20) - A. Penemuan Luar Biasa Para Wanita
(Mat 28:1-10) - B. Saksi-Saksi Palsu
(Mat 28:11-15) - C. Amanat Tuhan yang Bangkit
(Mat 28:16-20)
Matthew Henry: Matius (Pendahuluan Kitab) Di hadapan kita terdapat,
I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari...
Di hadapan kita terdapat,
- I. Perjanjian (wasiat) Baru Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita; demikian yang diberikan pada bagian kedua dari Alkitab kita, yang juga disebut kovenan baru, karena kata yang digunakan memiliki kedua makna tersebut. Sebenarnya, bila menyinggung tindakan dan perbuatan Kristus, sebagaimana dimaksudkan di sini, maka istilah yang paling tepat adalah wasiat (Inggris: testament), sebab Kristuslah sang Pemberi Wasiat itu, yang berlaku sah melalui kematian-Nya (Ibr. 9:16-17). Tidak seperti suatu kovenan, dalam wasiat tidak terdapat kesepakatan bersama antara pihak-pihak yang terlibat. Dalam wasiat, apa yang dijanjikan itu dianugerahkan, meskipun bersyarat, berdasarkan suatu kehendak, yakni kehendak bebas, maksud baik dari Sang Pemberi Wasiat. Seluruh anugerah yang terdapat di dalam kitab ini bersumber pada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Karena itu, jika kita tidak mengakui Dia sebagai Tuhan kita, kita tidak dapat mengharapkan manfaat apa pun dari-Nya sebagai Juruselamat kita. Perjanjian ini disebut perjanjian baru, untuk membedakannya dari perjanjian yang diberikan Musa, namun bukan karena perjanjian Musa ini sudah tidak berlaku; juga untuk menyatakan bahwa perjanjian tersebut harus selalu baru, tidak menjadi usang dan ketinggalan zaman. Kitab-kitab Perjanjian Baru ini bukan saja memuat penemuan seutuhnya akan anugerah yang sudah nyata menyelamatkan semua manusia, tetapi juga merupakan sebuah sarana yang sah yang melaluinya anugerah itu disampaikan dan berdiam atas semua orang percaya. Sudah seyogyanyalah dengan cermat kita memelihara, dan dengan penuh perhatian serta sukacita kita membaca pesan dan wasiat terakhir seorang sahabat, yang melalui wasiat itu telah meninggalkan suatu warisan besar, dan bersama warisan ini pula telah mengungkapkan kasih-Nya yang mendalam kepada kita! Betapa terlebih mulianya wasiat yang diberikan Juruselamat kita yang terberkati itu, yang menjamin seluruh kekayaan-Nya yang tidak terkatakan bagi kita! Ini sungguh wasiat-Nya; meskipun wasiat itu, seperti umumnya surat wasiat, ditulis oleh orang lain (kita tidak memiliki bukti apa pun yang merupakan tulisan Kristus sendiri), namun Dia sendirilah yang menyatakannya; dan pada malam sebelum Ia mati, melalui perjamuan malam, Ia menandatangani, memeteraikan, dan mengumumkannya di hadapan dua belas orang saksi. Sebab, meskipun kitab-kitab ini baru ditulis setelah beberapa tahun kemudian, demi manfaat bagi generasi-generasi selanjutnya, in perpetuam rei memoriam – sebagai suatu peringatan abadi, Perjanjian Baru Yesus, Tuhan kita, sudah ditetapkan, dikukuhkan, dan diberitakan sejak kematian-Nya, sebagai sebuah wasiat lisan, yang tentangnya catatan-catatan dalam kitab-kitab tersebut memiliki kesamaan yang tepat. Hal-hal yang dituliskan oleh Lukas merupakan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara orang waktu itu (hal-hal yang diyakini secara pasti, KJV), dan karena itu sudah dikenal baik sebelum ia sendiri menuliskannya. Namun, ketika peristiwa-peristiwa itu dituliskan, tulisan tersebut melampaui dan menyisihkan tradisi lisan, dan tulisan-tulisan ini menjadi perbendaharaan Perjanjian Baru itu. Hal ini ditunjukkan juga dalam judul tambahan yang mengawali banyak salinan Perjanjian Baru bahasa Yunani, Tēs kainēs Diathēkēs Hapanta – Keseluruhan Perjanjian Baru, atau segenap hal mengenainya. Di dalamnya diungkapkan seluruh maksud Allah berkenaan dengan keselamatan kita (Kis. 20:27). Sama sebagaimana hukum Tuhan sempurna adanya, demikian pula halnya dengan Injil Kristus, dan tidak ada lagi yang ditambahkan kepadanya. Kita telah memiliki semuanya, dan tidak ada yang perlu dicari lagi.
- II. Di hadapan kita terdapat Keempat Injil. Injil berarti kabar baik, atau berita kesukaan; dan sejarah kedatangan Kristus ke dalam dunia untuk menyelamatkan orang berdosa ini jelas-jelas merupakan kabar terbaik yang pernah datang dari sorga ke atas bumi; malaikatlah yang memberikan sebutan kesukaan bagi berita itu (Luk. 2:10), Euangelizomai hymin – aku memberitakan kepadamu kesukaan besar; aku memberitakan Injil kepadamu. Nabi pun menubuatkannya (Yes. 52:7; 61:1). Di situ dinubuatkan bahwa pada hari kedatangan Mesias, kesukaan besar itu harus diberitakan. Kata Injil sepadan dengan kata Inggris Gospel yang berasal dari bahasa Sakson kuno [sebuah bahasa Germanik tua – pen.], yang berarti perkataan atau kata Allah (God’s spell atau God’s word); dan Allah dipanggil demikian karena Dia baik, Deus optimus – Allah yang mahabaik, dan karena itu kata Gospel bisa berarti suatu perkataan atau kata yang baik. Bila kita mengambil kata spell dalam artian yang lebih tepat, yaitu charm (carmen), “mantera,” dan memandangnya dari sisi baik, sebagai sesuatu yang menggerakkan dan memengaruhi, tepatnya lenire dolorem – untuk menenangkan hati, atau untuk mengubah hati supaya merasa takjub atau kasih, seperti hal-hal yang umum kita sebut memesonakan atau memikat hati, maka pengertian ini dapat diterapkan pada Injil; sebab di dalamnya sang pembaca mantra menyuarakan manteranya dengan bijak, sekalipun kepada ular tedung tuli (Mzm. 58:5-6). Begitu pula tidak seorang pun yang akan memikirkan adanya mantra lain yang memiliki kuasa seperti keindahan dan kasih Penebus kita. Segenap Perjanjian Baru adalah Injil atau kabar baik itu sendiri. Rasul Paulus menyebut Perjanjian Baru itu Injilnya, sebab ia adalah salah seorang pemberitanya. Alangkah indahnya jika kita juga menjadikannya sebagai Injil kita melalui sambutan hangat dan ketaatan kita terhadap Injil! Lazim keempat kitab yang memuat sejarah tentang Sang Penebus itu kita sebut keempat Injil, dan para penulisnya yang diilhami itu kita sebut pemberita Injil, atau penulis Injil; namun, sebutan ini tidaklah begitu tepat, karena sebutan pemberita Injil menunjuk kepada suatu golongan pengerja atau pelayan tertentu yang menjadi pembantu para rasul: “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun ... pemberita-pemberita Injil” (Ef. 4:11). Ajaran mengenai Kristus harus dijalin dengan, dan didasarkan pada, kisah tentang kelahiran, kehidupan, mujizat-mujizat, kematian, dan kebangkitan-Nya; sebab hanya dengan demikianlah doktrin tersebut tampak dalam terangnya yang paling jelas dan kuat. Seperti halnya dengan alam, demikian juga dalam anugerah, penemuan-penemuan yang paling membahagiakan adalah penemuan-penemuan yang timbul berdasarkan gambaran-gambaran tertentu dari halhal yang nyata. Sejarah alam merupakan filsafat terbaik; begitu pula dengan sejarah suci, baik Perjanjian Lama maupun Baru, adalah sarana kebenaran suci yang paling tepat dan mulia. Keempat Injil ini telah ada sejak awal Kekristenan dan telah diterima teguh oleh gereja mula-mula dan dibacakan dalam pertemuan-pertemuan ibadah Kristen, sebagaimana diungkapkan melalui tulisan-tulisan Justin Martyr dan Irenaeus, yang hidup satu abad lebih sedikit setelah kenaikan Kristus ke sorga; mereka menyatakan bahwa empat Injil sajalah, tidak lebih dan tidak kurang, yang diterima oleh gereja. Sekitar masa itu, keselarasan keempat pemberita Injil itu dihimpun oleh Tatian, dengan judul To dia tessarōn – Injil dari keempat Injil. Pada abad ketiga dan keempat muncul injil-injil lain yang dipalsukan oleh bermacam-macam sekte dan diterbitkan dengan menggunakan nama Petrus, ada lagi dengan nama Tomas, Filipus, dan seterusnya. Namun injil-injil ini tidak pernah diakui maupun dihargai oleh gereja, seperti dikatakan cendekiawan Dr. Whitby. Beliau mengajukan alasan tepat mengapa kita harus setia berpegang pada catatan-catatan tertulis ini, sebab tradisi, dengan pernyataan dan dalih apa pun yang terdapat di dalamnya, tidaklah mampu memelihara berbagai hal dengan pasti, dan hal ini pun telah kita ketahui dari pengalaman. Sebab, meskipun Kristus mengatakan dan melakukan banyak hal yang mengesankan, yang tidak tertulis (Yoh. 20:30;21:25), tradisi tidak menyimpan satu pun bagi kita, semuanya lenyap, kecuali apa yang tertulis [dalam keempat Injil – ed.]. Oleh karena itu, yang tertulis inilah, yang harus kita pegang; dan merupakan berkat Allah bahwa kita memilikinya untuk kita patuhi; itulah perkataan sejarah yang pasti.
- III. Di hadapan kita terdapat Injil menurut Matius. Penulisnya lahir sebagai orang Yahudi, dan bekerja sebagai seorang pemungut cukai, sampai Kristus memanggilnya, dan dia pun meninggalkan rumah cukai, untuk mengikut Dia. Dan penulis merupakan salah seorang yang menyertai-Nya, yang senantiasa datang berkumpul dengan ... Tuhan Yesus ... yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga (Kis. 1:21-22). Oleh sebab itu, ia merupakan saksi yang dapat diandalkan sehubungan dengan apa yang telah dicatatnya di sini. Konon ia telah mencatat sejarah ini sekitar delapan tahun setelah kenaikan Kristus ke sorga. Banyak penulis zaman tersebut yang mengatakan bahwa ia menulisnya dalam bahasa Ibrani atau bahasa Aram; namun tradisi ini disangkal oleh Dr. Whitby secara meyakinkan. Tidak diragukan lagi Injil ini ditulis dalam bahasa Yunani, seperti halnya bagian-bagian lain dalam Perjanjian Baru. Jadi, bukan dalam bahasa yang khusus digunakan oleh orang-orang Yahudi, yang baik bait Allahnya maupun negaranya hampir berakhir pada masa itu, namun dalam bahasa yang umum bagi dunia dan yang melaluinya pengetahuan tentang Kristus akan tersiar dengan efektif kepada seluruh bangsa di dunia. Namun bisa saja ada kemungkinan terdapat edisi dalam bahasa Ibrani yang diterbitkan Matius sendiri pada saat yang sama ketika dia menulisnya dalam bahasa Yunani. Edisi bahasa Ibrani itu untuk orang Yahudi, sedangkan edisi Yunani ditulis untuk orang-orang non-Yahudi, ketika dia meninggalkan Yudea untuk memberitakan Injil kepada mereka. Marilah kita memuji Allah karena kita memiliki Injil ini, dan memilikinya dalam bahasa yang kita pahami.
Jerusalem: Matius (Pendahuluan Kitab) INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelio...
INJIL-INJIL SINOPTIK
PENGANTAR
Ada empat kitab dalam Perjanjian Baru yang berisikan "Kabar Yang Baik" (demikianlah arti kata "Euaggelion" atau "Injil"). Tiga buah kitab pertama dalam daftar Kitab-kitab Suci itu sangat serupa satu sama lain, sehingga dapat ditempatkan dalam tiga lajur yang sejalan dan dirangkum dengan sekilas pandang saja. Karena itulah ketiga kitab itu disebut : (injil-injil) sinoptik (diturunkan dari kata Yunani "sinopsis", artinya sekilas pandang).
Tradisi Gereja Kristen, yang sudah diketemukan dalam karangan-karangan yang ditulis dalam abad II, menyatakan bahwa masing-masing injil dikarang oleh Matius, Markus dan Lukas. Menurut tradisi itu Matius, seorang pemungut cukai yang termasuk dewan Kedua Belas Rasul Mat 9:9; 10:3, yang pertama menulis injilnya buat orang Kristen bekas Yahudi di Palestina. Karyanya yang ditulis dalam bahasa "Ibrani", yaitu Aram, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Yohanes Markus menyusun injilnya di Roma, sesuai dengan pengajaran agama yang diberikan Rasul Petrus. Yohanes Markus itu adalah seorang Kristen dari Yerusalem, Kis 12:12, yang membantu Paulus dalam karya kerasulannya, Kis 12:25;13:5, 13; Flm 24; 2Tim 4:11, dan juga Barnabas, Kis 15:37,39, pamannya, Kol 4:10. Sebagai "juru bicara" atau penterjemah" Markus juga membantu rasul Petrus, 1Ptr 5:13. Seorang murid lain Lukas, mengarang injil yang ketiga. Ia adalah seorang Kristen bekas kafir, Kol 4:10-14, dan dalam hal ini berbeda dengan Matius dan Markus. Ia berasal dari Antiokhia dan seorang tabib, Kol 4:14. Menurut pendapat sementara ahli Lukas menjadi teman seperjalanan Paulus waktu rasul itu menempuh perjalanannya yang kedua (Kis 16:10 dst) dan yang ketiga (Kis 20:5 dst). Iapun menyertai Paulus waktu dalam penahanan di Roma, baik untuk pertama kalinya, Kis 27:1 dst, maupun untuk kedua kalinya, 2Tim 4:11. Karena itu injil ketiga itu dapat dihubungkan dengan Paulus, bdk barangkali 2Kor 8:18, seperti injil Markus dihubungkan dengan Petrus. Lukas ini masih mengarang kitab lain lagi, yaitu Kisah Para Rasul. Baik injil kedua maupun injil ketiga langsung ditulis dalam bahasa Yunani.
Keterangan-keterangan tersebut yang diambil dari tradisi Gereja diteguhkan oleh penyelidikan masing-masing injil sendiri. Tetapi sebelum hal itu dikupas, baiklah terlebih dahulu dibahas hubungan ketiga injil itu satu sama lain ditinjau dari segi sastra. Ini lazimnya disebut sebagai "Masalah Sinoptik".
Masalah Sinoptik itu sudah dipecahkan oleh para ahli dengan macam-macam jalan. Masing-masing pemecahan yang diusulkan tidak mencukupi, tetapi semua mengandung kebenaran juga. Maka pemecahan-pemecahan yang bermacam-mecam itu dapat menolong untuk menyusun suatu keterangan menyeluruh tentang masalah itu. Mungkin sekali dan bahkan pasti bahwa ada suatu tradisi lisan bersama, yang dituliskan masing- masing penginjil dengan tidak bergantung satu sama lain, sehingga ada perbedaan- perbedaan dalam masing-masing karangan Tetapi tradisi bersama itu tidak dapat secukupnya menjelaskan mengapa ada begitu banyak kesamaan yang mengesankan antara ketiga injil itu sampai dengan hal-hal kecil dan dalam urutan bagian- bagiannya. Kesamaan semacam itu kiranya tidak mungkin kalau ketiga injil itu hanya berdasarkan ingatan saja, meski ingatan orang-orang timur di zaman dahulu sekalipun. Kesamaan yang ada itu lebih mudah diterangkan kalau ketiga injil itu berdasarkan satu atau beberapa tradisi tertulis. Tetapi kalau mau dipertahankan bahwa ketiga injil itu mengambil bahannya dari tradisi tertulis dengan tidak bergantung satu sama lain, maka sukar diterangkan mengapa kesamaan perbedaan antara ketiga injil tu memberi kesan bahwa ketiga penginjil saling mengenal, saling menuruti atau bahkan memperbaiki. Maka harus diterima bahwa ketiga injil, entah bagaimana, saling bergantung secara langsung. Jelaslah Lukas bergantung pada Markus. Tetapi kurang pasti bahwa Markus bergantung pada Matius, seperti dahulu lama sekali dianggap orang: ada banyak petunjuk bahwa ketergantungan kedua injil itu harus dibalikkan. Tidak begitu mungkin bahwa Matius langsung bergantung pada Lukas atau Lukas pada Matius. Memang ada kesamaan dan kesejajaran antara Matius dan Lukas, juga di mana kedua penginjil itu tidak menuruti Markus. Tetapi hal ini kiranya harus diterangkan dengan menerima bahwa Matius dan Lukas menggunakan satu atau beberapa sumber bersama, yang lain dari Injil kedua.
Untuk menerangkan duduknya perkara, kritik modern sudah mengajukan yang diistilahkan sebagai "teori kedua sumber". Sumber yang satu ialah Mrk; dalam bagian-bagian yang berupa cerita, Matius dan Lukas bergantung pada Markus. Sebaliknya, sabda dan wejangan (disebut sebagai "Logia") yang hanya sedikit sekali dalam Markus, oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber lain. Sumber ini tidak dikenal, tetapi dapat diandalkan; lazimnya diistilahkan sebagai "Q" (huruf pertama dari kata Jerman "Quelle" = Sumber). Meskipun nampaknya sederhana, namun secara menyeluruh teori itu tidak memuaskan, barangkali justru karena kesederhanaannya. Teori itu tidak secukupnya memperhatikan segala sesuatu yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah yang mau dipecahkan. Baik Markus seperti ada sekarang, maupun sebagaimana disusun oleh pembela teori kedua sumber tersebut, tidak berhasil benar-benar memainkan peranan sebagai sumber, seperti dikatakan pendukung teori itu.
Memang jelaslah Markus kerap kali nampaknya lebih tua dari pada Matius dan Lukas, tetapi juga kebalikannya sering terjadi : Matius dan Lukas nampaknya lebih tua dari pada Markus. Ada kalanya Markus mempunyai ciri yang mencerminkan tahap perkembangan tradisi lebih jauh dari pada yang tercantum dalam Matius dan Lukas, misalnya kadang-kadang terasa pengaruh pikiran Paulus atau usaha untuk menyesuaikan tradisi asli dengan pembaca yang bukan keturunan Yahudi, sedangkan dalam Matius dan Lukas terdapat ciri ketuaan misalnya ungkapan yang berciri Yahudi atau yang mencerminkan keadaan lingkungan di dalam keadaan yang mendahului keadaannya sekarang?
Hipotesa tersebut didukung pertimbangan lain lagi. Ada kalanya Matius dan Lukas bersesuaian satu sama lain, pada hal berbeda dengan Markus dalam bagian-bagian Injil yang sejalan. Ini tidaklah mungkin, seandainya Matius dan Lukas langsung bergantung pada Markus seperti sekarang ada. Kesesuaian Matius dan Lukas satu sama lin itu kerap kali terdapat dan kadang-kadang kesesuaian itu benar-benar mengherankan. Kesesuaian Matius dan Lukas yang berlainan dari Markus itu hendak diterangkan begitu rupa, sehingga teori kedua sumber itu dapat terus dipertahankan juga. Dikatakan bahwa kesesuaian itu berasal dari penyalin- penyalin Kitab Suci, yang menyesuaikan Matius dan Lukas satu sama lain. Kalau demikian kritik teks dapat menghilangkan kesesuaian itu. Dikatakan pula bahwa penginjil-penginjil sendiri menghasilkan kesesuaian itu, dengan jalan sebagai berikut : baik Matius maupun Lukas dengan tidak saling mengenal secara sama memperbaiki teks Markus yang mereka gunakan, sebab teks itu mereka anggap kurang baik. Memanglah keterangan-keterangan semacam itu kadang-kadang berhasil menjelaskan kesesuaian antara Matius dan Lukas yang kedua-duanya menyimpang dari Markus. Tetapi pengandaian-pengandaian serupa itu itu tidak mungkin memecahkan seluruh masalah. Dengan memperhatikan segala unsur yang perlu diperhitungkan, kesesuaian antara Matius dan Lukas itu lebih mudah dapat diterangkan, dengan cara seperti yang disarankan di muka : Matius dan Lukas menggunakan injil Markus dalam keadaan lain dari yang tersedia sekarang. Agaknya injil Markus yang asli itu kemudian disadur lagi. Dan penyaduran kembali itulah yang memberi injil Markus ciri-ciri baru yang memantulkan perkembangan, tradisi lebih jauh. Inipun menyebabkan bahwa Matius dan Lukas berkesuaian satu sama lain, sedangkan berbeda dengan Markus seperti sekarang ada. Sebab Matius dan Lukas dua-duanya memaik teks Markus yang lebih tua dari pada teks saduran tersebut yang sekarang tercantum dalam Kitab Suci.
Sumber "Q" yang diandaikan oleh teori kedua sumber itu juga kurang memuaskan, sekurang-kurangnya sumber "Q" seperti disusun kembali para sumber dipulihkan dengan hasil yang sangat berbeda-beda. Maka tidak dapat diketahui dengan cukup pasti bagaimana sesungguhnya dokumen itu. Bahkan prinsip bahwa ada satu dokumen tidak pasti juga. Sebab "logia-logia" yang dikatakan berasal dari "Q" itu ditemukan dalam Matius maupun dalam Lukas, tetapi dengan cara yang begitu berbeda, sehingga orang mulai menduga adanya dua kumpulan "logia-logia", dan bukan hanya sebuah saja. Di satu pihak logia-logia yang terdapat dalam bagian tengah Luk, yang kadang-kadang disebut "Bagian Perea" (Luk 9:51 -- Luk 18:14), agaknya berasal dari satu sumber, sedangkan "logia-logia" yang ditemukan dalam bagian- bagian Lukas yang lain diambil dari sumber yang berbeda. Baik "Logia-logia" yang terkumpul dalam Lukas 9:51 -- Luk 18:14, maupun yang terdapat di bagian-bagian lain pada umumnya terdapat juga dalam Matius. Tetapi anehnya, logia-logia macam kedua ditemukan dalam Lukas dan Matius dengan urutan yang pada pokoknya sama, pada hal "logia-logia" macam pertama dalam Lukas merupakan suatu keseluruhan sedangkan dalam Matius tersebar dalam seluruh injilnya. Ada kesan bahwa logia-logia macam kedua ini oleh Matius dan Lukas diambil dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang satu ialah sebuah kumpulan logia (yang oleh Vaganay disebut S = sources = sumber). Bagian terbesar itu oleh Lukas ditempatkan di bagian tengah injilnya (Luk 9:51 -- Luk 18:14), sedangkan oleh Matius dipisah-pisahkan sehingga "logia-logia" dari sumber itu tersebar dalam wejangan-wejangan Yesus yang disajikan Matius Sumber kedua ialah injil Matius dalam keadaan lain dari pada keadaan sekarang.
Memang sama seperti halnya dengan Markus, agaknya perlu diterima bahwa Matius dan Lukas juga pernah ada dalam keadaan lain dari pada keadaannya sekarang. Matius dan Lukas yang tercantum dalam Kitab Suci merupakan saduran dari injil- injil Matius dan Lukas yang sudah ada sebelumnya. Analisa Matius dan Lukas -- analisa itu di sini tidak dapat diadakan-membawa kepada kesimpulan bahwa sekurang-kurangnya Markus dan Matius menempuh tiga tahap perkembangan yang berturut-turut. Ada sebuah dokumen dasar, disusul redaksi pertama yang pada gilirannya disadur sampai ke redaksi yang kini tersedia. Dalam ketiga tahap itu Markus dan Matius saling berpengaruh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga akhirnya muncul hubungan-hubungan literer, baik kesamaan maupun perbedaan, seperti sekarang ada. Redaksi Markus yang pertama agaknya terpengaruh oleh dokumen dasar Matius. Karena itu Markus mempunyai kesamaan dengan Matius, yakni di mana Markus bergantung pada dokumen dasar Matius itu: tetapi redaksi yang terakhir pada gilirannya mempengaruhi redaksi Matius yang paling akhir, sehingga redaksi Matius ini bergantung pada Markus. Pengaruh timbal-balik semacam itu nampaknya berbelit-belit dan tidak keruan. Memang demikianlah adanya, hanya begitu caranya untuk menjelaskan kenyataan yang berbelit-belit dan tidak keruan! Mustahilah secara sederhana dan mudah memecahkan masalah sinoptik.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan sastra tersebut, dapat disusun suatu keterangan menyeluruh, yang walaupun tidak pasti namun sangat mungkin untuk menjelaskan keadaan ketiga injil pertama. Pada awal mula ada pewartaan lisan oleh para rasul yang berpusatkan pemberitaan atau Kerigma yang memberitakan wafat Yesus yang menebus dan kebangkitan Tuhan. Pewartaan yang ringkasannya terdapat dalam wejangan-wejangan Petrus, yang tercantum dalam Kis itu biasanya dibarengi cerita-cerita yang lebih terperinci. Mula-mula ada kisah sengsara yang agak segera diberi bentuk tetap, sebagaimana dibuktikan kisah sengsara yang ada dalam keempat injil, yang sangat sejalan: kemudian muncul cerita-cerita kecil mengenai riwayat hidup Yesus dengan maksud menyoroti kepribadianNya, perutusan kekuasaan dan pengajaranNya; cerita-cerita itu memuat suatu kejadian atau wejangan yang menarik, sebuah mujizat, sebuah pepatah, perumpamaan dan sebagainya. Kecuali para rasul ada juga orang lain yan gkhususnya bercerita, seperti misalnya "penginjil-penginjil" (salah satu karunia Roh Kudus khusus yang tidak hanya mengenai keempat penginjil kita; bdk Kis 21:8; Ef 4:11; 2 Tim 4:5). Orang-orang inipun menceritakan kenangan-kenangan injili dalam sebuah bentuk yang menjurus ke bentuk tetap karena terus terulang. Tidak lama kemudian, terutama waktu saksi-saksi dari permulaan mulai memikirkan penulisan tradisi itu. Kejadian-kejadian dan sebagainya yang mula-mula diceritakan tersendiri- tersendiri, cenderung menjadi kelompok, yang kadang-kadang disusun menurut urutannya dalam waktu (misalnya pada satu hari di Kapernaum, Mrk 1:16-39), kadang-kadang menurut urutan yang logis (lima pertikaian Mrk 2:1-3:6). Kelompok yang mula-mula kecil saja, kemudian dihimpun di dalam kelompok-kelompok lebih besar.
Salah seorang pengarang (dan tidak ada alasan mengapa tidak disebut rasul Matius sesuai dengan tradisi) lalu menggubah injil yang pertama. Di dalamnya terkumpul kejadian-kejadian dan perkataan-perkataan Yesus menjadi sebuah kisah terus- menerus yang merangkum seluruh karya Yesus, mulai dengan baptisanNya di sungai Yordan sampai dengan kebangkitanNya. Kemudian, sebuah kumpulan lain yang nama penyusunannya tidak kita ketahui, muncul di samping injil yang pertama itu. Di dalamnya terhimpun perkataan-perkataan Tuhan yang lain, ataupun perkataan- perkataan yang sama tapi dengan bentuk lain. Kedua karya yang tertulis dalam bahasa Aram itu, tidak lama kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani: ada berbagai terjemahan yang berbeda-beda. Dengan maksud menyesuaikannya dengan saudara-saudara beriman yang bukan keturunan Yahudi, injil pertama yang menurut hemat kami digubah oleh Matius, diberi rupa yang baru. Injil yang baru itu berupa sebuah dokumen dan menjadi titik pangkal tradisi Markus. Pada kedua bentuk injil asli yang berasal dari Matius itu boleh ditambahkan sebuah injil kuno lain. Injil itu ialah injil yang menjadi dasar bagi kisah-kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus yang tercantum dalam Lukas dan Yohanes. Dengan demikian ada empat dokumen-dasar, sebagai tahap pertama dari ketiga tahap pembentukan injil-injil sinoptik seperti disebut di atas. Keempat dokumen itu ialah : Mat Aram, Kumpulan logia-logia I (S). Mat yang baru dalam bahasa Yunani injil tentang Penderitaan dan Kebangkitan Yesus.
Dalam tahap kedua, keempat tulisan tersebut dipungut dan digabung satu sama lain dengan berbagai cara. Tradisi Mrk mengambil bahannya dari Mat pertama itu dan beberapa penyesuaian yang dialami injil itu, khususnya penyesuaian dengan orang- orang Kristen yang bukan Yahudi. Hanya pengolahan itu juga belum redaksi Mrk yang terakhir, seperti yang kita kenal. Redaksi Mrk yang pertama itulah yang dipakai Mat dan Luk dan yang mempengaruhi kedua penginjil itu. Di pihak lain tradisi Mat sudah menghasilkan redaksi baru dari Mat pertama. Di dalamnya tergabung injil Mat dan Kumpulan "logia-logia" (S). Penulis yang mengerjakan penggabungan itu bekerja dengan sangat teliti Perktaan-perkataan Yesus yang terhimpun dalam S disebarkannya dalam seluruh injilnya dan dengannya penulis menyusun wejangan-wejangan Yesus yang cukup luas. Tidak lama kemudian Lukas menangani karyanya. Dengan saksama Lukas menyelidiki segala sesuatunya yang sudah dikerjakan sebelumnya (Luk 1:1-4). Lalu dalam tahap pertama pekerjaannya - semacam pra-Luk-Lukas memanfaatkan dokumen (Mat dengan rupa baru) yang tertuju kepada orang-orang bukan Yahudi dan yang menjadi dasar bagi Mrk; di samping itu Lukas menggunakan Injil Mat yang sudah tergabung dengan S. Tetapi Lukas juga langsung mengenal Kumpulan S itu. Maka perkataan-perkataan yang terhimpun dalam S itu oleh Lukas kelompok ditempatkan di bagian tengah injilnya, sehingga tidak disusun kembali seperti yang diperbuat Mat. Terutama dalam kisah mengenai Penderitaan dan Kebangkitan Yesus, Lukas menggunakan sebuah tulisan lain lagi, yang juga dipakai oleh injil keempat. Itu menyebabkan adanya kesamaan besar antara Luk dan Yoh dalam kisah tentang Penderitaan dan Kebangkitan, sedangkan Luk (dan Yoh) berbeda sekali dengan Mrk dan Mat. Redaksi Luk yang pertama itu (pra-Luk) belum mengenal Mrk, juga dalam redaksi Mrk yang kedua tidak. Baru kemudian Luk memanfaatlam pra-Mrk itu untuk melengkapi injilnya. Dan dengan demikian kita sampai kepada tahap penyusunan injil-injil sinoptik yang ketiga.
Dalam tahap terakhir ini injil yang berasal dari tradisi Mat secara mendalam diolah dan disadur kembali dengan pertolongan Mrk. Hanya Mrk itu bukanlah redaksi Mrk yang kita miliki, melainkan redaksi dahulu yang disebut di muka sebagai tahap kedua dalam penggubahan injil-injil sinoptik. Hanya redaksi Mrk pertama itu juga disadur dan penyadur itu memperhatikan juga redaksi Mat yang mendahului redaksi terakhir. Barangkali ia juga memanfaatkan redaksi Luk yang pertama dan pasti terpengaruh oleh Paulus. Adapun redaksi Luk yang terakhir memanfaatkan redaksi Mrk yang sudah dipergunakan Mat. Dalam rangka redaksi Luk yang pertama disisipkan beberapa bagian dari Mrk (Luk 4:31-6:19; 8:4-9:50; 18:15-21:38). Penyisipan itu benar-benar sebuah tahap dalam karya Luk yang baru kemudian ditempuh. Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa Luk tidak mengambil bahan dari Mrk, bila bahan yang sama, meskipun dengan bentuk lain, sudah dipungutnya dari sumber Mat atau S yang telah dipakainya. Perlu ditambah pula bahwa Lukas sama dengan Mat dan lebih dari Mat memanfaatkan sumber-sumber khusus yang ditemukannya berkat penyelidikan saksama yang diadakannya (Luk 1:3). Dari sumber-sumber khusus itu dipungutnya kisah masa muda Yesus dan beberapa mutiara yang membuat Luk menjadi sebuah injil yang tidak boleh tidak ada disamping Mrk dan Mat (Orang Samaria yang murah hati, Marta dan Maria, Perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang, Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai, dan lain-lain.
Pandangan mengenai kejadian ketiga injil sinoptik, seperti yang disajikan di atas, menghormati serta menggunakan keterangan-keterangam yang disampaikan oleh tradisi dengan hanya memerincikannya lebih jauh. Tetapi tak mungkin lagi menentukan dengan tegas tanggal dituliskannya masing-masing injil. Dan tradisi tidak memberikan petunjuk tegas mengenai masalah itu. Mengingat jangka waktu yang perlu untuk perkembangan tradisi lisan boleh diduga bahwa penggubahan injil paling dahulu dan baru kemudian penggubahan Kumpulan Pelengkap, mungkin terlaksana antara tahun 40 dan 50. Waktu ini bahkan pasti, seandainya dapat dibuktikan bahwa surat-surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika yang ditulis sekitar tahun 51/52 menggunakan wejangan Yesus mengenai akhir zaman yang tercantum dalam injil pertama. Markus tentunya mengarang injilnya menjelang akhir hidup Petrus (begitu dikatakan oleh Klemens dari Aleksandria) atau beberapa waktu setelah Petrus mati (begitu dikatakan oleh Irenus) Kalau demikian maka injil kedua harus dikarang sekitar tahun 64, atau paling sedikit sebelum tahun 70, sebab rupanya Mrk belum tahu tentang kemusnahan Yerusalem. Karya Mat (Yunani) dan Luk menyusul Mrk. Tetapi sukar ditentukan waktu lebih lanjut. Injil Lukas mendahului Kisah Para Rasul, Kis 1:1, tetapi waktu Kis juga kurang pasti (bdk Pengantar Kis) dan tidak memberi pegangan yang kokoh-kuat. Hanya baik Mat maupun Luk kiranya tidak tahu tentang kemusnahan Yerusalem (bahkan Luk 19:42-44; 21:20-24 tidak, sebab di sini hanya dipakai cara bicara yang lazim pada para nabi). Tetapi boleh jadi kedua injil itu mendiamkan kemusnahan Yerusalem itu untuk memberi kesan tua dan karena mau menghormati sumber-sumbernya. Kalau demikian maka waktu dituliskannya kedua injil itu boleh ditunda sampai sekitar tahun 80. Tetapi boleh jadi juga bahwa kedua penginjil itu benar-benar tidak tahu-menahu tentang kejadian itu, sehingga karya mereka harus ditempatkan sebelum tahun 70.
Tetapi bagaimanapun juga, asal-usul rasuli, entah secara langsung entah secara tak langsung, dan caranya ketiga injil sinoptik terbentuk menjamin nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historisnya, lagi pula memungkinkan menentukan bagaimana "nilai historis" itu perlu dipahami. Oleh karena berasal dari perwataan lisan yang berawal pada permulaan jemaat purba, maka ketiga injil itu berdasarkan jaminan yang diberikan oleh orang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan segalanya. Sudah barang tentu baik para rasul maupun pewarta injil lain tidak pernah bermaksud menceritakan "sejarah", sebagaimana istilah itu dipahami oleh ahli ilmu sejarah. Maksud mereka bukan maksud profan melainkan teologis. Mereka berbicara untuk mengajak orang bertobat, untuk membina, menanamkan iman dalam hati dan meneranginya atau untuk membela kepercayaan Kristen terhadap para lawan. Tetapi mereka berbuat demikian berdasarkan kesaksian benar yang dapat dikontrol, sebagaimana dituntut baik oleh ketulusan hati nurani mereka sendiri maupun oleh usaha mereka supaya tidak memberi peluang pihak lawan untuk menyerang. Para penggubah injil yang kemudian mengumpulkan kesaksian-kesaksian para pewarta injil itu berbuat demikian dengan obyektivitas jujur yang sungguh menghormati sumber-sumbernya. Ini cukup terbukti oleh kesederhanaan dan ciri usia tua karya-karya mereka, di mana tidak banyak terdapat perkembangan ajaran Kristen di zaman kemudian, misalnya dari perkembangan teologi Paulus; dan sama sekali tidak terdapat dalam ketiga injil sinoptik cerita-cerita yang merupakan buah daya khayal belaka yang kurang masuk akal, sebagaimana banyak terdapat dalam injil-injil apokrip. Walaupun ketiga injil Sinoptik bukan buku "ilmu sejarah" namun maksudnya ialah memberitakan apa yang sungguh-sungguh terjadi.
Namun demikian ciri historis semacam itu belum juga berarti bahwa segala kejadian dan semua perkataan yang dipaparkan berupan sebuah laporan atau rekaman tepat mengenai apa yang dikatakan atau apa yang terjadi. Ketepatan semacam itu tidak boleh diharapkan seperti yang terjadi pada setiap kesaksian manusiawi, apa lagi kalau kesaksian itu disampaikan dari mulut ke mulut. Dan kenyataan injil sendiripun mengingatkan bahwa pendekatan semacam itu tidak tepat. Sebab kita lihat dalam injil-injil sinoptik bahwa cerita atau perkataan yang sama disampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Dan apa yang harus dikatakan tentang masing-masing bagian, lebih lagi harus ditekankan sehubungan dengan urutan dan susunan kejadian dan perkataan dalam masing-masing injil. Urutan itu jelas berbeda dalam masing-masing injil, dan begitupun dapat dinantikan mengingat bagaimana injil-injil itu disusun. Unsur-unsurnya mula-mula diceritakan tersendiri, kemudian lama-kelamaan dikumpulkan dan dikelompokkan, didekatkan satu sama lain, atau dilepaskan yang satu dari yang lain atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang lebih memperhatikan logika dan sistematik dari pada urutan waktu. Harus diterima bahwa banyak kejadian dan perkataan dalam injil-injil sudah dilepaskan dari tempat di mana atau dikatakan terjadi dan dari rangka waktu aslinya. Salah benar orang yang secara harafiah mengartikan kata penghubung dan ungkapan seperti : kemudian, selanjutnya, lalu, pada waktu itu, dan sebagainya. Tetapi kesemuanya itu tidak merugikan sedikitpun kewibawaan kitab-kitab yang diinspirasikan itu bagi kepercayaan Kristen. Kalau ternyata Roh kudus tidak mendorong ketiga juru-bicaranya itu menjadi sejiwa dan sehati bahkan seragam dalam hal-hal terperinci, maka sebabnya ialah : Roh Kudus tidak menganggap penting bagi kepercayaan, bahwa ada keseragaman materiil semacam itu. Bahkan Roh Kudus menghendaki perbedaan-perbedaan dalam kesaksian. Heraklitus mengatakan : "Kesepakatan diam-diam lebih bernilai dari kesepakatan jelas". Sebuah kejadian yang disampaikan kepada kita melalui tradisi-tradisi yang berbeda-beda dan malah tidak berkesesuaian satu sama lain (misalnya tradisi- tradisi mengenai penampakan-penampakan Yesus yang dibangkitkan dari alam maut) pada pokoknya mendapat suatu isi dan keteguhan yang tidak dapat diberikan oleh berita-berita yang seluruhnya sama bunyinya, tetapi hanya berupa pemberitahuan dan laporan belaka. Dan kalau perbedaan dalam kesaksian tidak hanya disebabkan oleh nasib yang dialami setiap kesaksian, karena disampaikan dari mulut ke mulut, tetapi juga oleh perubahan-perubahan yang disengaja, maka hal inipun masih membawa manfaat juga. Tidak boleh diragukan, bahwa para penggubah injil dengan sengaja menyajikan berita-beritanya dengan cara yang berlain-lainan. Dan sebelum penggubah injil, tradisi lisan sudah menyampaikan bahannya sambil menafsirkannya dan menyesuaikannya dengan keperluan-keperluan kepercayaan Kristen yang hidup dan yang justru diteruskan oleh para penginjil. Tetapi turun tangan jemaat Kristen dalam bentuk tradisinya terjadi di bawah bimbingan mereka yang bertanggung-jawab. Dan hal itu tak perlu membingungkan kita, tetapi sebaliknya sangat menguntungkan kita. Sebab jemaat itu tidak lain kecuali Gereja dan orang-orang yang bertanggung-jawab tersebut merupakan "wewenang mengajar" yang pertama. Roh Kudus yang pada waktunya menginspirasikan para penginjil sudah mengetuai segenap karya pengolahan yang mendahului injil tertulis. Roh itu membimbing pengolahan itu sesuai dengan perkembangan kepercayaan dan Iapun menjamin hasil pengolahan itu dengan karunia "tidak dapat sesat", yang tidak mengenai kejadian-kejadian sebagai kejadian belaka, tetapi berita rohani yang terkandunt dalam kejadian. Dengan jalan itu Roh Kudus menyediakan makanan yang dapat dinikmati oleh kaum beriman. Dan Roh Kuduslah yang memberi kepada ketiga penginjil Sinoptik suatu karunia khusus untuk menyajikan kabar yang sama dengan cara yang merupakan milik khas masing-masing penginjil.
Injil Karangan Matius
Cahaya iman tersebut dan garis-garis besar Mrk mudah diketemukan kembali dalam injil karangan Matius. Tetapi tekanannya berbeda. Rangka Mat berlainan dari rangka Mrk dan lebih berbelit-belit. Ada lima "buku" kecil yang susul- menyusul; masing-masing terdiri atas sebuah wejangan yang didahului dan disiapkan dengan beberapa kejadian yang dipilih dengan tepat. Bersama dengan kisah masa muda Yesus dan kisah sengsara kebangkitan kelima "buku" tersebut menjadi suatu keseluruhan seimbang yang terbagi menjadi tujuh bagian. Boleh jadi kerangka susunan tersebut berasal dari injil Matius dalam bahasa Aram, sebagaimana juga masih terdapat dalam Mrk. Bagaimanapun juga kerangka itu tampil jelas dalam Mat Yunani dengan lebih lengkap menyajikan pengajaran Yesus dengan menekankan "Kerajaan Sorga" sebagai pokok utama, Mat 4:17+. Injil Mat itu boleh dikatakan sebuah "drama" tujuh bab mengenai kedatangan Kerajaan Sorga :
1) persiapannya dalam Mesias yang masih kanak-kanak, 1-;
2) pemakluman rencana Kerajaan Sorga kepada rakyat dan murid dalam "khotbah di Bukit", 3-7;
3) pewartaan Kerajaan itu oleh para utusan yang sama seperti Yesus mengerjakan mujizat-mujizat sebagai "tanda-tanda" yang meneguhkan perkataan mereka; sebuah wejangan khusus memberikan kepada para utusan itu petunjuk-petunjuk sehubungan dengan perutusan mereka, yaitu "Wejangan Perutusan", 8-1;
4) Kerajaan Sorga tidak dapat tidak menghadapi hambatan-hambatan dari pihak manusia, sesuai dengan tata laksana dalam kerendahan dan persembunyian yang dikehendaki Allah, sebagaimana diutarakan dalam "Wejangan Perumpamaan- perumpamaan", Mat 11:1-13:52;
5) permulaan Kerajaan Sorga dalam sekelompok murid yang dikepalai oleh Petrus dan yang merupakan pangkal Gereja yang tata tertibnya dibentangkan dalam "Wejangan perihal Jemaat" Mat 13:53-18:35;
6) kemelut yang menyiapkan kedatangan Kerajaan Sorga yang depinitip; kemelut itu ditimbulkan oleh perlawanan yang semakin sengit dari pihak para pemimpin Yahudi dan dinubuatkan dalam "Wejangan tentang akhir zaman". 19-2;
7) Kedatangan Kerajaan Sorga melalui sengsara dan kemenangan ialah Sengsara dan Kebangkitan Yesus, 26-28.
Kerajaan Allah (= Sorga yang harus menegakkan Pemerintahan yang berdaulat di tengah-tengah manusia yang akhirnya mengakui Allah sebagai Raja, mengabdi dan mencintaiNya itu, sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Maka Matius yang menulis di tengah-tengah orang Yahudi dan Yesus serta karyaNya Kitab Suci digenapi. Pada tiap-tiap titik balik injilnya, Matius mengutip Perjanjian Lama dengan maksud memperlihatkan bahwa Hukum Taurat dan para Nabi digenapi, artinya: tidak hanya dilaksanakan, tetapi juga dibawa ke kesempurnaan yang memahkotai dan melampauinya. Mat mengutip Perjanjian Lama sehubungan dengan Yesus sendiri untuk menyatakanNya sebagai keturunan Daud, Mat 1:1-17, yang lahir dari seorang perawan, Mat 1:23, di kota Betlehem Mat 2:6; hendak menggaris bawahi tinggalNya di negeri Mesir dan menetapkanNya di kota Kapernaum, Mat 4:14-16, serta masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mat 21:5, 16. Mat juga mengutip Kitab Suci sehubungan dengan karya Yesus : mujizat-mujizatNya dengan menyembuhkan orang sakit, Mat 11:4-5, pengajaranNya mengenai "penggenapan" hukum Taurat, Mat 5:17 yang terdiri atas peningkatan hukum Taurat, Mat 5:21-48; 19:3-9; 16:21. Tetapi Mat tidak kurang menonjolkan bahwa perendahan diri Yesus dan kegagalan karyaNya juga menggenapi Kitab Suci pula : pembunuhan atas kanak-kanak di Betlehem, Mat 2:17 dst, masa muda Yesus yang bersembunyi di Nazaret, Mat 2:23, kelembutan hati Sang Hamba yang berbelaskasih, Mat 12:17-21; bdk Mat 8:17; 11:29; 12:7; murid-murid yang meninggalkanNya, Mat 26:31, pengkhitanan demi sejumlah uang yang menertawan, Mat 27:9- 10, penahan Yesus, Mat 26:54, penguburanNya untuk jangka waktu tiga hari, Mat 12:40. Kesemuanya itu sesuai dengan rencana Allah sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Demikianpun halnya dengan ketidak-percayaan orang Yahudi. Mat 13:13-15, yang lekat pada adat istiadat manusiawi, Mat 15:7-9, dan yang hanya dapat diberi pengajaran pengajaran rahasia berupa perumpamaan, Mat 13:14-15, 35; semuanya dinubuatkan dalam Kitab Suci. Tentu saja injil-injil sinoptik lainpun menggunakan Kitab Suci sebagai pembuktian, tetapi kiranya diambil dari Mat Aram, sedangkan Mat Yunani menonjolkan dan mengembangkan pembuktian alkitabiah itu begitu rupa sehingga menjadi ciri khas injilnya. Bersama dengan susunan sistematik justru ciri alkitabiah tersebut menjadikan karya Matius sebuah "Piagam" tata penyelamatan baru yang menggenapi rencana Allah melalui Kristus : Yesus adalah Anak Allah, hal mana lebih ditekankan oleh Mat dari pada oleh Mrk, 14:33; 16:16; 22:2; 27:40, 43; pengajaranNya merupakan Hukum Baru yang menggenapi yang lama; Gereja yang dilandaskanNya atas Petrus, sedangkan Ia sendiri menjadi batu sendinya yang telah dibuang oleh para pembangun, Mat 21:42, tidaklah lain dari jemaat Mesias yang melanjutkan Jemaat Perjanjian Lama sementara memperluas jemaat lama sampai merangkum bangsa manusia seluruhnya, oleh karena Allah telah mengizinkan bahwa mereka yang pertama dipanggil ditolak, Mat 23:34-38; bdk Mat 10:5-6, 23; 15:24, dengan maksud membuka jalan penyelamatan bagi sekalian bangsa, Mat 8:11-12; 21:33-46; 22:1-10; bdk 12:18, 21; 28:19. Dapat dipahami mengapa injil Mat yang lebih lengkap, lebih baik tersusun dan ditulis dalam bahasa yang lebih baik dari bahasa Mrk, walaupun kurang sedap itu, oleh Gereja semula disambut dengan lebih baik dan dipergunakan dengan lebih leluasa dari pada kedua injil sinoptik lain.
Ende: Matius (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan ...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN MATEUS
KATA PENGANTAR
Tentang pengarang Indjil ini
Karangan Indjil ini sedjak semula terkenal sebagai jang pertama, dan sebagai tertulis oleh Rasul Mateus. Terdapat kutipan-kutipan dari padanja sudah dalam abad pertama, misalnja dalam buku ketjil peladjaran agama jang berdjudul "Didache", dalam surat Bapa Sutji Klemens dari Roma kepada umat Korintus, dan didalam surat-surat termashur Ignatius Martir, uskup Antiochia.
Mengenai pribadi dan riwajat hidup Mateus kita tahu sedikit sadja. Satu-satunja peristiwa tentangnja didalam Kitab Kudus, ialah peristiwa panggilannja, jang ditjeritakan olehnja sendiri dalam 9:9-13, oleh Markus dalam karangan Indjilnja 2:13-17 dan oleh Lukas dalam 5:27-32. Selain itu hanja disebut namanja dalam daftar nama semua rasul. Didalam tjeritera panggilannja ia sendiri menjebut dirinja Mateus, sedangkan Markus dan Lukas menamakannja Levi. Diduga bahwa nama aslinja Levi dan kemudian sebagai rasul ia disebut Mateus.
Dari ketiga tjeritera tersebut kita ketahui, bahwa bapanja Alfeus, dan sebelum dipanggil oleh Jesus ia seorang pemungut bea di Kafarnaum, agaknja sebagai pegawai Herodes. Dalam daftar nama segala rasul (10:5) ia menamakan dirinja ,Mateus, pemungut bea". Djulukan itu bukan gelaran kehormatan, melainkan sebaliknja pangkat pemungut bea sangat dipandang hina oleh orang Jahudi jang "saleh". Mereka digolongkan pada kaum pendosa dan terasa tak halal bergaul agak erat dengan mereka, misalnja makan semedja dengan mereka. Itu antara lain kita batja dalam Mt. 9:11; Mk. 2:16; Lk. 5:30. Dan memang ada alasan untuk bersikap demikian terhadap mereka. Sebab rupanja kebanjakan mereka tidak djudjur, memperkaja dirinja dengan menuntut bea lebih banjak dari pada jang ditentukan dengan resmi. Mengenai hal itu baik batjalah amanat Joanes Pemandi kepada mereka dalam Lk. 3:12-13. Rupanja Zacheuspun, dalam berita Lk. 19:3-10, termasuk golongan jang kurang djudjur itu, sebelum ia bertemu dengan Jesus. Perhatikanlah chususnja ajat Lk. 19:8. Tetapi orang Jahudi chususnja kaum parisi jang menganggap dirinja golongan jang paling saleh, terlalu menjamaratakan. Bahwa ada banjak pemungut bea, jang djudjur dan luhur hati sudah njata sekali dalam tjatatan Mk. 2:15, bahwa sedjumlah besar pemungut bea dan "orang berdosa" turut makan bersama dengan Jesus sebab banjak dari antara mereka sudah mengikuti Jesus. Tentu sadja Mateuspun termasuk golongan ini dan sebab itu sudah mengenal Jesus dan Jesus mengenal dia, sebelum ia dipanggil mendjadi rasul. Dan bahwa ia tidak lekat pada barang duniawi, dan benar-benar menaruh tuntutan pertama untuk masuk kedalam Keradjaan Allah, jaitu roh kemiskinan, terang sekali sebab ia segera bangun meninggalkan segalanja dan mengikuti Jesus. Dan bukan sedikit jang ditinggalkannja, jaitu pangkat jang ringan pekerdjaannja dan banjak penghasilannja, djuga kalau dilakukan dengan djudjur, dan lagipun ia tentu tjukup kaja, sebab mampu mengadakan suatu perdjamuan "besar" (Lk. 5:29) bagi Jesus dan para pengiringnja dan sedjumlah besar undangan-undangan lain lagi.
Tentang hidup Mateus sesudah Pentekosta kita tahu sedikit dari riwajat lisan jang dapat dipertjajai. Menurut itu ia mengadjar dahulu di Palestina dan disinipun menulis Indjilnja, lalu pergi menjebarkan Indjil kepada bangsa-bangsa bukan Jahudi. Seorang murid rasul-rasul bemama Papias telah menulis kira-kira dalam tahun 125, bahwa Mateus telah mengumpulkan setjara teratur "sabda-sabda" Jesus, dalam bahasa lbrani (Aramea), dan Esebius, seorang penulis sedjarah Geredja jang terkemuka, menulis sekitar tahun 300, bahwa Mateus pertama-tama mengadjar orang sebangsanja di Palestina, dan sebelum meninggalkan mereka untuk mengadjar bangsa-bangsa lain, ia mewariskan kepada mereka, sebagai pengganti kehadirannja sendiri, karangan Indjil tertulis dalam bahasa nenek-mojang mereka.
Karangan asli dalam bahasa Aramea itu diduga ada tertulis antara tahun 40 dan 50, dan 10 atau 20 tahun kemudian, sudah diterdjemahkan kedalam bahasa Junani. Menurut Papias beberapa "orang lain menterdjemahkannja, masing-masing sekedar kemampuannja". Djadi waktu Papias sudah ada beberapa terdjemahan, jang agak berbeda satu sama lain. Satu dari terdjemahan-terdjemahan itu kemudian diterima dengan resmi oleh Geredja purba, sebagai karangan Mateus dan sebagai termasuk Kitab Kudus. Menurut keterangan Geredja agak resmi, terdjemahan ini dalam keseluruhannja, jaitu mengenai isinja tjotjok dengan aslinja, demikian rupa sehingga Mateus harus dinamakan pengarangnja. Menurut Papias, Mateus telah mengumpulkan "logia-logia" Jesus. "Logia" itu biasa diterdjemahkan dengan "sabda", tetapi sekurang-kurangnia dewasa itu, arti kata itu lebih luas, sehingga perbuatan-perbuatan dan peristiwa-peristiwa hidup Jesus termasuk padanja djuga.
Rupa-rupanja penterdjemah agak erat mengikuti teks asli, tetapi ada sardjana jang berpendapat atau menduga, bahwa ia sana-sini mengubah susunan asli dan menambah pula bahan dari sumber-sumber jang lain. Soal-soal ilmiah itu tidak mengenai hakekat Indjil dan tidak penting bagi kita. Bagi kita tjukup kepastian, bahwa seluruh karangan Indjil jang kita punjai dalam Kitab Kudus, terdjamin kebenarannja sebagai wahju Allah dan diilham oleh Roh Kudus, oleh djabatan Geredja jang resmi.
Mengenai bahasa dan gaja bahasa, penterdjemah bekerdja dengan sangat bebas. Itu terang sebab bahasanja Junani murni sekali dan rapih teratur menurut tatabahasa Junani. Gaja-bahasapun pada umumnja tidak berbeda dengan jang lazim dewasa itu pada orang Junani. Bahasanja sederhana, tetapi barus dikatakan elok djuga.
Namun demikian masih terdapat bekas-bekas karangan asli berbabasa Aramea djuga, seperti istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan Aramea jang tidak diterdjemahkan, lain jang diterangkan artinja dalam bahasa Junani, lain pula jang diterdjemahkan kata-demi-kata, sehingga tetap bertjorak bahasa Jahudi. Hal-hal itu mengesankan, bahwa karangan asli berbahasa Aramea benar. Tetapi jang lebih djelas membuktikan, sepandjang karangan, bahwa pengarang asli sungguh-sungguh seorang Jahudi tulen jang hidup di Palestina, ialah pengetahuannja jang teliti dan luas tentang keadaan dan suasana hidup ditanah itu. Itu misalnja mengenai hal-hal ilmu-bumi, tjorak-tjorak alam, kehidupan keagamaan dan kemasjarakatan, adat-istiadat, partai-partai dan masalah-masalah politik. Pun tentang hal-hal keuangan, dan dalam itu kita barangkali melihat seorang bekas pemungut bea.
Tentang susunan karangan
Tidak seorangpun dari pengarang-pengarang Indjil bermaksud menulis suatu buku sedjarah atau riwajat hidup Jesus. Mateus kurang lagi dari pada pengarang- pengarang jang lain. Ia memang mulai dengan kelahiran Jesus dan mengachirinja dengan wafat dan kebangkitan Jesus, tetapi selain dalam garis besar itu, ia sedikit sekali mengindahkan urutan waktu dalam menjusun pengadjaran-pengadjaran Jesus atau peristiwa-peristiwa jang ditjeritakannja. Njatalah rentjananja menulis satu buku peladjaran agama jang djelas dan mengesankan, tentu sadja sebagai ringkasan pengadjarannja sehari-hari bagi umat. Sebab itu ia mengumpulkan sabda-sabda dan adjaran-adjaran Jesus, jang agak sama isi dan tudjuannja, sehingga mendjadi satu pengadjaran (chotbah) agak pandjang. Demikian misalnja dalam 4:12-7:29; 13: 1-58;19:1-20:34.
Tak lain sikapnja terhadap mukdjizat-mukdjizat atau peristiwa-peristiwa jang lain. la menghubung dengan memandang isi dan tudjuannja. Ia mengindahkan hanja adjaran jang terkandung didalamnja dan sebab itu tjeritera-tjeriteranja pada umumnja ringkas sadja dengan menondjolkan intinja berupa adjaran itu. Haruslah kita perhatikan tjara bekerdja Mateus itu, supaja djangan kita ragu-ragu atau keliru, kalau kita menemukan bahwa tempat dan waktu peristiwa-peristiwa jang diriwajatkan Mateus tidak tjotjok dengan karangan-karangan Indjil lain. Demikian pula harus diperhatikan, bahwa kata-kata penghubung waktu, seperti misalnja "lalu", "kemudian", pada hari (masa) itu" sebenarnja tidak dimaksudkan sebagai penghubung waktu, melainkan merupakan "awal kata" sadja, jaitu unsur gaja bahasa primitip jang tidak berarti, seperti umpamanja dalam bahasa kita dahulu "arkian", "sebermula" dan lain-lain.
Tudjuan karangan Mateus
Telah ditundjuk, bahwa susunan karangan Mateus kurang bersifat sedjarah. Tetapi dalam satu hal ia lebih berwudjud sedjarah dari karangan-karangan lain, jaitu dalam menundjukkan lebih tegas, bahwa Perdjandjian Baru adalah landjutan langsung dan wadjar dari Perdjandjian Lama, malah penjelesaiannja dan bahwa kedua-duanja merupakan satu sedjarah atau djalan penjelamatan manusia, menurut rentjana Allah dari kekal.
Tudjuan chusus pula, dan boleh dikatakan jang utama seluruh karangan, ialah membuktikan, bahwa "Jesus dari Nazaret" benar-benar Mesias jang dinubuatkan sifat-sifat 2dan nasibnja dalam nubuat-nubuat para nabi. la membuktikan itu dengan kutipan-kutipan dari Kitab Kudus sendiri. Sebab itu kita bertemu dengan begitu banjak kutipan-kutipan dari Perdjandjian Lama. Itu tentu pertama-tama bagi umat-umat sendiri, untuk mejakinkan dan menginsjafkan mereka lebih tegas, guna meneguhkan imannja dan menabahkan hatinja terhadap serangan-serangan dari pihak kaum sebangsanja jang belum pertjaja. Mereka terus-menerus, diperolok- olokkan Jahudi kolot itu, diumpat-umpat malah dikutuk seolah-olah mereka telah murtad dari Allah. Tetapi disamping itu Mateus mengharap lagi dengan tulisannja dapat mejakinkan orang-orang baik jang belum sampai pertjaja dan bertobat pula, ataupun tjalon-tjalon jang masih beladjar.
Ada satu persoalan lagi, jang sudah sewadjarnja dan tentu sadja tidak sedikit mengganggu pemikiran dan ketenteraman hati umat muda, maupun tjalon-tjalon jang hendak masuk dan orang-orang lain jang berminat pula, jakni bagaimana mungkin, djustru kalangan-kalangan atasan dan jang tjendekia, seperti para ahli taurat, lagipun orang-orang parisi jang terkenal sebagai golongan jang paling saleh, tidak mengenal Jesus sebagai Mesias, malah bulat menolaknja. Bergandengan pula dengan itu, bagaimana boleh dibiarkan oleh Allah, bahwa kaum Israel, kaum terpilih jang dalam keseluruhannja diberi djandji akan mewarisi Keradjaan Mesias tidak menerimanja. Mateus memberi djawaban jang terang sepandjang seluruh karangan. Inti djawaban itu jakni: nasib mereka adalah akibat kesalahan mereka sendiri. Allah sudah dari kekal mengetahui ketegaran hati mereka, telah menjatakannja dalam nubuat-nubuat para nabi, dan memperhitungkannja dalam rentjana penjelamatan manusia. Mateus selandjutnja menggambarkan pokok dan perkembangan sikap para pemimpin dengan djelas dengan mentjeritakan peristiwa- peristiwa pertemuan mereka dengan Jesus. Pokoknja ialah iri hati mereka terhadap Jesus, sebagaimana segera djuga kentara bagi Pilatus (27:18). Dan dalam segala pertemuan tampak senjata-njatanja, betapa tinggi menondjol keunggulan sikap, keagungan djiwa dan keluhuran hati Jesus diatas kepitjikan, kelemahan dan ketakdjudjuran kaum ahli taurat dan parisi. Setiap kali mereka datang bersoal dengannja, mentjobainja, hendak menangkapnja dalam perkataannja atau menuduhnja, merekalah jang kalah semata-mata didepan orang jang hadir. Malah setjara njata pula mereka setjara moril kalah sama sekali didalam pemeriksaan mahkamah agung dan didepan Pilatus, djuga sepandjang sengsara dan dalam kematian Jesus, achirnja dengan sepenuhnja dalam kebangkitan Jesus, hal mana merekapun tidak dapat menjangkalnja dalam hati mereka. Ingatlah 28:11-15. Kekalahan-kekalahan bertubi-tubi itu, sedangkan "seluruh rakjat mengikuti Jesus", tak boleh tidak mesti menjebabkan iri hati semakin mendjelma mendjadi kebentjian, jang achirnja menghebat sampai mereka mata gelap belaka.
Tetapi selain iri hati, kebentjian dan penolakan terhadap Jesus berpokok lebih dalam lagi, jaitu dalam pertentangan tjita-tjita mereka dengan tjita-tjita Keradjaan Allah jang diandjurkan Jesus. Mereka tidak dapat menerima seorang Mesias jang tidak berminat politik terhadap pendjadjahan Romawi dan tidak pertama-tama berdjandji mendirikan keradjaan David jang baru, jang makmur dan djaja atas segala keradjaan. Sebaliknja Ia menuntut roh kemiskinan, kerendahan hati, penjangkalan diri dan kerelaan memikul salib sebagai dasar keradjaannja.
Dalam 5:20 Jesus telah memperingatkan: Djikalau kebenaranmu tidak melebihi kebenaran para ahli taurat dan orang parisi, kamu tidak akan masuk kedalam Keradjaan Surga. Kemudian Ia berkali-kali dengan setegas-tegasnja membuka kedok kemunafikan dan keburukan hati mereka. la terpaksa, supaja rakjat djelata insjaf dan djangan pertjaja serta mengikuti mereka. Mateus mengumpulkan beberapa utjapan Jesus jang tegas dan agak keras terhadap mereka dalam bab 23 karangannja. Tetapi, betapapun pentingnja menondjolkan apa jang dipaparkan diatas, untuk meneguhkan iman dan menabahkan hati umat muda bangsa Jahudi itu, namun atjara pokok dan tudjuan utama karangan Mateus djauh lebih luas dan umum, jaitu memperkenalkan Jesus seutuh-utuhnja dan merekamkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Jesus sedalam-dalamnja dalam hati umat Jahudi itu, tetapi oleh penjelenggaraan Roh Kudus, kedalam hati seluruh umat manusia untuk segala abad. Tetapi atjara-atjara dan tudjuan-tudjuan jang dibitjarakan diatas itu sebenarnja merupakan unsur-unsur penting atjara pokok dan tudjuan utama tersebut, sebab baik kepribadian Jesus sendiri, maupun kebenaran dan keluhuran adjaran dan tjita-tjita Keradjaan Allah, djustru makin menjolok dalam perlawanannja dengan salah-paham dan sikap buruk para penentang.
Tetapi untuk mendapat gambaran jang lebih utuh, perlu banjak segi-segi lain lagi disoroti. Indjil harus ditulis demikian lengkap, sehingga mendjadi tjermin segenap kebenaran dan pedoman hidup bagi semua orang menghantar mereka kepada keselamatan abadi. Untuk itu Mateus mengumpulkan adjaran-adjaran Jesus, jang diutjapkannja dimuka orang banjak dan kepada murid-murid tersendiri, dalam bentuk utjapan pendek (amsal), perumpamaan atau chotbah. Tetapi pada bentuk pengadjaran Jesus jang paling njata pula, ialah Jesus sendiri, seluruh kepribadian dan kehidupannja. Apa jang diadjarkannja, dilakukannja sendiri dengan sempurna, mendjadi tjontoh dan penundjuk djalan, bagaimana dapat dan harus kitapun mewudjudkan adjaran-adjaran dan tjita-tjita Indjil pada diri kita dan disekeliling kita dalam hidup kemasjarakatan dan keagamaan. Untuk itu Mateus mentjeritakan sadja peristiwa-peristiwa hidup Jesus dan perbuatan-perbuatannja. Pertama-tama untuk menjatakan bahwa Jesus benar-benar Mesias, Putera Allah jang Mahatinggi, penuh berkekuasaan Ilahi, guna membangunkan kepertjajaan jang teguh dan pasti. Dan bagi siapa sadja jang pertjaja dan selandjutnja dengan luhur hati membatja dan merenungkan Indjil, dalam tiap-tiap kalimat, Jesus menondjol sebagai manusia utama, sempurna dalam segala-galanja sehingga mempesona dan menimbulkan hasrat untuk sekedar menjamai kesempurnaan itu. Jesus menondjol sebagai satu-satunja terang dunia sedjati (Jo. 1:5 dan 9;8:12; 12:46) jang tak pernah menjembunjikan diri, melainkan menjinari semua manusia jang hendak mendekatiNja dalam membatja Kitab Kudus, supaja mereka "melihat perbuatan- perbuatannja jang baik dan memuliakan BapaNja jang ada disurga" (Mt. 5:16). Djuga supaja kita memuliakanNja, terlebih dengan mengikuti djedjak Jesus, dalam tjita-tjitaNja serba rohani-abadi, dalam tjintanja tak terhingga kepada BapaNja dan dalam tjinta-kasihNja jang mesra dan kuat kepada semua manusia, sampai mengurbankan Dirinja semata-mata, mengikuti djedjak Jesus djuga sampai berani berkurban, menjangkal diri dan tetap turut memanggul salib kita.
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Matius: Ceramah Zaitun Sang Raja 25:1-46
Pelbagai Perumpamaan-Nya Tentang Akhir Zaman
Ceramah Zaitun," yang berawal di pasal 24, berlanjut dala...
Matius: Ceramah Zaitun Sang Raja 25:1-46
Pelbagai Perumpamaan-Nya Tentang Akhir Zaman
Ceramah Zaitun," yang berawal di pasal 24, berlanjut dalam pasal ini.
Dengan masih bicara kepada murid-murid-Nya, Yesus menyampaikan tambahan tiga perumpamaan tentang akhir zaman: perumpamaan sepuluh gadis (25:1-13), perumpamaan talenta (25:14-30), dan perumpamaan domba dan kambing (25:31-46). Perumpamaan terakhir ini sering disebut "Adegan Penghakiman Terakhir." Semua tiga perumpamaan itu menekankan pentingnya membuat persiapan yang memadai bagi kedatangan Kristus yang kedua. Ketiga perumpamaan itu juga hanya terdapat dalam Injil Matius.
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Tiga Perumpamaan Penghakiman (Matius 25)
Sebuah pelajaran dapat dikembangkan dengan meringkas pasal itu dengan tiga hal berikut ini: (1) Bijaksanalah...
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Perumpamaan Sepuluh Gadis (Matius 25:1-13)
Yesus adalah Guru ulung. Kisah tentang gadis yang bijaksana dan yang bodoh, seperti semua perumpamaan Yesu...
Perumpamaan Sepuluh Gadis (Matius 25:1-13)
Yesus adalah Guru ulung. Kisah tentang gadis yang bijaksana dan yang bodoh, seperti semua perumpamaan Yesus, punya pesan nyata bagi kehidupan dan punya maksud yang penuh arti.
Pertama, perumpamaan itu mengajarkan kita bahwa kita harus siap (25:8). Pokok pikiran utama dalam teks itu adalah "waspada," atau "berjaga-jaga" (KJV). Ini melibatkan pemikiran sebelumnya untuk masa depan.
Pokok pikiran lain dalam perumpamaan ini adalah bahwa kita tidak bisa meminjam beberapa hal dalam kehidupan (25:9). Hubungan yang tepat dengan Allah tidak dapat diwariskan atau dipinjam; kita harus mengembangkan sendiri hubungan itu. Gadis-gadis yang bijaksana itu harus jangan disalahkan karena menolak untuk membagi minyak mereka dengan gadis-gadis yang bodoh. Penalaran mereka dalam hal ini adalah baik.
Ide terakhir yang ditemukan dalam teks itu adalah bahwa, sekali hilang, beberapa hal tidak dapat diperoleh kembali (25:10-13). Peluang mungkin datang lebih dari sekali, namun pada titik tertentu ia datang untuk terakhir kalinya. Kita harus jangan membiarkan kesempatan kita hilang.
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Tugas Orang Kristen (Matius 25:1-13)
Kadang-kadang, Yesus membandingkan diri-Nya dengan mempelai laki-laki (9:15; 25:1; Yoh. 3:29). Jika kita memanda...
Tugas Orang Kristen (Matius 25:1-13)
Kadang-kadang, Yesus membandingkan diri-Nya dengan mempelai laki-laki (9:15; 25:1; Yoh. 3:29). Jika kita memandang diri kita sebagai pembantu-Nya, tugas apakah yang diamanatkan kepada kita untuk dilakukan sambil kita menantikan kedatangan-Nya? Mari kita mengidentifikasi tugas kita dan menggenapinya dengan kasih, ketaatan, dan kesetiaan.
Amanat Yesus kepada orang Kristen adalah amanat yang utama. Tidak ada yang bisa menyamai atau melampaui amanat itu. Sebagaimana Ia menyurahkan nyawa dan darah-Nya untuk mendatangkan Injil, kita juga harus menyerahkan diri kita kepada penyebaran injil itu. Yesus melakukan kebajikan, tapi itu bukan tujuan utama misi-Nya. Ia datang "untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang" (Luk. 19:10).
Amanat Yesus kepada orang Kristen adalah amanat yang praktis. Firman-Nya menguraikan bagaimana Ia ingin kita melaksanakan Amanat Agung itu. Kita harus (1) menginjili "semua bangsa" (28:19), (2) mendidik para mualaf baru dengan "ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang [Yesus] telah perintahkan" (28:20), dan (3) memperlengkapi para pemimpin untuk setiap jemaat umat Tuhan. Kisah Para Rasul tidak bicara apa-apa tentang bangunan gereja atau pengkhotbah lokal yang digaji, tetapi kitab itu memang bicara tentang menetapkan penatua-penatua di setiap gereja (Kisah 14:23), memperkuat "Timotius" (lihat Kisah 16:1-3), dan mengutus para misionaris (Kisah 13: 1-3).
Amanat Yesus kepada orang Kristen adalah salah amanat yang sempurna. Tidak ada orang yang bisa membuatnya lebih baik. Rencana Yesus bagi gereja-Nya adalah sempurna ketika Ia memberikannya, dan rencana itu akan sempurna bagi para pengikut-Nya sepanjang zaman Kristen. Amanat Agung Yesus berisi semua hal yang diperlukan oleh misionaris mana saja, setidaknya dalam bentuk benih. Mari kita melanjutkan misi yang Yesus sudah mulai dan diteruskan kepada kita. Jika kita menerapkan rencana-Nya, Ia akan memberi peningkatan kepada kata-kata dan perbuatan kita.
Amanat Yesus kepada orang Kristen adalah amanat yang kekal. Rencana-Nya sudah disiapkan untuk segenap waktu dunia yang tersisa. Yesus berkata, "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (28:20). Sampai Ia datang kembali, marilah kita melanjutkan pekerjaan-Nya menyebarkan injil, mengasuh para mualaf, dan memperlengkapi para pengikut yang setia untuk bergabung dalam pekerjaan terhebat di dunia ini.
Eddie cloer
TFTWMS: Matius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Leon Morris, The Gospel according to Matthew, Pillar Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1992), 620.
...
Catatan Akhir:
- 1 Leon Morris, The Gospel according to Matthew, Pillar Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1992), 620.
- 2 Beberapa naskah kuno menambahkan "dan mempelai wanita," tapi ini lebih mempersulit gambaran itu. Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, 2d ed. (Stuttgart: German Bible Society, 1994), 52-53.
- 3 J. W. McGarvey, The New Testament Commentary, vol. 1, Matthew and Mark (N.p., 1875; reprint, Delight, Ark.: Gospel Light Publishing Co., n.d.), 215.
- 4 Lihat Robert H. Gundry, Matthew: A Commentary on His Literary and Theological Art (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 498; Robert H. Mounce, Matthew, New International Biblical Commentary (Peabody, Mass.: Hendrickson Publishers, 1991), 233.
- 5 John Lightfoot, A Commentary on the New Testament from the Talmud and Hebraica: Matthew-1 Corinthians, vol. 2, Matthew -Mark (Oxford University Press, 1859; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker, 1979), 322.
- 6 Jack P. Lewis, The Gospel According to Matthew, Part 2, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1976), 133.
- 7 Gundry, 499.
- 8 Mounce, 233.
- 9 Donald A. Hagner, Matthew 14-28, Word Biblical Commentary, vol. 33B (Dallas: Word Books, 1995), 729.
- 10 W. F. Albright and C. S. Mann, Matthew, The Anchor Bible (Garden City, N.Y.: Doubleday & Co., 1971), 302.
- 11 Michael J. Wilkins, "Matthew," in Zondervan Illustrated Bible Backgrounds Commentary, vol. 1, Matthew, Mark, Luke, ed. Clinton E. Arnold (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 2002), 155.
- 12 McGarvey, 217.
- 13 Sebaliknya, nilai satu "mina" adalah seratus dinar. Satu mina dihargai 1/60 talenta. (Lihat Lewis, 135.)
- 14 Douglas R. A. Hare, Matthew, Interpretation (Louisville: John Knox Press, 1993), 286.
- 15 Alkitab KJV dan NKJV melekatkan "dengan segera" (atau "langsung ") kepada perjalanan tuan rumah itu, tetapi terjemahan modern biasanya meletakkannya dengan kegiatan investasi hamba yang pertama.
- 16 Talmud Baba Metzia 42a.
- 17 Lihat Mishnah Baba Kamma 9.2; 10.5; Baba Metzia 6.3.
- 18 Gundry, 508.
- 19 Merlin W. Call, "Bank; Banking," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1979), 1:409.
- 20 Lewis, 136.
- 21 Hagner, 736.
- 22 David Hill, The Gospel of Matthew, The New Century Bible Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1972), 329.
- 23 Morris, 632.
- 24 Perumpamaan-perumpamaan ini mencakup perumpamaan dua anak laki-laki yang disuruh bekerja di kebun anggur ayah mereka (21:28-32), pemilik tanah dan kebun anggur (21:33-41), pernikahan putra raja (22:1-14), sepuluh gadis (25:1-13), talenta (25:14-30), dan gembala memisahkan domba dan kambing (25:31-46).
- 25 Untuk adegan penghakiman yang paralel, lihat Wahyu 20:11-15.
- 26 Lihat 1 Henokh 62,1-16; 69,27-29.
- 27 Premilenialisme Dispensasi secara salah mengajarkan bahwa pengangkatan dan kedatangan yang kedua adalah dua peristiwa yang terpisah.
- 28 Lihat Warren W. Wiersbe, Be Loyal (Wheaton, Ill.: Victor Books, SP Publications, 1980), 184-85.
- 29 "Bangsa-bangsa" itu juga mencakup semua orang dalam Amanat Agung (28:19; lihat Mrk. 16:15).
- 30 William Hendriksen, New Testament Commentary: Exposition of the Gospel According to Matthew (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1973), 886.
- 31 Wilkins, 157.
- 32 Hill, 331; Mounce, 235.
- 33 Lewis, 140.
- 34 Ungkapan "dunia dijadikan" muncul beberapa kali dalam Perjanjian Baru untuk mengacukan penciptaan (13:35; Luk. 11:50; Yoh. 17:24; Efe. 1:4; Ibr. 4:3; 9:26; 1 Pet. 1:20; Why. 13:8; 17:8). Beberapa acuan ini juga melibatkan rencana kekal Allah untuk menyelamatkan manusia melalui pengorbanan Yesus Kristus.
- 35 Yesus berulang kali menekankan hubungan antara ketaatan dan upah yang positif (7:21-27; 12:36, 37; Yoh. 12:47, 48).
- 36 Jika dosa seseorang ditutupi oleh darah Kristus, ia tidak akan memiliki dosa untuk diadili.
- 37 Hagner, 746-47.
- 38 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick W. Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 208.
- 39 Lihate Mishnah Abodah Zarah 2.1.
- 40 Ralph Earle, "Inn; Lodge; Lodging Place," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 2:826.
- 41 David Stewart, A Commentary on Philippians (Searcy, Ark.: Stewart Publications, 2006), 81.
- 42 Untuk informasi lebih lanjut, lihat Stewart, 80-82.
- 43 James Burton Coffman, Commentary on the Gospel of Matthew (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1968), 410. See Acts 9:4, 5; 1 Cor. 8:12.
- 44 C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph H. Thayer (Edinburgh: T. & T. Clark, 1901; reprint, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977), 20.
- 45 Hare, 288.
- 46 A. T. Robertson, Word Pictures in the New Testament, vol. 1, The Gospel According to Matthew-The Gospel According to Mark (Nashville: Broadman Press, 1930), 201-2.
- 47 Lihat Mat. 19:16, 29; Mrk. 10:17, 30; Luk. 10:25; 18:18, 30; Yoh. 3:15, 16, 36; 4:14, 36; 5:24, 39; 6:27, 40, 54, 68; 10:28; 12:25, 50; 17:2, 3; Kisah 13:46, 48; Rom. 2:7; 5:21; 6:22, 23; Gal. 6:8; 1 Tim. 1:16; 6:12; Tit. 1:2; 3:7; 1 Yoh. 1:2; 2:25; 3:15; 5:11, 13, 20; Yudas 21.
- 48 Disadur dari khotbah oleh W. A. Bradfield, yang mengajar di Freed-Hardeman University, Henderson, Tennessee, dan berkhotbah sebagai penginjil selama bertahun-tahun.
Pengarang: Sellers Crain
Hak Cipta © 2013 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) "Berjalah-jagalah" (Matius 25:13)
Seandainya Yesus sudah memberitahu kita dengan tepat kapan Ia datang lagi, siapakah yang tidak akan siap?...
"Berjalah-jagalah" (Matius 25:13)
Seandainya Yesus sudah memberitahu kita dengan tepat kapan Ia datang lagi, siapakah yang tidak akan siap? Berapa banyakkah orang yang akan mencoba untuk menjalani kehidupan yang penuh dosa sampai beberapa saat sebelum kedatangan-Nya dan kemudian mengubah gaya hidup mereka sebelum Ia datang kembali? Karena kita tidak tahu kapan Yesus akan datang, maka kita harus selalu siap sedia. Dalam kata-kata Yesus, kita harus "berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya [kita] jangan jatuh ke dalam pencobaan " (26:41). Apakah ini berarti bahwa kita harus duduk diam, menunggu dan memandangi langit untuk kedatangan Tuhan? Yesus tahu bahwa beberapa orang mungkin melakukan itu. Untuk menghindari hal ini terjadi, Ia menyajikan perumpamaan talenta.
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Perumpamaan Talenta (Matius 25:14-30)
Perumpamaan talenta menjelaskan salah pengertian tentang kedatangan kembali Tuhan. Beberapa orang Kristen mula-...
Perumpamaan Talenta (Matius 25:14-30)
Perumpamaan talenta menjelaskan salah pengertian tentang kedatangan kembali Tuhan. Beberapa orang Kristen mula-mula tampaknya percaya bahwa Tuhan akan datang kembali tidak lama setelah Ia naik ke sorga. Mereka berhenti bekerja dan tidak lagi mengurusi masalah kehidupan ini untuk menghabiskan waktu mereka dalam doa yang terus-menerus, belajar, dan meditasi. Perumpamaan talenta menunjukkan sikap ini sebagai tidak benar.
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) "TalenTa" Hari Ini (Matius 25:14-30)
Istilah "talenta" akhirnya berarti "kemampuan, keterampilan, atau karunia." "...
"TalenTa" Hari Ini (Matius 25:14-30)
Istilah "talenta" akhirnya berarti "kemampuan, keterampilan, atau karunia." "Kemampuan" yang seseorang miliki berkaitan dengan kebugaran alami dan kepribadiannya. Kita mungkin punya kemampuan bermusik, bakat mekanik, atau kemahiran matematika. Allah tahu bahwa kita semua tidak memiliki potensi yang sama, karena Ia membuat kita semua berbeda (lihat 1 Kor. 12:12-31). Setiap hamba menerima sesuatu yang berbeda, tapi tidak ada yang tidak menerima sesuatu. Tidak ada anggota kerajaan Allah yang tidak punya talenta. Masing-masing dari kita harus menemukan talentanya sendiri dan menggunakannya—kalau tidak, ia bisa kehilangan talenta itu.
Pemberian uang dalam perumpamaan itu tidak ada hubungannya dengan tingkat kehormatan, kepercayaan, atau kasih yang tuan itu miliki untuk hamba-hamba ini. Itu hanya ada hubungannya dengan kemampuan masing-masing hamba itu. Apakah tuan itu lebih mempercayai dua hambanya yang pertama dibandingkan dengan hambanya yang ketiga? Tidak, ia mempercayai kemampuan mereka sepenuhnya, dan ia memberi masing-masing hamba itu tanggung jawab yang bisa ia tangani. Allah tidak menuntut kita untuk sama-sama sukses, tetapi Ia memang mengharapkan kita semua setia.
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Adegan Penghakiman (Matius 25:31-46)
Pertimbangkanlah adegan hari penghakiman: (1) Hakim teragung yang memimpin akan berada di sana (25:31); (2) keru...
Adegan Penghakiman (Matius 25:31-46)
Pertimbangkanlah adegan hari penghakiman: (1) Hakim teragung yang memimpin akan berada di sana (25:31); (2) kerumunan orang terbanyak yang berhimpun akan berada di sana (25:32); (3) kitab teragung yang pernah ditulis akan dibuka (Wahyu 20:12); (4) pemisahan terbesar yang pernah dibuat akan terjadi (25:32, 33); dan (5) vonis terbesar yang pernah diberikan akan dikeluarkan (25:34, 41 , 46).48
Pertemuan Akbar Keagamaan Yang Tidak Seorangpun Akan Absen (25:31-46)
Orang bisa menemukan banyak alasan untuk tidak menghadiri kebaktian. Namun tidak ada alasan yang akan diterima untuk absen dari pertemuan besar keagamaan yang digambarkan dalam Matius 25:31-46 (lihat Yoh. 12:48; Rom. 14:12;. 2 Kor. 5:10). Semua orang yang pernah hidup di bumi akan hadir.
Yesus akan duduk di atas takhta-Nya yang mulia, dikelilingi oleh para malaikat (25:31). Semua bangsa akan dikumpulkan di sana (25:32). Raja itu akan memimpin sebagai hakim, memisahkan domba dari kambing (25:31-33).
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Hidup kekal atau Hukuman Kekal (Matius 25:34, 41, 46)
Adegan penghakiman yang ditemukan dalam perumpamaan domba dan kambing hanya menghasilkan dua ke...
Hidup kekal atau Hukuman Kekal (Matius 25:34, 41, 46)
Adegan penghakiman yang ditemukan dalam perumpamaan domba dan kambing hanya menghasilkan dua kemungkinan: hidup kekal atau hukuman kekal. Tidak ada jalan tengah atau pilihan ketiga (seperti halnya api penyucian).
Hidup kekal digambarkan sebagai hadiah bagi orang benar (domba) yang patuh melayani Raja. Mereka benar-benar "diberkati" oleh Bapa. Sebagai ahli waris, mereka "mewarisi" kerajaan sorgawi yang telah dipersiapkan untuk mereka sejak permulaan waktu. Mereka memiliki persekutuan yang sempurna dengan Kristus dan Allah.
Hukuman kekal adalah nasib orang fasik (kambing) yang tidak mematuhi Raja. Ketimbang "diberkati," mereka malah "dikutuk." Alih-alih menikmati persekutuan dengan Kristus, mereka malah diusir dari hadirat-Nya. Mereka dijauhkan dari Allah dan dari semua yang baik. Bagian mereka adalah api kekal, yang melambangkan penderitaan dan kesakitan tanpa akhir. Hubungan mereka adalah dengan setan, para malaikatnya, dan semua yang jahat.
David Stewart
TFTWMS: Matius (Pendahuluan Kitab) Menolong Orang Lain (Matius 25:40)
Dalam perumpamaan domba dan kambing, Yesus menekankan tentang menolong orang lain dalam tubuh Kristus ("sala...
Menolong Orang Lain (Matius 25:40)
Dalam perumpamaan domba dan kambing, Yesus menekankan tentang menolong orang lain dalam tubuh Kristus ("salah seorang dari saudara-Ku"). Kebajikan seperti itu tampak jelas di antara umat Kristen mula-mula di Yerusalem. Oleh sebab kemurahan hati mereka yang berlimpah-limpah, "tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka" (Kisah 4:34).
Meski kita harus mendahulukan kepentingan sesama kita orang Kristen, hal ini tidak menghilangkan tanggung jawab kita untuk menolong orang-orang di luar Kristus. Paulus menulis, "Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman"(Gal. 6:10, penekanan ditambahkan). Melayani kebutuhan jasmani orang non-Kristen bisa membuka jalan untuk membantu mereka secara rohani.
David Stewart
BIS: Matius (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja
Penyelamat yang dijanjikan
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH MATIUS
PENGANTAR
Buku Matius menyampaikan kepada kita Kabar Baik bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah. Melalui Yesus itulah Allah menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia.
Buku Matius ini disusun secara teratur; mulai dengan kelahiran Yesus, kemudian mengenai baptisan dan godaan yang dialami-Nya, lalu mengenai karya-Nya di Galilea. Di situ Ia berkhotbah, mengajar dan menyembuhkan orang. Setelah itu buku ini mengisahkan perjalanan Yesus dari Galilea ke Yerusalem, dan apa yang terjadi dengan Yesus dalam minggu terakhir hidup-Nya di dunia ini yang memuncak pada kematian dan kebangkitan-Nya.
Salah satu hal yang dititikberatkan oleh Matius ialah bahwa Yesus adalah Guru yang besar, yang mengajar bahwa Allah memerintah sebagai Raja. Yesus juga mempunyai wibawa untuk menjelaskan arti dari Hukum Allah. Kebanyakan dari ajaran-ajaran Yesus itu dikelompokkan menurut pokok-pokoknya. Ada lima kelompok:
- (1) Khotbah di Bukit yang menyangkut sikap, kewajiban, hak-hak, dan tujuan hidup para anggota umat Allah (pasal 5-7 Mat 5:1-7:28);
- (2) petunjuk-petunjuk kepada kedua belas pengikut Yesus untuk melaksanakan tugas (pasal 10 Mat 10:1-42);
- (3) perumpamaan-perumpamaan tentang keadaan waktu Allah memerintah sebagai Raja (pasal 13 Mat 13:1-58);
- (4) ajaran mengenai makna menjadi pengikut Yesus (pasal 18 Mat 18:1-35); dan
- (5) ajaran tentang akhir zaman dan tentang kedatangan Anak Manusia (pasal 24-25 Mat 24:1-25:46).
Isi
- Daftar asal-usul Yesus Kristus dan kelahiran-Nya
Mat 1:1-2:23 - Pekerjaan Yohanes Pembaptis
Mat 3:1-12 - Baptisan dan godaan terhadap Yesus
Mat 3:13-4:11 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat Galilea
Mat 4:12-18:35 - Dari Galilea ke Yerusalem
Mat 19:1-20:34 - Minggu terakhir di Yerusalem dan sekitarnya
Mat 21:1-27:66 - Kebangkitan Yesus dan penampakan diri-Nya
Mat 28:1-20
Ajaran: Matius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti,
bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanji
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Matius orang-orang Kristen mengerti, bahwa Yesus Kristus adalah Mesias, Juruselamat, Raja yang dijanjikan, yang diutus Allah sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Matius.
Tahun : Sekitar tahun 61 sesudah Masehi.
Penerima : Orang-orang Kristen keturunan Yahudi, (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus).
Isi Kitab: Injil Matius terdiri dari 28 pasal. Menyatakan bahwa Yesus orang Nazaret sungguhlah Mesias (Juruselamat), Raja yang dijanjikan, sebagai penggenapan nubuatan para nabi dalam Kitab Perjanjian Lama.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Matius
Pasal 1-4 (Mat 1:1-4:1).
Raja (Juruselamat) yang dinantikan sudah datang
Bagian ini memaparkan keturunan Yesus, dari Abraham, Ishak, dan Yakub, dengan maksud untuk menunjukkan, bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat (Raja) yang diutus Allah sebagai penggenap nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 2:1-2, 11-12. Kalau kedatanga Tuhan Yesus disambut dengan persembahan-persembahan, apakah yang tela saudara persembahkan kepada-Nya?
- Buka dan bacalah pasal Mat 4:1-11. Berapa lamakah Tuhan Yesus berpuasa? Tuhan Yesus dicobai. Siapakah yang menang dalam pencobaan ini? Tuhan Yesus menang dalam pencobaan. Itu berart Tuhan Yesus sanggup menolong saudara dalam pencobaan kalau saudara menerima Dia sebagai Raja dalam hidup.
Pasal 4-25 (Mat 4:12-25:46).
Raja (Juruselamat) itu memberikan ajaran-ajaran
Bagian ini berisikan ajaran-ajaran dasar yang menjadi ciri hidup kerajaan-Nya. Dan juga Yesus menunjukkan kuasa-Nya atas alam semesta, atas penyakit-penyakit melalui mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 5:1-12. Siapakah yang memiliki kebahagiaan?
- Buka dan bacalah pasal Mat 7:24. Apakah yang menjadi dasar kehidupan yang kuat bag setiap pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 11:25-30. Apakah yang akan saudara dapati, kalau mau datang pada Yesu Sang Raja?
- Buka dan bacalah pasal Mat 16:24. Apakah yang menjadi syarat bagi pengikut Yesus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 24:24-25. Tuhan Yesus menyatakan, bahwa setelah Ia kembali ke sorga, akan datan Juruselamat yang palsu, karena hanya Yesuslah Juruselamat yang asli. Saudara mau yang mana, yang asli atau yang palsu?
Pasal 26-27 (Mat 26:1-27:66).
Raja (Juruselamat) mengorbankan dirinya untuk keselamatan umat-Nya
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 26:26-28. Bagian ini menjelaskan, sebelum Raja itu mengorbankan diri-Nya, I terlebih dahulu mengajak murid-murid-Nya untuk mengadakan perjamua suci. Hal ini merupakan lambang daripada pengorbanan-Nya di kay salib. Dan Ia mengamanatkan agar perjamuan yang serupa dilakukan ole murid-murid-Nya, setelah kenaikan-Nya kesorga. Perjamuan ini disebu Perjamuan Kudus. Ini berarti setiap orang yang percaya pada Yesus harus mengikuti upacara Perjamuan Kudus tersebut. _Tanyakan_: Apakah arti Perjamuan Kudus?
- Buka dan bacalah pasal Mat 27:54. Apakah pengakuan dari komandan prajurit Roma tentang Yesus? Bagaimanakah pendapat saudara, siapakah Yesus?
Pasal 28 (Mat 28:1-20).
Raja (Juruselamat) itu memperlihatkan kemenangannya atas segala kuasa di dunia dan di sorga
Bagian ini menjelaskan, bagaimana Raja yang mengorbankan diri-Nya itu berkuasa atas segala kuasa kematian karena Dialah yang mempunyai segala kuasa baik di sorga maupun di dunia.
Pendalaman
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:1-10. Bagian ini menjelaskan bahwa Yesus bangkit persis seperti apa yan telah Ia katakan tentang diri-Nya. Siapakah yang menggulingkan bat penutup kuburan, dan memberitakan tentang kebangkitan Yesus? Jad berita kebangkitan Yesus, diterima pertama kali dari manusia atau dar malaikat Allah? Kalau begitu siapakah yang lebih saudara percayai?
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:11-15. Berita bohong tentang Yesus tidak bangkit dari kematian itu, dibua oleh manusia. Jadi siapa yang percaya kepada berita itu, berart percaya kepada berita bohong dari manusia dan menjadi pengiku pembohong.
- Buka dan bacalah pasal Mat 28:16-20. Menurut ayat 18 (Mat 28:18) apakah yang diberikan kepada Yesus? Menurut ayat 19 (Mat 28:19) Raja yang naik ke sorga memberikan Amanat Agung aga murid-murid-Nya pergi ke seluruh dunia, untuk menjadika semua bangsa murid-murid-Nya. Amanat Agung ini berlak untuk semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Apakah saudara sudah pernah bersaksi tentang Yesus Kristu kepada orang lain? Pada ayat 20, (Mat 28:20) janji apakah yang diberikan-Nya?
II. Kesimpulan
Melalui Injil Matius, jelaslah bahwa Yesus Kristus adalah Raja yang kekal, Juruselamat dan Penebus dosa yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Yesus Kristus adalah Raja dari segala raja, karena Dialah yang mempunyai segala kuasa, baik di sorga maupun di atas bumi.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Injil Matius?
- Apakah isi singkat Injil Matius?
- Bagaimanakah Yesus membuktikan, bahwa Ia adalah raja da Juruselamat yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama?
Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) MENGAPA INJIL INI DITULIS.Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan P
MENGAPA INJIL INI DITULIS.
Matius mempunyai beberapa alasan yang jelas mengapa ia menulis Injil ini:
1. Untuk menunjukkan hubungan antara Yesus dengan Perjanjian Lama.
2. Untuk mencatat ajaran Kristus yang diberikan secara luas pada para murid-Nya.
3. Untuk menjelaskan sikap apa yang diharapkan Kristus dari murid-murid-Nya.
4. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sejumlah anggota gereja, misalnya mengenai kehidupan masa muda Yesus dan kedatangan-Nya kembali.
5. Untuk menjelaskan tentang cara mengelola Gereja.
PENULISNYA.
Tidak ada pernyataan dalam Injil ini bahwa Matiuslah penulisnya, tetapi tradisi mula-mula menegaskan demikian. Sedikit saja yang kita ketahui tentang Matius, karena ia hanya disebut dalam Mat 9:9 dan Mat 10:3, yaitu bahwa ia seorang pemungut cukai yang dipanggil secara pribadi oleh Yesus. Namanya berarti "anugerah dari Tuhan". Dalam Injil lain ia dipanggil Lewi (Mar 2:14).
PEMBACA INJIL MATIUS.
Hal-hal yang diperhatikan dalam Injil Matius memberi petunjuk bahwa sebagian besar pembacanya adalah orang Yahudi. Sebagian besar dari mereka mungkin sudah menjadi Kristen, tetapi Matius boleh jadi menulis Injil ini untuk meyakinkan orang Yahudi lainnya bahwa Yesus adalah Mesias yang sudah lama dinanti-nantikan oleh bangsa Yahudi.
Namun demikian, ia sama sekali tidak mengabaikan orang-orang bukan Yahudi dan mungkin juga ia menulis dengan tujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan mereka tentang kepercayaan mereka yang bersumber dari kepercayaan Yahudi.
KAPAN INJIL INI DITULIS?
Kita tidak dapat memastikan kapan Injil Matius ditulis. Mungkin Injil ini ditulis setelah Markus menulis Injilnya, karena isinya mirip dengan Injil Markus. Tetapi, Injil ini juga bukan yang terakhir, karena masalah-masalah sehubungan dengan orang-orang Kristen Yahudi yang diperhatikannya berangsur berkurang. Diperkirakan waktunya adalah antara tahun 50 dan 90.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Injil Matius sangat teratur. Bagian-bagian tentang ajaran Yesus disisipkan di antara penjelasan-penjelasan tentang kegiatan-kegiatan-Nya.
2. Karena ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias Yahudi, ia sering mengutip dari Perjanjian Lama. Ada 65 ayat dalam Matius yang mengacu ke Perjanjian Lama.
3. Matius bicara tentang Kerajaan Surga (33 kali) cocok dengan latar belakangnya sebagai orang Yahudi, sementara Injil-Injil lain bicara tentang Kerajaan Allah.
4. Dari keempat Injil, hanya Matius sendiri yang berbicara mengenai gereja. Ia menulis sebagai seorang gembala yang menangani berbagai masalah dan pertanyaan.
Pesan
1. Yesus adalah Mesias.o Dia berasal dari keturunan Yahudi Mat 1:1-17
o Dia menggenapi nubuatan Perjanjian Lama, misalnya Mat 1:23; 2:6, 18, 23; 4:15, 16 dll.
o Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Mat 1:21
o Dia pertama-tama datang kepada bangsa Israel. Mat 15:24
o Dia melukiskan sikap-Nya terhadap Perjanjian Lama. Mat 5:17-48
o Dia menantang pemimpin-pemimpin agama yang menyesatkan umat Allah. Mat 16:5-12; 23:1-36.
o Dia kelak akan bertindak sebagai hakim. Mat 25:31-46
2. Yesus berbicara mengenai suatu kerajaan.
o Dia menjelaskan apa sebenarnya Kerajaan Allah itu: bukan suatu tempat, tetapi
Allah secara aktif memerintah dunia ini. Mat 9:35
o Dia sendiri adalah Raja. Mat 2:2, 16:28
o Dia memberitahukan persyaratan revolusioner untuk dapat masuk ke dalamnya.
Mat 5:3,10,20; 7:21; 19:14,23,24
o Kerajaan-Nya sudah hadir saat ini. Mat 12:28
o Kerajaan-Nya yang sempurna masih akan datang. Mat 16:28
o Pertumbuhan Kerajaan-Nya itu pasti, walaupun tersembunyi. Mat 3:1-23
o Kerajaan Allah layak mendapat prioritas utama manusia. Mat 6:33; 13:44-46
3. Yesus menggarisbawahi hukum Taurat.
o Dia memperkuat hukum Taurat. Mat 5:17-48
o Dia merangkum hukum Taurat. Mat 22:37-40
o Dia menafsirkan hukum Taurat. Mat 23:23
4. Yesus mengutus gereja-Nya.
o Menjadi suatu masyarakat yang bermoral tinggi. Mat 5:20
o Menjadi suatu masyarakat yang berdisiplin. Mat 18:15-18
o Menjadi suatu masyarakat yang bersedia mengampuni. Mat 18:21-22
o Menjadi suatu masyarakat yang berdoa. Mat 18:19-20
o Menjadi suatu masyarakat yang bersaksi. Mat 28:19-20
Penerapan
Berita dalam Injil Matius dapat diterapkan pada dua golongan kelompok utama:
1. Kepada orang yang belum percaya.o Orang Yahudi yang belum percaya: Injil ini menunjukkan bahwa Yesus adalah
Mesias yang telah lama mereka nantikan. Kedatangan-Nya sudah dipersiapkan
dengan saksama di sepanjang sejarah dan kini keselamatan tersedia melalui Dia.
o Bangsa bukan Yahudi yang belum percaya: pembebasan dari dosa dan segala
akibatnya juga berlaku bagi orang bukan Yahudi.
Yesus adalah Juruselamat seluruh umat manusia. Dia menyambut siapa saja yang
menyatakan iman mereka kepada-Nya.
2. Kepada orang-orang Kristen.
o Injil ini akan memperlengkapi Anda dengan ajaran dasar yang penting mengenai
kehidupan dan ucapan-ucapan Yesus.
o Injil ini akan menunjukkan kepada Anda nilai Perjanjian Lama.
o Injil ini akan menunjukkan perlunya hidup sesuai dengan hukum yang baru dan
mencapai standar moral yang tinggi.
o Injil ini juga akan memperlihatkan kepada Anda bagaimana harus hidup dengan
sesama Kristen.
o Injil ini akan mendorong Anda untuk ikut ambil bagian dalam tugas misi ke
seluruh dunia.
o Injil ini akan membangkitkan pengharapan Anda akan kedatangan Yesus kembali.
Tema-tema Kunci
Matius menekankan beberapa tema tertentu. Selidikilah berulang kali catatan-catatan berikut ini dan pakailah konkordansi agar mendapatkan referensi lain yang terkait untuk mempelajari secara lebih mendalam.
1. Allah adalah Bapa surgawi kita. Inilah sebutan bagi Allah yang paling disenangi oleh Matius: Mat 5:16,45,48; 6:1,9; 7:11,21; 10:32,33; 12:50; 16:17; 18:10,14,19.
2. Berbagai gambaran mengenai Yesus. Yesus disebut Anak Daud (Mat 1:1), Juruselamat (Mat 1:21), Raja Orang Yahudi (Mat 2:2), Orang Nazaret (Mat 2:23). Sebutan apalagi bagi Yesus yang dapat Anda temukan? 3. Kutipan-kutipan dari Perjanjian Lama. Matius sering mengatakan 'haI itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi' (Mat 2:15) atau kalimat-kalimat serupa. Carilah referensi lain dan periksalah apa yang mereka ajarkan tentang Yesus.
4. Ajaran Yesus. Lima kali Matius mengatakan 'setelah Yesus mengakhiri perkataan ini' (Mat 7:28; 11:1; 13:53; 19:1; 26:1). Setiap pernyataan itu ditulis pada akhir sekumpulan ajaran Yesus. Buatlah ringkasan dari tiap-tiap 'khotbah' itu. 5. Perumpamaan-perumpamaan Yesus. Yesus mengajar murid-murid-Nya dengan memakai perumpamaan. Tetapi ingatlah, tidak semua orang dapat mengerti makna perumpamaan-perumpamaan itu (Mat 13:10-17). Beberapa perumpamaan terdapat dalam: Mat 7:24-27; 13:3-52; 18:23-35; 20:1-16; 22:1- 14; 25:1-30. Buatlah ringkasan mengenai apa yang diajarkan dalam perumpamaan-perumpamaan di atas dan dalam perumpamaan lain.
6. Mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus. Matius mencatat banyak mukjizat kesembuhan dan mukjizat-mukjizat lain yang dibuat oleh Yesus untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan atas ciptaan. Dua puluh mukjizat dicatat dalam Injil ini: Mat 8:1-17,23-34; 9:1-8, 18-33; 12:10-13,22; 14:15-33; 15:21-39; 17:14-21; 20:29-34; 21 :18-22. Daftarkanlah semua mukjizat itu dan tulislah dalam satu kalimat tentang apa yang dinyatakan mengenai Yesus dalam tiap-tiap mukjizat.
7. Kerajaan Surga Ungkapan ini menyarikan inti yang penting dalam ajaran Yesus. Pakailah konkordansi untuk mengetahui di mana Yesus mengatakannya dan bayangkan apa yang sebenarnya ingin dikatakan oleh Yesus tentang Kerajaan Surga ini.
Garis Besar Intisari: Matius (Pendahuluan Kitab) [1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17Silsilah keluarga Yesus
Mat 1:18-25Kelahiran Yesus
Mat 2:1-23Kunjungan orang Majus
Mat 3:1-17Pela
[1] KEDATANGAN MESIAS Mat 1:1-4:25
Mat 1:1-17 | Silsilah keluarga Yesus |
Mat 1:18-25 | Kelahiran Yesus |
Mat 2:1-23 | Kunjungan orang Majus |
Mat 3:1-17 | Pelayanan Yohanes Pembaptis |
Mat 4:1-11 | Pencobaan terhadap Yesus |
Mat 4:12-25 | Yesus mulai berkhotbah |
[2] KHOTBAH DI BUKIT Mat 5:1-7:29
Mat 5:1-12 | Ucapan bahagia |
Mat 5:13-16 | Garam dan terang |
Mat 5:17-48 | Sikap Yesus terhadap hukum Taurat |
Mat 6:1-7:29 | Yesus mendorong kehidupan agama yang benar |
[3] KHOTBAH TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 8:1-9:38
Mat 8:1-17 | Yesus berkhotbah melalui penyembuhan |
Mat 8:18-22 | Yesus berbicara tentang kemuridan |
Mat 8:23-9:8 | Yesus memperlihatkan kuasa-Nya |
Mat 9:9-13 | Yesus memanggil Matius |
Mat 9:14-17 | Yesus berbicara tentang puasa |
Mat 9:18-38 | Yesus menyembuhkan lagi |
[4] MISI DARI DUA BELAS RASUL Mat 10:1-42
Mat 10:1-15 | Tugas mereka |
Mat 10:16-42 | Masa depan mereka |
[5] TANGGAPAN ORANG BANYAK Mat 11:1-12:50
Mat 11:1-19 | Pertanyaan-pertanyaan Yohanes |
Mat 11:20-30 | Ketidakacuhan orang banyak |
Mat 12:1-50 | Pertentangan dari orang Farisi |
[6] PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN TENTANG KERAJAAN SURGA Mat 13:1-58
[7] PENYATAAN TUHAN YESUS Mat 14:1-17:27
Mat 14:1-12 | Kematian Yohanes Pembaptis |
Mat 14:13-36 | Tuhan atas semesta alam |
Mat 15:1-20 | Sikap Yesus terhadap tradisi |
Mat 15:21-16:4 | Mukjizat dibuat dan dijelaskan |
Mat 16:5-12 | Peringatan terhadap para pemimpin agama |
Mat 16:13-28 | Pengakuan Petrus |
Mat 17:1-13 | Yesus dimuliakan |
Mat 17:14-27 | Kembali ke dunia yang berdosa |
[8] GAYA HIDUP GEREJA Mat 18:1-35
[9] JALAN MENUJU SALIB Mat 19:1-20:34
Mat 19:1-12 | Ajaran yang Yesus berikan |
Mat 19:13-30 | Orang yang Yesus temui |
Mat 20:1-16 | Perumpamaan yang Yesus ceritakan |
Mat 20:17-28 | Penderitaan yang Yesus nubuatkan |
Mat 20:29-34 | Penyembuhan yang Yesus lakukan |
[10] SAAT DI YERUSALEM Mat 21:1-23:39
Mat 21:1-11 | Masuk kota dengan penuh kemenangan |
Mat 21:12-27 | Di Bait Allah |
Mat 21:28-22:46 | Perumpamaan dan pertanyaan |
Mat 23:1-39 | Kecaman Yesus |
[11] KEADAAN MASA DEPAN Mat 24:1-25:46
[12] PUNCAK MISI KRISTUS Mat 26:1-28:20
Mat 26:1-35 | Peristiwa-peristiwa sebelum Getsemani |
Mat 26:36-27:31 | Penangkapan dan penghakiman atas Kristus |
Mat 27:32-66 | Penyaliban |
Mat 28:1-20 | Kebangkitan dan sesudah itu |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi